Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Temuan Mayat Perempuan di Sukoharjo

Kejanggalan Sebelum Tewasnya Dosen UIN Solo, Adik Korban: Dengar Langkah Kaki Malam Hari di Atap

Adik kandung Wahyu Dian Silviani (34), dosen UIN Raden Mas Said Solo ungkap kejanggalan sebelum kakaknya tewas.

(KOMPAS.COM/IDHAM KHALID)
Ayah dan Adik Korban Wahyu Dian, dosen yang terbunuh tukang yang merehab rumahnya. 

TRIBUNSOLO.COM - Adik kandung Wahyu Dian Silviani (34), dosen UIN Raden Mas Said Solo ungkap kejanggalan sebelum kakaknya tewas.

Sang adik yang diketahui bernama Fatin Nabila Fitri (22), ternyata sempat menemani kakaknya sebelum kejadian pembunuhan tersebut tepatnya pada periode waktu 2 hingga 17 Agustus 2023.

Baca juga: Pihak Keluarga Dosen UIN Solo Merasa Difitnah atas Motif Pembunuhan: Dia Kalau Ngomong Santun

Nabila menuturkan terjadi peristiwa teror saat menemani kakaknya di Perumahan Graha Sejahtera Tempel, Gatak, Sukoharjo.

Dikutip dari Kompas.com, Nabila menuturkan pada minggu pertama ia menginap, ia mendengar ada suara langkah kaki manusia berjalan di atas atap tempat tinggalnya waktu itu.

Disampaikannya, langkah kaki itu didengarnya saat bangun untuk membersihkan muka sekitar pukul 00.30 WIB.

"Minggu pertama itu, saya lupa tanggalnya, kami waktu itu dengar suara langkah kaki di genteng. Saya nggak ngerti bahannya apa, kalau diinjak kaki itu kedengaran bunyi 'tek-tek' ," kata Nabila, Sabtu (26/8/2023).

Disampaikan Nabila, suara kaki itu terdengar tepat di atas kamar mandi, dan diyakini suara tersebut langkah kaki manusia bukan suara tikus kucing atau binatang lainnya.

"Kalau suara tikus atau kucing itu udah biasa dengar suaranya yang cepat. Tapi suaranya itu kayak langkah manusia, suara besar, sekali melangkah diam jeda, kemudian satu langkah lagi diem," kata Nabila.

Mendengar suara kaki itu, Nabila membangunkan kakaknya dan sama-sama mendengar suara tersebut. Untuk menghilangkan rasa takut, ia dan kakaknya pura-pura batuk dan membunyikan musik agar dianggapnya mereka masih bangun.

"Saya pura-pura batuk dan setel lagu. Saya mikir itu hanya pencuri. Jadi saya amanin laptop saya," kata Nabila.

Saat itu mereka tidak bisa tidur, hingga suara tersebut hilang saat menjelang azan Subuh tiba. Kendati demikian suara itu telah hilang, kakaknya masih waswas dan mengambil pisau untuk jaga-jaga.

"Kakak saya waswas cari pisau. Saya cari cutter karena takut. Karena kami berdua di rumah itu," kata Nabila.

Baca juga: Pemakaman Wahyu Dian Silviani, Dosen UIN Surakarta yang Jadi Korban Pembunuhan Dilakukan Hari ini

Nabila mengungkapkan, tidak percaya jika kakaknya berkata kasar kepada tukang bangunan berinisial DF (23) yang menjadi pelaku pembunuhan.

Nabila mengingat ada empat tukang termasuk pelaku yang mengerjakan renovasi rumah kakaknya. Saat siang hari kakaknya selalu perhatian untuk membeli makanan para tukang.

"Saya saksi, saya dua minggu di sana. Saya melihat mereka bekerja. Kakak saya sering cariin siang-siang itu es, cariin makanan gorengan. Itu pedulinya kakak saya," kata Nabila.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved