Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Gatot dan Kerupuk Trowolo Sragen

Review Gatot dan Kerupuk Trowolo Buatan Sugimin Menurut Warga : Makanan Jadul yang Tetap Eksis

Meski termasuk makanan zaman dulu alias jadul, kerupuk trowolo dan gatot masih eksis hingga sekarang.

TRIBUNSOLO.COM/Septiana Ayu
Sugimin dan Tini pembuat gatot dan kerupuk trowolo di Dusun Sunggingan, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Sudah produksi selama puluhan tahun, tentu gatot dan kerupuk trowolo buatan Sugimin warga Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen tidak perlu diragukan lagi.

Salah satu warga, Sugiyono mengatakan kerupuk trowolo buatan Sugimin ini sebenarnya sama dengan kerupuk trowolo yang lain.

Karena pada dasarnya bahan yang digunakan hanya singkong, tanpa ada tambahan bumbu yang lain.

Namun, semakin kesini, menurut Sugiyono rasa kerupuk trowolo buatan Sugimin lebih bervariasi.

Baca juga: Cara Membuat Gatot dan Kerupuk Trowolo Khas Sragen: Prosesnya Sama, Tapi Tak Boleh Sembarangan!

"Rasa trowolo itu sebenarnya kan dimana-mana relatif sama, memang khasnya seperti itu, kadang dimodifikasi sedikit dengan tambah bawang,"

"Pak Sugimin ini cenderung kreatif, karena dari sisi usia lebih muda," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (9/9/2024).

Lanjutnya, rasa gatot buatan Sugimin juga tidak kalah enak.

"Soal gatot lebih lentur, karena memang prosesnya semuanya manual, sehingga bisa memaksimalkan kualitas," jelasnya.

Sugiyono yang juga merupakan warga Desa Jambeyan, mengetahui bahwa Sugimin sudah lama memproduksi gatot dan kerupuk trowolo.

"Seingat saya sudah generasi kedua Pak Sugimin membuat UMKM gatot dan trowolo ini," singkatnya.

Menurut Sugiyono, kehadiran kerupuk trowolo di acara hajatan yang digelar di Kabupaten Sragen ini sudah seperti sebuah tradisi.

Baca juga: Sosok Sugimin Pembuat Gatot dan Kerupuk Trowolo di Sragen: Tak Perlu Merantau, Bisa Kuliahkan Anak

Pasalnya, dulu belum banyak varian kerupuk seperti saat ini.

Karena sudah banyaknya varian kerupuk, beberapa pemilik hajatan kini sudah tidak lagi memakai trowolo.

Bahkan, ada sebagian warga Sragen yang menggelar hajatan hanya memberikan roti sebagai bingkisan, karena lebih praktis dan ringkas.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved