Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Polisi Tembak Polisi

Richard Eliezer Bongkar Momen Terberat saat Sidang, Ternyata Bukan Saat Hadapi Ferdy Sambo

Ia mengungkap momen terberat saat sidang tersebut terjadi saat dirinya bertemu dengan keluarga Brigadir Yosua Hutabarat.

Capture tayangan program Rosi di Kompas TV.
Richard Eliezer (Bharada E) dalam Wawancara Eksklusif Richard Eliezer Program Rosi Kompas TV, yang tayang Kamis (10/3/2023) malam. 

TRIBUNSOLO.COM - Bharada Richard Eliezer ceritakan momen dirinya kala menjalani persidangan kasus pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua (Brigadir J) dalam Program Rosi di Kompas TV, tayang Kamis (9/3/2023).

Ia mengungkap momen terberat saat sidang tersebut terjadi saat dirinya bertemu dengan keluarga Brigadir Yosua Hutabarat.

Baca juga: Cerita Richard Eliezer Didatangi Yosua di dalam Mimpi, jadi Titik Awal Bongkar Skenario Ferdy Sambo

Pasalnya ia merasa sangat bersalah atas tindakannya dalam kematian Yosua.

"Momen terberat ketika saya bertemu dengan keluarga almarhum Bang Yos. Saya merasa sangat bersalah," kata Richard Eliezer, dikutip dari tayangan Program Rosi di Kompas TV, tayang Kamis (9/3/2023).

Pada saat momen tersebut diketahui Richard Eliezer sampai bersimpuh di hadapan Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak.

Ia terlihat sempat dielus kepalanya oleh  Samuel Hutabarat.

Momen saat Bharada E bersimpuh di hadapan orang tua Brigadir J sebelum sidang lanjutan dimulai, Selasa (26/10/2022) (kiri).
Momen saat Bharada E bersimpuh di hadapan orang tua Brigadir J sebelum sidang lanjutan dimulai, Selasa (26/10/2022) (kiri). (TRIBUNNEWS.com/Jeprima)

 

 

"Saya meminta maaf kepada keluarga, terlebih khusus orang tua bang Yos. Saya memohon dibukakan pintu maaf. Saya berusaha menebus kesalahan saya dengan berkata jujur selama sidang," tuturnya.

Selama persidangan, Richard Eliezer tampil percaya diri.

Baca juga: Berapa Bayaran Ronny Talapessy Jadi Pengacara Richard Eliezer? Ternyata Tak Terima Honor Sepeserpun

Dia bahkan berani membantah keterangan dari terdakwa yang memiliki pangkat di atasnya, termasuk Ferdy Sambo.

Richard mengaku selalu berdoa bersama tim penasihat hukum sebelum sidang sehingga lebih kuat mengungkapkan keterangannya saat sidang.

"Karena saya memilih jalan yang jujur, mungkin Tuhan yang memberi saya kekuatan," ungkapnya.

Dia menuturkan, sejak memilih untuk tak lagi mengikuti skenario yang disusun Ferdy Sambo, tak ada lagi risiko yang dipikirkannya.

"Pertama kali jujur, saya sudah tidak pikirkan risiko lagi. Saya pasrahkan hidup dan masalah saya kepada Tuhan," ungkapnya.

Dia memiliki keyakinan, kalau berani jujur menyampaikan kebenaran, maka Tuhan pasti akan memberi pertolongan.

"Sebenarnya apapun yang akan terjadi pada saya karena kejujuran itu, saya sudah tidak pikirkan lagi. Saya sudah pasrah," ucapnya.

(*)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved