Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner Solo

3 Kuliner Unik di Solo yang Patut Dicoba, Dari Selat Hingga Mie Ayam Pocong

Bisa dicoba, sejumlah makanan atau kuliner yang ada di Kota Solo yang memiliki nama unik hingga nyeremin tapi untuk cita rasa bisa bikin nagih.

TribunSolo.com/Azhfar Muhammad
Pemilik warung Mie Ayam Pocong, Nardi berpose di Jalan Joko Tingkir, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Sabtu (3/4/2021). 

Ya, Selat Solo memang dikenal sebagai salah satu kuliner khas yang tak boleh terlewatkan bagi wisatawan bila tengah jalan-jalan di Kota Bengawan.

Menurut sejarawan Kota Solo, Heri Priyatmoko, bahwasanya Selat Solo adalah makanan khas asal Solo yang terinspirasi dari makanan khas Eropa khususnya Belanda.

Kata selat diambil dari Bahasa Belanda slatchje yang berarti hasi penyembelihan daging dan dibuat mengecil. Akan tetapi saat makanan asal Belanda tersebut tiba di tanah air, masyarakat Kota Solo kesulitan dalam mengeja kata slachtje.

Secara historis makanan ini terlahir saat Benteng Vastenburg yang berada tepat di depan gapura keraton dibangun. Saat bangunan tersebut hadir, kedua belah pihak antara Keraton Solo dan Kolonial Belanda sering mengadakan pertemuan.

Namun disela pertemuan saat jamuan makan, sering terjadi masalah yaitu pihak Kolonial Belanda yang menyukai hidangan berbahan daging dan pihak keraton sangat terbiasa memakan sajian berbahan sayur.

Bagi pecinta 'keplek ilat' atau kuliner, mencari atau membeli makanan khas kota Solo ini cukup mudah karena ada banyak warung Selat yang bisa dijumpai di berbagai lokasi di setiap sudut kota.

Bahkan sejumlah warung Selat Solo pun juga cukup terkenal, sebut saja seperti Selat Mbak Lies yang berada di Jl. Yudhistira No.9, Serengan, Kec. Serengan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57155.

3. Mie Ayam Pocong

Mendengar nama pocong mungkin bisa membuat kita merinding. Namun tidak untuk warga kota Solo, bahkan ada salah satu warung mie ayam yang memiliki julukan mie ayam pocong.

Ya warung mie ayam 'Tugu Lilin' yang berada di jalan Joko Tingkir, Kelurahan Pajang, Kota Solo ini mungkin nampak biasa. 

Memiliki nama mie ayam 'tugu lilin', tetapi tak sedikit masyarakat yang juga menyebut makanan berbahan dasar mie dan potongan kecil daging ayam ini sebagai mie pocong. 

Untuk cita rasanya sendiri tak seseram julukannya. mie ayam dijajakan oleh Hadi (60) bahkan merupakan mie ayam khas solo yang memiliki cita rasa manis gurih.

Sugeng Riyadi (40) karyawan yang juga keponakan Hadi awalnya karena gosip yang disebutnya dari pesaing bisnis hingga muncul julukan mie ayam pocong pada bisnis yang dibangun oleh pamannya tersebut.

Bahkan Hadi digosipkan memiliki penglaris untuk usaha Mie Ayamnya. Meski tahu gosip miring itu digunakan untuk menghancurkan bisnisnya, Hadi justru punya ide menarik.

"Tahun 2000-an mulai muncul nama mie ayam pocong, lalu kita jadikan strategi marketing sekalian," kata Sugeng saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (3/5/2023).

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved