Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Jateng

Sejumlah Kabupaten Jateng Siaga! BMKG Sebut 12 Wilayah Berpotensi Kekeringan pada Awal Agustus 2024

Kekeringan meteorologis merupakan yang fenomena alam yang disebabkan  tingkat curah hujan suatu daerah di bawah normal.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti
ILUSTRASI Potret surutnya Waduk di Wonogiri saat musim kemarau. 

TRIBUNSOLO.COM, SEMARANG - Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, sejumlah wilayah bakal mengalami potensi kekeringan meteorologis pada Dasarian I Agustus (1-10 Agustus 2024).

Kekeringan meteorologis merupakan yang fenomena alam yang disebabkan  tingkat curah hujan suatu daerah di bawah normal.

Melansir bmkg.go.id, berdasarkan jumlah Zona Musim (ZOM), sebanyak 51 persen wilayah Indonesia masuk musim kemarau pada akhir Juli 2024.

Baca juga: Solo Jateng Terasa Dingin saat Malam dan Pagi Hari, BMKG Sebut karena Fenomena Bediding, Apa Itu?

 Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Riau, sebagian Bengkulu, sebagian Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian Banten hingga Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Maluku, dan sebagian Papua Selatan.

Berikut peringatan dini kekeringan meteorologis pada Dasarian I Agustus 2024.

Klasifikasi waspada: beberapa kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Klasifikasi siaga: beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT.

Klasifikasi awas: Beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Timur, NTB, dan NTT.

Baca juga: Gara-gara Cuaca Ekstrem di Mekkah, Banyak Jemaah Haji Embarkasi Solo Jateng Sakit, 57 Jemaah Wafat

Dikutip dari akun Instagram @bmkg.go.id, Kamis (18/7), dalam menghadapi musim kemarau, BMKG mengimbau masyarakat untuk:

1. Gunakan air dengan bijaksana dan hemat akibat rendahnya curah hujan yang mengisi sumber-sumber air;

2. Hindari membuka lahan dengan membakar, terutama pada daerah hutan yang bertanah gambut akibat mudah terbakar dan sulit dimatikan;

3. Lindungi diri dari suhu dingin dengan mengenakan pakaian hangat, terutama pada malam dan dini hari saat suhu turun drastis. Gunakan selimut atau penghangat ruangan jika diperlukan;

4. Bagi petani, disarankan untuk melindungi tanaman yang sensitif terhadap suhu rendah dengan menggunakan mulsa, rumah kaca, atau pemanas;

5. Waspada terhadap potensi jalan licin akibat embun beku yang terbentuk pada malam hari di daerah yang mengalami bediding ekstrem;

6. Lindungi diri dari paparan langsung sinar matahari dan menghindari aktivitas luar ruangan terutama pada jam-jam terpanas (pukul 11 - 15);

Sumber: Kompas TV
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved