Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kasus PMK Sukoharjo

Alasan Pemkab Sukoharjo Tak Menutup Pasar Hewan, Jumlah Kasus PMK Rendah dan Ekonomi Peternak

PMK di Sukoharjo masih terbilang ama dan terkendali. Pemkab belum memutuskan untuk menutup pasar hewan.

TribunSolo.com / Mardon Widiyanto
Ilustrasi sapi. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kasus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) pada sapi di wilayah Kabupaten Sukoharjo terbilang rendah dibanding daerah lainnya. 

Total ada 164 sapi milik peternak di 12 Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo terdampak PMK, satu lainnya dilaporkan mati.

Meski begitu, pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam hal ini Dinas Pertanian dan Perikanan (Distanakan) memutuskan tidak menutup pasar hewan. 

Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi para peternak dan pedagang yang bergantung pada aktivitas pasar hewan.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno mengatakan kondisi pasar saat ini sedang sepi, dan kasus PMK terindikasi masih rendah. 

"Kami mempertimbangkan untuk tidak menutup pasar hewan, tetapi memperkuat edukasi dan pengawasan di lapangan,” ujar Bagas Sabtu (4/1/2025).

Baca juga: Terdampak Kasus PMK, Kondisi Pasar Hewan Karangpandan Karanganyar Sepi

Sementara itu, untuk mengantisipasi PMK, Tim pengawas dari Distanakan Sukoharjo secara rutin melakukan pemeriksaan di pasar hewan, termasuk pasar Bekonang. 

Dari hasil monitoring terbaru, dua ekor sapi menunjukkan gejala PMK. 

"Sapi-sapi yang terindikasi gejala langsung kami keluarkan dan dipulangkan ke asalnya," jelasnya.

Selain itu, Bagas mengatakan setiap kendaraan yang membawa ternak juga disinfeksi secara rutin sebelum masuk ke pasar. 

“Kami selalu menyiapkan petugas untuk melakukan pengecekan kesehatan ternak, baik ada atau tidaknya PMK. Semua mobil pengangkut ternak yang masuk wajib disinfeksi,” tambahnya.

Selain pengawasan, Distanakan Sukoharjo juga terus mengedukasi pedagang dan peternak tentang pentingnya menjaga kesehatan ternak dan kebersihan lingkungan pasar. 

"Edukasi ini penting agar semua pihak memahami langkah-langkah pencegahan, sehingga kasus PMK bisa diminimalkan,” ujarnya.

Keputusan untuk tetap membuka pasar hewan sambil meningkatkan pengawasan diharapkan dapat menjaga keseimbangan antara aspek kesehatan hewan dan kebutuhan ekonomi para peternak serta pedagang. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved