Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Isu PMK Bikin Harga Sapi & Kambing Idul Adha Naik, Harga Sapi di Solo Raya Bisa Naik Rp 2 Juta/Ekor

Pedagang sapi kurban di Boyolali sedang pusing tujuh keliling. Ancaman wabah PMK jelang Idul Adha membuat kesulitan menambah pasokan

TribunSolo.com/Tri Widodo
Penampakan sapi kurban di Kandang Berkah Sapi Qurban, Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Kamis (2/6/2022)  

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Pedagang sapi kurban di Boyolali sedang pusing tujuh keliling.

Ancaman wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) jelang Idul Adha membuat kesulitan menambah pasokan sapi lagi.

Purnomo, yang berjualan di Kandang Berkah Sapi Qurban yang ada di Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, baru bisa memenuhi sepertiga kebutuhan stok sapi pelanggan.

Baca juga: Jeritan Peternak di Sragen Jelang Idul Adha: Harga Pakan Terus Meroket hingga Ancaman PMK

Baca juga: Nestapa Pedagang Sapi Karanganyar : Jualannya Sepi Jelang Idul Adha, Harga Anjlok Dihantam Isu PMK

Seratusan sapi yang ada di kandang itu sebagian besarnya sudah laku.

Sapi-sapi itu dia datangkan dari Madura jauh-jauh hari sebelum merebaknya PMK.

Sebelum puasa, Purnomo selaku pemilik kandang sudah mulai siap-siap mengisi kandangnya.

“Saya sebelum puasa sudah belanja kurang lebih 100 ekor sapi, jadi ya cukup tenang,” jelasnya, kepada TribunSolo.com, Kamis (2/6/2022).

Namun tahun lalu saja, dia harus memenuhi stok sebanyak 355 ekor sapi.

“Nah ini (untuk memenuhi kebutuhan kurban) masih kurang 250an ekor lagi,” ungkapnya.

Kebutuhan sapi yang masih sangat banyak itu cukup membuatnya pusing tujuh keliling.

Baca juga: Satu Sapi Terjangkit PMK di Wonogiri Mati, Diduga Mati Akibat Kembung, Langsung Dikubur

Baca juga: Pemkab Sragen Tutup Seluruh Pasar Hewan Antisipasi Penyebaran PMK, Peternak Ngaku Rugi

Bagaimana tidak, agar ibadah masyarakat lancar dia harus mencarikan lagi sapi dalam jumlah besar. Padahal, saat ini banyak pasar sapi yang tutup akibat wabah PMK.

Di sisi lain, Purnomo menilai penutupan pasar ini bukanlah solusi yang terbaik.

Menurutnya itu justru membuat ekonomi masyarakat lesu.

Padahal, hampir seluruh sapi yang ada bisa dipastikan terkena PMK.

“Ini (Sapi terpapar PMK) juga bisa sembuh kok. Kenapa harus ditutup? Harusnya bukannya ditutup, tapi pelayanan kesehatan hewannya ditambah," katanya.

Baca juga: Banyak Sapi Terpapar PMK, Mentan : Kebutuhan 1,7 Juta Ekor untuk Idul Adha Dipastikan Tak Terganggu

"Caranya dengan menambah biaya retribusi, dari Rp 5 ribu, jadi Rp 10 ribu. Yang Rp 5 ribu untuk menambah vitamin atau obat, sedangkan yang Rp 5 ribu bisa untuk petugas yang mengecek kesehatan,” ujarnya.

Sulitnya mendapatkan sapi inilah yang menjadikan harga sapi mengalami kenaikan.

Dia pun meminta masyarakat yang mau berkurban saat Idul Adha jangan kaget dengan lonjakan harga sapi hingga Rp2 juta per ekor.

Jika tahun lalu, dengan Rp13-14 juta sudah bisa dapat sapi yang siap kurban (Sesuai Syariat).

Namun saat ini, minimal harus merogoh kocek Rp15-16 juta.

"Selain itu, mahalnya harga pakan pabrikan juga berpengaruh terhadap harga jual sapi,” jelasnya.

Sementara itu, Budi yang merupakan pedagang kambing, mengaku kenaikan harga hewan kurban meliputi kambing pula dan tak hanya bagi sapi.

“Harganya naik, kambing yang bagus (Poel, besar) dulu Rp2,5 juga, jadi Rp3,2 juta,” pungkasnya.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved