Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Tol Lingkar Timur-Selatan Masih Buram : Tak Mau Bergantung, Pemkot Siapkan BRT Rute Solo-Wonogiri PP

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah menyiapkan langkah lain bila jalan Tol Lingkar Timur-Selatan benar-benar tidak direalisasi. 

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com
Batik Solo Trans (BST) yang melayani masyarakat. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah menyiapkan langkah lain bila jalan Tol Lingkar Timur-Selatan benar-benar tidak direalisasi. 

Langkah tersebut disiapkan mengingat pertumbuhan kepadatan lalu lintas di Kota Solo menunjukkan pertumbuhan tiap tahunnya. 

Pertumbuhan sudah di kisaran 4 persen. 

Bila tidak disikapi, itu bisa membuat lalu lintas di Kota Solo stagnan saat tahun 2031. 

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, Taufiq Muhammad mengatakan pembangunan transportasi publik menjadi langkah lain yang sampai saat ini terus dilakukan Pemkot Solo

Salah satunya, upaya integrasi transportasi publik.

Itu ditunjukkan dengan segera tersedianya BRT untuk rute Solo-Wonogiri Pulang Pergi (PP).

Tersedianya rute tersebut kemungkinan akan diluncurkan tahun ini.

Itu pun sudah dikoordinasikan dengan Dishub Provinsi Jawa Tengah.

Baca juga: Cara Unik Warga Boyolali Agar Ayam Tak Masuk Rumah: Pasang Botol Isinya Air Warna Merah, Ayam Ngacir

Baca juga: Bupati Klaten Keberatan soal Tol Lingkar Timur-Selatan, Enggan Lahan Produktifnya Direnggut Tol Lagi

"Minimal kepadatan kendaraan dari luar ke Solo, dan (masyarakat yang akan ke Solo bisa beralih menggunakan) angkutan umum," katanya, Minggu (8/1/2023). 

Bila rute Solo-Wonogiri sudah diluncurkan, Pemkot Solo bukan tidak mungkin akan mengupayakan adanya BRT rute lain.

Rute ke Klaten, Boyolali, Karanganyar, atau Sragen pulang pergi bukan tidak mungkin diusahakan. 

Namun, Taufiq menyampaikan saat ini, Pemkot Solo tengah menghadapi tantangan di segi tranportasi publik. Itu berada di bus Batik Solo Trans (BST). 

Taufiq menyampaikan tingkat penggunaan BST saat ini sedang menunjukkan tren penurunan. 

Tren tersebut muncul setelah pemberian subsidi pembayaran untuk penumpang umum tidak diperpanjang. 

Subsidi itu sudah tidak berlaku per 1 Januari 2023. Itu membuat penumpang umum BST perlu membayar Rp 3.700.

"Kalau kemarin sehari (puncaknya) hampir 31 ribu, sekarang saat berbayar di angka 20-an ribu. Mau kita push lagi," ucapnya.

Taufiq menambahkan bila pembangunan transportasi publik tidak bisa optimal. Pemkot Solo juga akan melakukan opsi lain. 

"Mengoptimalkan manajemen rekayasa lalu lintas di jalan yang ada," ujarnya.  (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved