Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Bisnis Sepeda Redup Setelah Pandemi

Tren Bersepeda Makin Menghilang di Solo, Penjual Sepeda Meraja saat Pandemi Covid-19, Kini Merugi

Penjual sepeda Taufiq Tri Haryono mengaku kini ia tak bisa menjual meski sudah menjatuhkan hingga separuh dari harga saat kulakan

|
TRIBUNSOLO.COM
TREN BERSEPEDA DI SOLO. 3.000 pesepeda ikuti kegiatan Sepeda Nusantara yang dimulai dari Stadion Sriwedari Solo, Minggu (25/11/2018) lalu. Tren bersepeda di Solo makin menghilang pasca sempat merajai di era pandemi Covid-19. (TRIBUNSOLO.COM) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Harga sepeda kini tengah merosot tajam. Tak seperti saat era pandemi Covid-19 yang benar-benar laku keras.

Salah satu penjual sepeda Taufiq Tri Haryono mengaku kini ia tak bisa menjual bahkan saat ia sudah menjatuhkan harga separuh dari harga saat ia kulakan.

“Dulu (saat pandemi) Rp30 juta, sekarang Rp 15 juta nggak laku. Permintaannya yang nggak ada,” ungkapnya, kepada TribunSolo.com, Selasa (28/1/2025)

Ia lebih spesifik menjual sepeda jenis road bike dengan harga menengah ke atas.

Sebut saja Specialized, Canyon, hingga Focus merupakan merk yang sering ia jual.

Di tokonya ia bahkan masih menyimpan stok lama yang telah menghuni gudang hingga 5 tahun.

TREN BERSEPEDA DI SOLO. 3.000 pesepeda ikuti kegiatan Sepeda Nusantara yang dimulai dari Stadion Sriwedari Solo, Minggu (25/11/2018) lalu. Tren bersepeda di Solo makin menghilang pasca sempat merajai di era pandemi Covid-19. (TRIBUNSOLO.COM)
TREN BERSEPEDA DI SOLO. 3.000 pesepeda ikuti kegiatan Sepeda Nusantara yang dimulai dari Stadion Sriwedari Solo, Minggu (25/11/2018) lalu. Tren bersepeda di Solo makin menghilang pasca sempat merajai di era pandemi Covid-19. (TRIBUNSOLO.COM) (TRIBUNSOLO.COM/AGIL TRI)

Harga yang ditawar terlalu murah membuat ia enggan melepas barangnya.

“Yang di dalam 4-5 tahun. Kita jual murah modal Rp 30 juta. Dijual Rp 15 juta ditawar Rp 10 juta ya terlalu jauh,” ungkapnya.

Menurutnya, sejak tahun 2016 pasar sepeda sudah mulai mapan.

Saat pandemi covid-19 sepeda melonjak terutama untuk jenis sepeda lipat. Namun, hal itu tak berlangsung lama.

Seiring berjalannya waktu harga sepeda merosot hingga kini hampir tak ada permintaan.

“Sepeda stabil tahun 2016-2020. Penggemarnya lumayan banyak. Covid pertama merosot lalu malah melonjak. Tahun 2021 sepeda meningkat. Sepeda balap waktu itu stabil. Mulai menurun setelah 2023 setelah itu sampai sekarang rusak harganya karena pembelinya nggak ada,” jelasnya.

Salah satu faktornya yakni tren olahraga yang berubah.

Kini lebih banyak orang menggandrungi olahraga lari ketimbang sepeda. Selain itu, daya beli masyarakat juga terus merosot.

Baca juga: Pecinta Sepeda Menangis Melihat Ini, Dua Unit Sepeda Lipat Mahal Dihancurkan Petugas Bea Cukai

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved