Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemuda Tewas di Rumah Nenek Boyolali

KESAKSIAN Ayah Pemuda Tewas Tak Wajar di Boyolali Jateng, Sebut Anaknya Pernah Dikeroyok Pendekar

Ayah pemuda yang ditemukan meninggal tak wajar di Boyolali menyebut anaknya pernah dikeroyok pendekar. Dia juga diminta untuk ikut latihan.

|
Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com / Istimewa
Proses evakuasi seorang pemuda 16 tahun ditemukan meninggal dunia di rumah neneknya, Dukuh Grasak, Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Selasa (30/7/2024). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo 

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Seorang remaja di Dukuh Genengan, Desa Manggung, Kecamatan Ngemplak berinisial AS (16) ditemukan meninggal dunia tak wajar, Selasa (30/7/2024).

Korban ditemukan tak bernyawa di rumah neneknya, di Dukuh Grasak, Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak.

Korban pertama kali ditemukan oleh neneknya.

Terdapat tanda bekas luka pada tubuh korban.

Ayah korban, Darmudi (41) mengaku tak mengetahui secara pasti penyebab kematian anaknya.

Hanya saja, dua pekan lalu, anaknya diduga dikeroyok oleh oknum anggota perguruan silat.

Itu lantaran, anaknya membuat status di WhatsApp.

Statusnya itu seakan-akan korban sudah menjadi anggota perguruan silat.

Saat mengkonfirmasi mengenai status keanggotaan itulah, anaknya kemudian dianiaya.

Setelah itu, anaknya juga diberikan formulir pendaftaran.

"Anaknya sebenarnya belum ikut (perguruan silat). Temannya itu ga terima (dengan status WA) anak saya. Terus dihajar," katanya.

Baca juga: Gerindra Klaim 6 Partai Siap Keroyok PDIP di Pilkada Solo Jateng, Sosok Ini Digadang Jadi Senjata

Namun, anaknya yang pendiam pun tak mau terbuka dengan apa yang dialami.

Anaknya pun hanya diam saat ditanya mengenai kondisi badannya.

"La loro opo ora?, dia diem saja," ujarnya.

Karena mendapat tekanan, korban kemudian memutuskan untuk mengikuti latihan di perguruan silat itu.

Hanya saja, anaknya yang kerja serabutan pun tak bisa secara tertib dalam mengikuti latihan.

Hingga akhirnya pada Sabtu malam, anaknya yang tengah mendulang cacing sutra di wilayah Klaten.

Mendulang cacing sutra untuk pakan ternak memang menjadi kebiasaan korban yang kerjaannya serabutan itu.

"Dia ga ikuti latihan, dihajar lagi. Dihajar di wilayah Nogosari," ujarnya.

Bak disambar petir disiang bolong, dia mendapat kabar dari kerabatnya mengenai kondisi anaknya.

"Tapi kejadiannya gimana -gimana (penyebab meninggalnya anaknya) saya ga tau. Apa itu dihajar orang apa enggak, saya ga tau," tambahnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved