Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Sukoharjo

Asal-usul Nama Weru yang Kini jadi Kecamatan di Sukoharjo, Kisah Patah Hatinya Seorang Putri

Penasaran dan terkesan dengan kisah-kisah tentang kehebatannya, sang Putri akhirnya memutuskan untuk melamar Kyai Ageng Wiryo Kusumo.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Google Maps
KECAMATAN WERU - Kantor Kecamatan Weru di Ngreco, Weru, Jelimbang, Ngreco, Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, diunduh pada Kamis (27/3/2025). Begini sejarah nama Weru yang kini jadi salah satu kecamatan di Sukoharjo. 

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Weru adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Weru memiliki populasi sebesar 55,091 jiwa pada tahun 2021 lalu.

Kecamatan ini juga memikiki 13 desa.

Asal-usul Kecamatan Weru

Kecamatan Weru konon berasal dari sebuah kisah legendaris yang terkait erat dengan tokoh besar pada masa kekuasaan Kesultanan Yogyakarta, yaitu Kyai Ageng Wiryo Kusumo.

Kyai Ageng Wiryo Kusumo dikenal sebagai sosok yang sangat dihormati dan dikenal luas, baik dalam bidang keprajuritan maupun kebatinan.

Kehebatannya dalam ilmu keprajuritan dan kesaktian mondroguno menjadikannya seorang tokoh yang legendaris, dihormati di seluruh penjuru Yogyakarta.

Baca juga: Asal-usul Desa Dalangan di Kecamatan Tawangsari Sukoharjo, Dulu Tempat Tinggal Para Dalang Terkenal

Namun, meskipun begitu, Kyai Ageng Wiryo Kusumo merasa tidak sejalan dengan kebijakan dan pemikiran Ratu Kesultanan Yogyakarta pada saat itu.

Akibatnya, dia memutuskan untuk meninggalkan Kesultanan Yogyakarta dan memilih untuk menetap di sebuah desa yang jauh dari keramaian.

Suatu hari, seorang putri cantik yang dikenal dengan nama Putri Ayu datang dari Serang.

Dalam perjalanan, ia mendengar tentang kesaktian Kyai Ageng Wiryo Kusumo yang telah terkenal luas.

Penasaran dan terkesan dengan kisah-kisah tentang kehebatannya, sang Putri akhirnya memutuskan untuk melamar Kyai Ageng Wiryo Kusumo.

Baca juga: Asal-usul Kecamatan Sambungmacan di Sragen, Diambil dari Dua Nama Jagoan Sakti di Kampung

Namun, meski dihadapkan pada lamaran yang penuh harapan, Kyai Ageng Wiryo Kusumo menolak dengan alasan yang sangat pribadi.

Ia menolak karena melihat sang Putri memiliki cacat fisik.

Penolakan ini tentu membuat sang Putri sangat kecewa dan malu, sebuah perasaan yang mendalam karena lamarannya ditolak.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved