Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Daerah

5 Fakta Perempuan di Sleman Tewas usai Suntik Silikon Payudara, Begini Pengakuan Pemilik Salon

Korban meninggal dunia setelah menjalani perawatan filler payudara di salah satu salon di Tambakbayan, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
KOMPAS/MOHAMAD FINAL DAENG
Salon lokasi kejadian suntik silikon yang menewaskan seorang perempuan, di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, tampak ditutup dan dipasangi garis polisi, Rabu (29/5/2024). 

TRIBUNSOLO.COM -  Nasib tragis menimpa seorang perempuan berinisial PK (27).

Dia meninggal dunia setelah menjalani perawatan filler payudara di salah satu salon di Tambakbayan, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman.

Kejadian nahas ini berlangsung pada Sabtu (25/5/2024).

Baca juga: Sesal Mpok Atiek Dulu Suntik Silikon Sembarangan Demi Cantik, Kini Sebut Wajahnya Mirip Nenek Sihir

Kematian korban dirasa janggal oleh keluarga, sehingga membuat mereka melaporkan insiden tersebut ke polisi. 

Polisi saat ini sudah menetapkan dua tersangka.

Simak 5 fakta kasus meninggalnya perempuan setelah suntik silikon payudara berikut ini:

1. Kronologi
 
Kejadian itu berawal saat PK janjian dengan pemilik salon, SMT (40), untuk menjalani perawatan payudara. Korban datang ke salon pada Sabtu siang sekitar pukul 12.00 WIB.

Kapolsek Depok Barat Kompol Tri Hartanti mengatakan, PK datang sendiri menggunakan sepeda motor. Setibanya di salon, ia ditangani oleh karyawan salon berinisial EK (36) yang langsung menyuntikkan silikon ke payudara korban.

Pada pukul 14.30 WIB, korban sempat mengeluh pusing dan muntah-muntah. Hingga pukul 17.00 WIB, korban diantar istri pemilik salon dan temannya ke rumah sakit.

"Dokter menyampaikan bahwa korban tiba di rumah sakit pukul 17.27 WIB dan dinyatakan meninggal dunia pukul 17.30 WIB," tutur Tri, Selasa (28/5/2024).

Baca juga: Nasib Pengendara Mobil Fortuner Lindas Bocah 2 Tahun hingga Meninggal di Sidoarjo, Ini Kata Polisi

2. Korban Sempat Kejang

Kasat Reskrim Polresta Sleman AKP Riski Andrian menhelaskan jika SMT mematok tarif Rp2,5 juta per 100 cc cairan silikon untuk perawatan filler payudara.

SMT menyarankan PK untuk menyuntikkan 500 cc silikon secara bertahap.

Pada penyuntikan 100 cc pertama, kondisi korban masih normal.

“Pas udah disuntik 100 cc yang kedua, (korban) kejang-kejang,” ungkap Riski, Rabu (29/5/2024).

3. Dua Tersangka

Polisi saat ini sudah menetapkan dua tersangka dalam kasus kematian perempuan usai suntik filler payudara, yakni SMT, warga Gondokusuman, Kota Yogyakarta, selalu pemilik salon, dan EK, warga Gunungkidul, selaku karyawan salon.

Riski menjelaskan bahwa berdasarkan pemeriksaan sementara, EK mengaku sebagai mantan perawat di sebuah rumah sakit. Setelah keluar dari pekerjaan lama, EK bekerja di salon.

"Kalau hasil pemeriksaan, dia ngaku mantan karyawan (rumah sakit), tapi sudah dua tahun resign dari rumah sakit. Jadi dia enggak lanjut kontrak, habis itu dia kerja di salon-salon itu," jelas dia.

Namun demikian, polisi masih menyelidiki latar belakang EK, termasuk soal izin prakteknya sebagai perawat.

"Kita sudah tanya-tanya juga sama ahli, terkait masalah perawat itu. Kan perawat pun tidak bisa langsung nyuntik, dia harus ada pendampingan dokter, kalau perawat ya. Tapi kan apakah dia masuk kategori perawat, kan belum kita cek dia izinnya," pungkasnya.

Baca juga: Evakuasi Mayat Pria di Sumur Tua Klaten, Makan Waktu 1 Jam, Sampai Pakai Alat Bantu Pernapasan

4. Salon Tak Berizin

Kapolresta Sleman Kombes Pol Yuswanto Ardi menyebut kasus yang menyebabkan PK meninggal dunia usai suntik filler payudara bukanlah malpraktik, tetapi praktik medis ilegal.

Pasalnya, salon tersebut tidak memiliki kewenangan untuk melakukan praktik yang bersifat medis.

"Malpraktik itu kan dia memang memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan medis tetapi melakukan kesalahan, kalau ini dari lidik awal kita duga salon tersebut tidak memiliki hak untuk melakukan praktik-praktik yang sifatnya medis," tuturnya.

Saat ini, pihaknya telah menutup salon tersebut.

Polisi bakal menelusuri asal bahan-bahan yang digunakan untuk menjalankan praktik di salon, termasuk filler payudara.

5. Pengakuan Pemilik Salon

SMT (40), pemilik salon tempat PK (27) menjalani suntik filler payudara dan meninggal dunia, menyebutkan bahwa ia sudah satu tahun memberikan perawatan tersebut kepada pelanggannya.

Dia menuturkan bahwa suntik filler ini dijalankan atas permintaan dari pelanggan. Sudah ada lima pelanggan yang menjalani prosedur suntik filler di salonnya.

“Baru setahun ini saja, (sebelumnya) salon bisa,” kata SMT di Polsek Depok Barat, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (29/5/2024).

Ia mengatakan bahwa empat pelanggan sebelumnya tidak mengalami masalah setelah dilakukan suntik filler. Adapun, orang yang melakukan prosedur tersebut adalah karyawannya yang pernah berprofesi sebagai perawat.

“Bukan saya yang menyuntik, saya hanya pemilik usaha. Yang nyuntikin teman saya itu yang perawat,” jelas SMT.

(*)

 

Sumber: Kompas TV
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved