Paspampres Diduga Aniaya Warga
Eks Danpaspampres Cium Kejanggalan di Balik Kematian Imam Masykur, Soroti Asal Pelaku dan Korban
Kematian Imam Masykur, warga asal Aceh yang merupakan pedagang kosmetik di Ciputat, Tangerang Selatan, hingga kini masih menyisakan misteri.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM - Pomdam Jaya hingga kini masih melakukan pendalaman terkait kasus penculikan dan penganiayaan hingga tewas terhadap Imam Masykur (25).
Kematian Imam Masykur, warga asal Aceh yang merupakan pedagang kosmetik di Ciputat, Tangerang Selatan, hingga kini masih menyisakan banyak misteri.
Adapun tiga pelaku adalah Praka RM, Praka HS dan Praka J. Mereka juga dibantu oleh Zulhadi Satria Saputra, kakak ipar RM.
Baca juga: Siasat Praka Riswandi Manik Hilangkan HP Imam Masykur, Penyidik Kesulitan Ungkap Motif Pembunuhan
Praka RM yang disebut mengotaki kasus kejahatan ini adalah petugas Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan atau Paspampres.
Sedangkan Praka HS adalah anggota Direktorat Topografi TNI Angkatan Darat dan Praka J merupakan anggota TNI di Kodam Iskandar Muda.
Saat ini mereka bertiga sudah ditangkap dan menjalani proses hukum.
Soal kasus tersebut, Komandan Paspampres (2001-2003), Letjen TNI (Mar) (Purn) Nono Sampono, mencium keanehan dan kejanggalan.
Dia menyoroti ketiga oknum TNI dan korban yang sama-sama warga Aceh.
Sehingga kata Nono, seharusnya mereka memiliki empati karena sesama perantau dari Tanah Rencong.
Baca juga: Kisah Ibu Pemuda Aceh, Rencana Tunangan Imam Masykur Dibatalkan Paksa Paspampres Pencabut Nyawa
Dia tidak habis pikir kebengisan penganiayaan sampai tewas dilakukan sesama anak rantau yang berasal dari daerah kelahiran yang sama.
"Pertanyaan besar adalah, korbannya dari Aceh. Tiga pelaku juga dari Aceh, aneh kan. Harusnya dengan latar belakang kultural satu suku ada ikatan emosional antara mereka," kata Nono di program Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Rabu (30/8/2023).
Nono yang juga pernah menjabat Gubernur Akademi Militer dan Danjen Akademi TNI, mengaku sangat memahami pendidikan yang dibekali kepada para calon anggota TNI sebelum bertugas.
Para Anggota TNI, kata dia, tidak hanya dididik secara fisik, tetapi juga secara karakter dan mental.
"Tentang pendidikan, pendidikan mereka mengalami pembekalan bukan hanya fisik tapi mengenai kepribadian, mental ideologi juga diberikan pelajaran," kata Nono.
Oleh karena itu menurut Nono, semestinya anggota TNI diajarkan untuk pantang menyakiti hati rakyat apalagi fisiknya.
Baca juga: Terkuak, Motif Oknum Anggota Paspampres Aniaya Pemuda Aceh: Korban Dibawa Lalu Diperas Uangnya
"Jadi dasar utama adalah sumpah prajurit, sapta marga dan delapan wajib TNI. Dalam delapan wajib TNI, wajib TNI itu menolong rakyat dalam kesulitan, tidak boleh menyakiti hati rakyat," katanya.
"Sekarang ini setahu saya, karena saya bekas Gubernur Akademi Militer dan Danjen Akademi TNI, ada muatan tentang HAM yang memang diberikan pelajaran," paparnya.
Sehingga menurut Nono, seharusnya ke 3 prajurit TNI itu tidak melakukan penyiksaan kepada korban hingga tewas, hanya demi uang tebusan yang mereka peras.
Sebelumnya Komandan Polisi Militer Kodam Jayakarta (Danpomdam Jaya), Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar dalam konferensi pers di Pomdam Jaya, Selasa (29/8/2023) mengatakan ke 3 prajurit TNI pelaku penganiayaan dalam kasus ini sudah ditangkap pihaknya dan tengah menjalani proses hukum.
Ia menjelaskan korban dalam kasus ini adalah Imam Masykur, warga asal Aceh tepatnya Desa Mon Kelayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen.
Imam Masykur diketahui merupakan penjual obat-obatan ilegal dengan kedok toko kosmetik yang berlokasi di Jalan Sandratek, RT 02 RW 06, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Selain korban yang asal Aceh, ketiga anggota TNI terduga pelaku juga merupakan asal Aceh.
“Mereka ini (oknum TNI) semua satu angkatan, yang latar belakangnya sama-sama orang-orang dari Aceh, dan sama-sama sedang berada di Jakarta,” kata Irsyad.
Irsyad menjelaskan, ketiga anggota TNI itu merencanakan penculikan Imam Masykur lalu melakukan pemerasan.
Imam Masykur, kata dia memang diculik dari toko kosmetiknya di Rempoa.
Lalu ia diminta menghubungi keluarga untuk meminta tebusan sebesar Rp 50 juta.
Kemudian, paada Rabu (23/8/2023), Imam ditemukan tidak bernyawa di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Mayatnya tergeletak di dalam sebuah kali di Bendungan Curug, Karawang.
“Mereka melakukan itu secara bersamaan (dan) terencana untuk (melakukan) penculikan dan pemerasan ini. Mereka kelompok orang yang sama,” katanya.
Oknum TNI Pembunuh Imam Masykur Divonis Hukuman Seumur Hidup dan Dipecat dari Kesatuan |
![]() |
---|
Reaksi Ibunda Imam Masykur saat Ketemu 3 Anggota TNI Pembunuh Anaknya : Apa Kamu Tidak Punya Hati? |
![]() |
---|
Hotman Paris Janji Kawal Kasus Imam Masykur yang Tewas di Tangan Paspampres : Kita Tidak Takut! |
![]() |
---|
Hotman Paris dan 18 Pengacara Jadi Kuasa Hukum Keluarga Imam Masykur, Siap Tuntut Keadilan |
![]() |
---|
Isi Telepon Terakhir Imam Masykur dan Pacar Sebelum Dihabisi Praka RM Cs, Impian Nikah Kini Kandas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.