Kirab Malam 1 Suro di Solo
Asal Usul Kebo Bule Kyai Slamet, Cucuk Lampah Kirab 1 Suro Keraton Solo, Bermula Era Pakubuwono II
Peringatan Malam 1 Suro tinggal menghitung hari. Keraton Solo akan mengadakan kirab pusaka dengan Kebo Bule Kyai Slamet menjadi cucuk lampahnya.
Penulis: Tribun Network | Editor: Adi Surya Samodra
Nama Kyai Slamet kemudian melekat pada kebo-kebo bule itu kerena tradisi yang ada saat era PB X.
Saat itu, tombak Kyai Slamet sering dibawa keliling tembok Baluwarti setiap hari Selasa dan Jumat Kliwon oleh PB X.
Kebo-kebo bule selalu mengikuti dari belakang, dikutip dari situs resmi Pemkot Solo.
Itu rutin dilakukan yang kemudian menjadi sebuah tradisi yang terus dilestarikan kerabat Keraton Solo.
Tidak hanya itu, kebo-kebo bule itu kemudian identik dengan sebutan Kebo Bule Kyai Slamet karena ikut berjalan beriringan di belakang tombak Kyai Slamet.
Kebo Bule Kyai Slamet memiliki makna tersendiri.
Kebo Bula Kyai Slamet menjadi lambang rakyat kecil utamanya kaum petani dan simbol penolak bala karena kerbau dipercaya memiliki kepekaan dalam mengusir roh jahat dan atau mampu menghilangkan niatan buruk.
(*)
Mbak Rara, Pawang Hujan Klaim Turunan Keraton Solo, 6 Tahun Terakhir Rutin Ikut Kirab Malam 1 Suro |
![]() |
---|
Filosofi Pusaka dalam Kirab Malam 1 Suro di Keraton Solo, Jumlahnya Selalu Berbeda Tiap Tahun |
![]() |
---|
Warga Kecewa Tak Diizinkan Masuk Pura Mangkunegaran Solo, Sindir Tradisi Hanya untuk Kalangan Elit |
![]() |
---|
Miliki Arti Mendalam, Ini Makna Bulan Suro Bagi Keraton Solo dan Masyarakat Jawa |
![]() |
---|
Mitos atau Fakta? Pusaka Raja Disebut Bikin Kirab Malam 1 Suro di Keraton Solo Jarang Turun Hujan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.