Berita Boyolali Terbaru
Curhatan Peternak Ayam Petelur di Boyolali : 9 Bulan Babak Belur, Harga Jual Telur Lebih Rendah
Pengurus Paguyuban Peternak Ayam Layer Boyolali, Tukinu menyebut jika harga pakan saat ini bekisar Rp 7 ribu/kg.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Kalau telur itu setiap sore terjadi perubahan harga. Entah itu naik atau turun selalu terjadi perubahan harga. Tapi tidak drastis. Paling hanya berapa ratus rupiah saja perubahannya," pungkasnya.
Rekor Tertinggi
Sepanjang sejarah harga telur ayam negeri di Boyolali, baru belakangan ini mencatatkan rekor paling tinggi.
Harga telur ayam negeri di pasaran kini tembus Rp30 ribu/kilogram (kg).
Bahkan, ada yang menjual sampai Rp 31-33/kg.
Padahal, di Boyolali bisa dibilang banyak sentra-sentra peternakan ayam layer.
Salah satu pedagang telur ayam negeri di Pasar Mangu, Ngemplak yakni Darojat menyebut, harga telur ayam negeri terus mengalami kenaikan sejak dua pekan kemarin.
Baca juga: Kagetnya Emak-emak di Kanoman Boyolali : Bangun Dini Hari, Lihat Dapur Rumah Tetangga Dilalap Api
Baca juga: Sebulan PTM Tak Ada Guru & Siswa yang Terpapar Covid-19, Ini Cara Jitu dari Disdikbud Boyolali
Harga telur yang semula Rp 23 ribu/kg, hampir setiap hari mengalami kenaikan harga.
“Naik. Kadang sehari naik Rp1.000, kadang Rp500, pernah juga Rp300. Saat ini tembus Rp 30 ribu,” kata Darojat, kepada TribunSolo.com, Kamis (25/8/2022).
Menurutnya, naiknya harga telur ini disebabkan pasokan dari peternak yang berkurang.
Dia yang semula mendapat pasokan telur dari 3 distributor, saat ini hanya dipasok oleh satu distributor saja.
Itupun dibatasi, hanya 2-3 kotak per harinya.
“Permintaan telur kan saat ini stabil. Apalagi beberapa hari lagi, pasti permintaannya meledak. Karena bulan Suro (kalender jawa) sudah selesai,” jelasnya.
Dia pun memperkirakan harga telur masih akan terus naik, seiring semakin tingginya permintaan.
Baca juga: Pedagang Sapi Dapat Angin Segar, Pasar Hewan Jelok Boyolali Bakal Dibuka
Baca juga: Nasib Sopir Truk Pasir di Jalan Jatinom-Boyolali : Dilempar Batu oleh Rombongan Pemotor, Kaca Retak
Eko, pedagang di teras, mengungkapkan hal senada.
“Kemarin saja sudah Rp31 ribu. Kemungkinan juga masih akan terus naik,” jelasnya.
Erfak, salah satu peternak, mengaku kewalahan memenuhi permintaan pasar.
Sebab, produksi telur berkurang akibat populasi ayam yang dikurangi saat puncak Pandemi Covid-19.
“Kalau dulu sebelum pandemi, sehari bisa 50 kotak. Kalau sekarang tinggal 30 kotak,” pungkasnya.
(*)