Berita Solo Terbaru
Mobil Goyang, Jadi Saksi Bisu Dugaan Pencabulan Mantan Direktur PDAM Solo dengan Anak SMA
Diduga pencabulan terhadap anak SMA oleh mantan Direktur PDAM Solo TAS dilakukan di dalam mobil. Hal ini disampaikan Kapolresta Solo Kombes Pol Ade
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Bahkan, yang bersangkutan juga telah ditahan.
"Wis tak bereske dari minggu lalu, sing jelas wis tak rampungke (Sudah tak bereskan dari minggu lalu, yang jelas sudah saya selesaikan). Uwis (Sudah ditahan)," ungkapnya.
Untuk menghindari kejadian serupa, Gibran menegaskan bakal melakukan monitoring jajarannya.
"Kita monitoring terus," tegasnya.
Untuk mengisi jabatan yang kosong akibat pencopotan itu, Gibran telah menunjuk sosok sementara yakni Direktur Utama Perumda Toya Wening, Agustan.
Baca juga: Bakar Sate Massal di Ngarsopuro Solo, Libatkan Siswa SD hingga Suporter Persis Solo
Baca juga: Dugaan Pelecehan Seksual Food Selebgram di Solo, Pengacara Sebut Bisa Dilaporkan, Ini Pasalnya
"Sementara direktur utama, sambil jalan," kata Gibran.
Ditemui usai RUPS, Dirut Perumda Toya Wening, Agustan enggan berkomentar panjang terkait pencopotan yang dilakukan kepada salah satu petingginya.
Tapi Agustan tidak menampik kejadian tersebut, serta fakta yang bersangkutan telah dicopot dari jabatannya dan ditahan.
"(Sudah dicopot) Iya, (sudah ditahan) iya," kata Agustan singkat.
Kasus Pencabulan Banyak Ditemui di Wonogiri
Kasus pencabulan yang menimpa sejumlah bocah yang dilakukan pelajar SMP berhasil diungkap Kabupaten Wonogiri.
Ternyata awal mula kejadian mengerikan itu terungkap, karena korban berteriak.
Camat Sidoharjo, Sarosa, menuturkan berdasarkan laporan yang diterima dari kades setempat, perbuatan asusila pelaku berinisial IL terungkap pada pekan lalu.
Saat itu, pelaku hendak menelanjangi korban AS yang masih tinggal tak jauh dari rumahnya.
Namun aksinya gagal karena korban terbangun dan berteriak.
"Terkuaknya di situ, korban yang masih TK itu kemudian berteriak dan pelaku lari, nenek korban mendengar teriakan korban," kata dia, kepada TribunSolo.com, Senin (4/4/2022).
Camat menjelaskan, korban juga sempat mengeluh sakit di bagian alat kelamin saat sedang dimandikan oleh ibunya.
Korban pun menceritakan kejadian yang dialami.
Ibu korban yang mengetahui anaknya menjadi korban tindakan asusila kemudian melaporkan peristiwa itu ke karang taruna setempat.
Menurut Camat, pelaku saat itu kemudian dipanggil untuk klarifikasi.
Pelaku mengakui perbuatannya bahwa telah memasukkan jarinya ke alat kelamin korban.
"Mengakui kalau melakukan tindakan asusila kepada empat korban, tapi kami belum mengetahui secara pasti berapa kali itu dilakukan," jelasnya.
Baca juga: Bikin Geleng-geleng Kepala, Siswa SMP di Wonogiri Tega Cabuli 4 Anak : Dari Bocah TK hingga Adiknya
Baca juga: Presiden BEM Vokasi UNS Tanggapi Vonis 2 Tahun Terdakwa Diklatsar Menwa : Tak Puas & Sangat Kecewa
Keempat anak yang menjadi korban yakni 1, 2,3 dan 4.
Seluruhnya tinggal di satu RT dengan pelaku, bahkan ada juga korban yang tinggal bersebelahan rumah dengan pelaku.
Sementara itu, salah satu korban merupakan adik kandung pelaku berusia 3 tahun.
Adapun korban lain berusia 6 dan 9 tahun.
"Itu tidak dilakukan dalam satu waktu, sebagaian diantaranya sudah terjadi beberapa waktu lalu berdasarkan pengakuan pelaku," ujarnya.
Atas peristiwa tersebut, pihaknya mengaku sudah melakukan berbagai tindakan.
Mulai dari koordinasi dengan kades, tokoh masyarakat, dinas dan kepolisian.
Baca juga: Detik-detik Longsor Mengerikan di Jatiyoso Karanganyar, Ternyata Sejumlah Pengendara Lolos dari Maut
Baca juga: Siap-siap, Pasar Malam Ngarsopuro Solo Bakal Dihidupkan Kembali oleh Gibran, Usai 2 Tahun Mati Suri
"Ada pendampingan yang diberikan kepada korban maupun pelaku mengingat masih di bawah umur," kata Sarosa.
Tokoh masyarakat Sidoharjo, Wawan Kristanto mengatakan potensi tindakan asusila sebenarnya sudah diantisipasi oleh pemerintah.
Misalnya dengan adanya penetapan anggaran pemberdayaan, baik pemberdayaan pemuda maupun perempuan di APBDes.
Selain itu, anggota DPRD Kabupaten Wonogiri itu juga berharap seluruh pihak terkait bisa turun tangan terhadap kasus asusila terhadap anak sehingga tidak akan terulang kembali.
"Sebenarnya di desa sudah ada gerakan yang dilakukan. Tapi masih ada saja kejadian seperti ini. Mudah-mudahan bisa diantisipasi ke depannya," pungkas dia.
(*)