Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kasus PMK di Wonogiri

Sepanjang Tahun 2024, Dinas Pertanian Wonogiri Catat Ada Ratusan Sapi Terjangkit PMK

Kepala Dinas Pertanian Wonogiri, Baroto, mengatakan kasus PMK yang dilaporkan ke Dinas mencapai 310 kasus.

Istimewa/Dispertan Wonogiri
Pemeriksaan sapi di Pasar Hewan Pracimantoro 

Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Ratusan sapi di Wonogiri ditemukan terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) sepanjang tahun 2024.

Kepala Dinas Pertanian Wonogiri, Baroto, mengatakan kasus PMK yang dilaporkan ke Dinas mencapai 310 kasus.

Dari ratusan kasus itu, sebanyak 57 ekor ternak mati usai terinfeksi penyakit tersebut, sementara 236 ekor ternak dapat disembuhkan.

"10 ekor dijual dan 7 ekor dipotong paksa," kata Baroto.

Menurutnya hal itu berdampak pada aktivitas perdagangan ternak di pasar hewan. Misalnya pada Sabtu (28/12/2024) lalu saat pihaknya bersama Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta melakukan pengecekan Pasar Hewan Pracimantoro.

Menurut dia, biasanya pukul 08.30 kondisi pasar masih ramai. Namun di hari itu populasi sapi di Pasar Hewan Pracimantoro turun drastis.

"Hari itu populasi sapi di pasar hewan tersebut turun drastis. Tidak ada 50 persen dari biasanya," kata dia.

Baca juga: Petani Sapi Boyolali Waspada, Virus PMK Lebih Ganas, Gejalanya Ringan Tapi Mematikan

Menurut Baroto, biasanya ada 700an ekor sapi yang ada di sana saat pasaran. Namun hari itu, hanya ada sekira 300 ekor sapi yang dijual, atau berkurang 50 persen saat kondisi normal.

"Kondisi sepi ini disebabkan merebaknya PMK. Karena itu Balai Besar Veteriner melihat kondisi pasar seperti apa. Apakah ramai seperti biasa atau ada kontraksi. Ternyata pasar juga terkontraksi. Harga juga turun," jelasnya.

Baroto mengatakan pada 2023 lalu pihaknya telah melakukan vaksinasi PMK di 136 ribu ekor ternak. Di 2024, ada 10 ribu ekor kambing/domba dan 6 ribu ekor sapi yang divaksin.

Atas langkah itu, penyakit tersebut masih muncul. Sebab di pasar hewan di Wonogiri, 60 persen populasi sapi berasal dari luar daerah.

Meski begitu, petugas di lapangan terus melakukan upaya pencegahan misalnya melakukan penyemprotan di pasar hewan, alat angkut dan sapi yang datang.

Lebih jauh, Baroto mengimbau agar para peternak tak membeli atau mendatangkan sapi baru terlebih dahulu. Sebab daya tular PMK cukup cepat.

 (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved