Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Bisnis Sepeda Redup Setelah Pandemi

Tren Bersepeda Makin Menghilang di Solo, Penjual Sepeda Meraja saat Pandemi Covid-19, Kini Merugi

Penjual sepeda Taufiq Tri Haryono mengaku kini ia tak bisa menjual meski sudah menjatuhkan hingga separuh dari harga saat kulakan

|
TRIBUNSOLO.COM
TREN BERSEPEDA DI SOLO. 3.000 pesepeda ikuti kegiatan Sepeda Nusantara yang dimulai dari Stadion Sriwedari Solo, Minggu (25/11/2018) lalu. Tren bersepeda di Solo makin menghilang pasca sempat merajai di era pandemi Covid-19. (TRIBUNSOLO.COM) 

“Dulu kan permintaan tinggi barang baru keluar barang lama tukar tambah barang lama masih bisa dijual. Orang beralih olahraga dan sepertinya ekonomi tidak baik-baik saja. Dulu Rp 165 juta sekarang Rp 55 juta aja nggak ada yang minat,” tuturnya.

Ia sempat mengalami krisis ekonomi tahun 1997-1998. Namun, saat itu banting setir masih memungkinkan.

Kini melihat pasar sepeda yang semakin jatuh ia tak melihat adanya peluang bisnis lain.

“(Saat reformasi) saya banting setir ke sport. Kita bisa berganti arah karena kondisi waktu krisis Pak Harto daya beli masih ada. (Sekarang) sepeda menurun mau ganti usaha tapi terus apa,” ungkapnya.

Dalam sebulan ia hanya mampu menjual 2 unit sepeda saja. Kondisi serupa juga dirasakan di berbagai lini. Ia berharap setelah lebaran kondisi ekonomi membaik.

“Saya 2 bulan kemarin bagus tapi jual rugi. Dua bulan kemarin 15 ada. Tapi sebulan ini baru laku 2. Kalau Lebaran bagus kita punya harapan. Kalau Lebaran tidak ada permintaan bagus tanda bahaya. Usaha kecil mengeluh semua,” jelasnya.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved