Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Ibadah Haji 2023

30 Tahun Menabung Hasil Jualan Sayur & Sapu Keliling, JCH Asal Klaten Kini Berangkat ke Tanah Suci

Jemaah calon haji asal Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten itu sudah menabung 30 tahun dari hasil berjualan sayur dan sapu keliling

Tribunsolo.com/Zharfan Muhana
Mursidah, salah satu jemaah calon haji asal Klaten yang akan berangkat ke tanah suci tahun 2023 ini. Mursidah berangkat setelah menabung 30 tahun lamanya dari hasil berjualan sayur dan sapu keliling 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Bisa menunaikan ibadah haji selalu menjadi dambaan umat muslim.

Berbagai cara diupayakan untuk bisa berangkat haji, salah satunya dengan menabung puluhan tahun agar niat dapat terlaksana.

Mursidah, atau yang ebih dikenal dengan Mbah Mursidah salah satunya.

Nenek berusia 70 tahun ini akhirnya akan berangkat ke tanah suci pada tahun 2023.

Jemaah calon haji asal Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten itu sudah menabung 30 tahun lamanya dari hasil berjualan sayur dan sapu keliling.

Keberangkatannya ke tanah suci pun sangat disyukuri oleh Mursidah.

Penantian panjangnya terbayar lunas.

"Alhamdulillah, senang bisa dipanggil ke rumah Allah," ujar Mursidah saat ditemui TribunSolo.com, di kediamannya yang memiliki model lawas dengan lantai masih cor-coran semen, Rabu (24/5/2023).

Mursidah diketahui mendaftar haji pada tahun 2012 silam ke Kemenag Kabupaten Klaten dengan dibantu oleh sang anak.

"Nunggu 9 tahun, lalu mundur karena covid jadi baru berangkat sekarang," ungkapnya.

Setiap harinya Mursidah berjualan sayur dan sapu secara berkeliling sejak suaminya meninggal pada tahun 1999.

Uang sebanyak Rp10 ribu selalu disisihkannya tiap hari untuk ditabung dengan dimasukkan ke kaleng.

Baca juga: Takut Tak Cocok Makanan di Tanah Suci, Jemaah Haji Asal Demak Pilih Bawa Bumbu Pecel

Baca juga: Tangis Jemaah Calon Haji Asal Demak Pecah di Embarkasi Solo, Teringat Almarhum Ayah 

"Kalau habis jualan uangnya disisihkan Rp10 ribu wajib untuk tabungan, sisanya untuk infak dan kebutuhan lain," ucapnya.

Ketika kaleng itu sudah penuh, Mursidah memilih untuk membeli perhiasan berupa kalung emas atau cincin.

Hasil tabungannya dipergunakan untuk mengentaskan anak-anaknya terlebih dahulu.

Mbah Mursidah memiliki 4 anak dan 7 cucu.

Diketahui 2 anak lelakinya tinggal di Boyolali dan Demak, sedang 2 anak perempuannya tinggal masih di sekitar Desa Keprabon.

Barulah setelah anak-anaknya mentas, uang itu ditabung untuk beribadah haji.

Anak pertama Mursidah, Sri Murjiati (44) mengatakan ibunya sudah memiliki niatan itu sejak dahulu.

"Setelah mentas semua, ibu kepingin naik haji, lalu menabung itu dilakukan setiap hari," ujar Murjiati.

Ia bersama anak-anak Mbah Mursidah yang lain berembug, lalu mendaftarkan haji sang ibu pada tahun 2012.

"Saat itu dari tabungan ibu lalu ditambah sokongan dari anak-anak buat daftarnya, kalau pelunasan uang ibu semua," ujarnya.

Mursidah sendiri selalu menyibukkan diri dengan kegiatan ibadah di sela-sela berjualan.

Mulai dari salat hingga pengajian tak pernah dia lupakan.

"Setiap hari puasa, puasa senin-kamis, puasa syawal, salat wajib, tahajud, pengajian, full terus," ungkapnya.

Kini tinggal hitungan hari, Mbah Mursidah akan berangkat haji bersama jemaah haji yang lain ke tanah suci.

"Berangkat insyaallah tanggal 9 Juni, mudah-mudahan lancar," pungkas Mursidah.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved