Ibadah Haji 2024

15 Tahun Menabung, Kakek Nenek di Sragen Jateng Berhasil Berangkat Haji, Sisihkan Rp30 Ribu Per Hari

Kini, Admosugito Sukimin (67) dan Sugi Hartini (64) sedang bersiap berangkat ke Tanah Suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji pada tahun 2024.

TribunSolo.com/Septiana Ayu
Pasutri asal Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen sedang berkemas sebelum berangkat haji, saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (29/5/2024). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Perjuangan pasangan suami istri asal Dukuh Sido Rejo, Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen menabung selama 15 tahun akhirnya membuahkan hasil.

Kini, Admosugito Sukimin (67) dan Sugi Hartini (64) sedang bersiap berangkat ke Tanah Suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji pada tahun 2024.

Nampak, di ruang tengah rumah sederhana mereka, sudah tersusun beberapa koper berisikan barang-barang keperlauan selama menunaikan ibadah haji.

"Yang dibawa nanti ya pakaian, obat-obatan, makanan yang perlu dimakan disana nanti, disana sebetulnya sudah diberi makan, tapi kadang-kadang ada yang tidak cocok, apa kurang asin, apa kurang manis, maka dari itu kita bawa sendiri," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (28/5/2024).

Admo dan Sugi dijadwalkan akan berangkat pada 3 Juni 2024 mendatang.

Baca juga: Pesan Khusus Bupati Sri Mulyani ke 1.155 Jamaah Calon Haji : Perhatikan Kesehatan, Doakan Klaten!

Pasutri dari 3 orang anak ini, bisa dibilang bukan dari keluarga berada.

Uang untuk beribadah haji dikumpulkan dari usaha mereka untuk menjual sayur, membeli rosok, hingga menerima jasa pijat panggilan.

Admo menceritakan ia dan istrinya sudah bertani sejak anak-anak mereka masih kecil.

Sawah yang digarap pun bukan sawah mereka sendiri, melainkan menyewa lahan sawah tahunan kemudian diolah sendiri.

Tak hanya ditanami padi, Admo dan istrinya memanfaatkan tegalan sawah untuk ditanami berbagai jenis sayur.

"Jualnya di Pasar Dulang, biasanya jual habis subuh sampai jam 08.00 WIB, karena pasar pagi, yang dijual macam-macam, ada terong, kangkung, cabai, macam-macam," ujar Sugi.

Tak berhenti sampai disitu, pada siang harinya, keduanya membeli rosok dari rumah-rumah warga.

Rosok berupa kardus, buku bekas, hingga botol dibeli lalu dijual kembali.

Baca juga: Sempat di Rawat di RS Deli Serdang, 2 JCH Embarkasi Solo Sudah Kembali ke Asrama Haji Donohudan

"Kalau buku bekas seperti ini, biasanya dicari oleh pedagang makanan itu, karena kalau beli dari luar lebih mahal, kalau beli disini, saya jual Rp 2.000 per kilogramnya," terang Sugi.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved