Kolaborasi Dosen UTP di Desa Wagir Kidul Ponorogo, Ajarkan Pupuk Organik dan Digitalisasi Pertanian
Tak hanya kolaborasi antar dosen dari berbagai fakultas akan tetapi, UTP juga mengajak 6 mahasiswa untuk turut serta dalam tim pengabdian ini
Padahal digitalisasi pertanian merupakan hal yang penting saat ini.

Belum adanya digitalisasi pertanian maka petani mengalami kesulitan dalam merencanakan, mengatasi masalah serta menjual produk pertanian.
Baca juga: Mantap! Tunas Pembangunan Scholarship Sudah Dibuka, Beasiswa UTP untuk Indonesia
Adanya fenomena elnino menyebabkan perubahan iklim dan mempengaruhi masa tanam serta hama tanaman.
Hal ini menjadikan produktivitas hasil pertanian menurun tajam, karena masa tanam sudah tidak normal dan sulit dihitung secara manual.
“Penjualan produk pertanian yang masih manual dengan menjual ke tengkulak, harga beli yang didapatkan petani sangat murah berbeda jauh dengan harga di pasaran. Hal ini disebabkan oleh informasi harga jual komoditas yang tidak diketahui oleh petani secara up to date. Sehingga digitalisi pertanian sangat dibutuhkan oleh petani," tambahnya.
Alasan terakhir, karena permasalah minimnya pengetahuan penggunaan pupuk organik dengan bahan lokal.
Permasalahan pupuk ini mengakibatkan pupuk subsidi pemerintah sulit didadapatkan serta jatah untuk setiap petani juga sangat kurang.
Sedangkan pupuk non subsidi harganya sangat mahal, sehingga menyulitkan petani untuk bertanam serta meningkatkan produktifitas tanaman.
Kemandirian pembuatan pupuk berbasis bahan-bahan lokal menjadi sangat penting untuk para petani.
Baca juga: Sukses Gelar GSC 5, Pramuka UTP Hadirkan Berbagai Macam Lomba Secara Offline dan Online
Sehingga hal ini membutuhkan pendampingan agar para petani bisa memproduksi pupuk sendiri berbasis bahan lokal yang berkualitas dengan harga yang murah.
Dengan adanya pengabdian masyarakat ini tentu Imam dan Tim dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian petani di Desa Wagirkidul melalui beberapa pendekatan.
Pertama, melalui pendampingan regenerasi petani milenial secara organisasi dan psikologis, bertujuan untuk melibatkan generasi muda dalam pertanian dan memperkenalkan pada teknik pertanian modern yang berkelanjutan.
Kedua,memperkenalkan digitalisasi dalam pertanian, tujuan utamanya untuk meningkatkan efisiensi produksi, manajemen sumber daya, dan akses pasar bagi petani.
Ketiga, fokus pada produksi pupuk berkelanjutan berbasis sumber daya lokal, tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia, meningkatkan kesuburan tanah, dan mendukung praktik pertanian ramah lingkungan.
Melalui pendekatan ini, diharapkan petani Desa Wagir Kidul dapat meningkatkan pendapatan, meningkatkan ketahanan pangan, dan mencapai kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.
Baca juga: Prodi Pendidikan Jasmani UTP Makin Dilirik, Kini Terima Ratusan Mahasiswa Tiap Tahun
Pilihan Jurusan di UIN Surakarta, Kuliah Islami dengan Kualitas Teruji |
![]() |
---|
Keren Pol! Petani Muda dan Mahasiswa KKN di Juwiring Klaten Bikin Tambo Art Ucapan HUT ke-221 Klaten |
![]() |
---|
Imigrasi Surakarta Gelar Operasi Wirawaspada, Awasi Tenaga Kerja Asing di Sukoharjo |
![]() |
---|
Top! UT Surakarta Raih Penghargaan 'Kampus Digital Terdepan' di Ajang Bergengsi SBBI Award 2025 |
![]() |
---|
Bupati dan Wabup Klaten Terima Gelar Kehormatan dari Lembaga Adat Keraton Surakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.