Sentra Gerabah Melikan Klaten
Jatuh Bangun Pengrajin Gerabah di Desa Melikan Klaten, Sempat Dicibir Karena Beri Sentuhan Seni
Hingga beberapa tahun kemudian, sampai sekarang produk gerabah Desa Melikan kini banyak yang bermotif.
Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Rifatun Nadhiroh
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Bagi Waris Hartono (45) atau yang akrab dipanggil Lek Waris memberikan inovasi dan kreativitas kedalam gerabah, merupakan suatu hal yang ia pikirkan demi meningkatkan derajat gerabah.
Meski demikian, hal tersebut tidaklah mudah di awal.
"Waktu zaman dulu kisaran tahun di bawah 2010, gerabah itu polosan semua. Polos los, enggak ada motif apapun," ujarnya saat ditemui TribunSolo.com, Senin (5/5/2025).
Ia lalu berpikir, gimana cara agar gerabah ini bisa meningkat.
"Itu perlu sentuhan seni kan, dari awal saya wis punya bayangan seperti itu. Akhirnya, ini saya carving (ukir). Ini dengan saya ukir dan lain sebagainya," paparnya.
Baca juga: Cara Membuat Gerabah Ala Lek Waris di Desa Melikan Wedi Klaten, Lewati 6 Proses Hingga Jadi!
Meski begitu, inovasi yang ia lakukan mendapat omongan yang menjatuhkan. Seperti 'Gini aja udah laku, ngapain repot-repot seperti itu'.
"Dia belum tahu, manisnya dari apa yang jadi produk (yang dibuat). Kalau dengan sentuhan seni yang itu," ucapnya.
Hingga beberapa tahun kemudian, sampai sekarang produk gerabah Desa Melikan kini banyak yang bermotif.

"Sampai sekarang, enggak ada produk yang enggak ada motifnya. Semua di carving, semua di gores, semua di ukir," jelasnya.
"Pot itu (menunjuk) sendiri polos semua. Sekarang pot mana yang enggak ada gambarnya? semua bergambar kan gitu," tambahnya.
Dari curving atau ukir gerabah, inovasi terus dikembangkan. Terus hingga kini merambah ke cover cat.
"Nilai plusnya dari saya, bahwa saya bisa dikatakan meracuni dengan seni itu masuk di mereka," kata Waris.
Meskipun tanpa ia mengajak ataupun mengajar pengrajin yang lain.
Baca juga: Desa Melikan di Klaten, Sentra Gerabah yang Punya Teknik Putaran Miring Satu-satunya di Dunia
"Karena apa? Mereka wis tahu rasane. Oh, ternyata ini bagus, ternyata ini nilai lebihnya ada, harga jualnya bisa menambah, kan gitu," ucapnya.
"Sekarang loh, kalau sembarang-sembarang (gerabah) kecil-kecil aja udah sama digambar, gitu," tambahnya.
Waris secara pribadi dan teman-teman pengrajin lain juga membuat paguyuban Panjang Umur Hidup Kreatif pada tahun 2017, dan sampai sekarang masih berjalan.
Perlahan tapi pasti, gerabah yang tadinya hanyalah alat. Kini tak mau kalah dengan kerajinan lain yang bernilai seni.
(*)
Pusat Kerajinan Gerabah di Desa Melikan Klaten, Omzet Para Pengrajin Sempat Melejit Saat Pandemi |
![]() |
---|
Profil Lik Waris, Seniman Pengrajin Gerabah di Melikan Klaten, Gabungkan Seni di Pembuatan Gerabah |
![]() |
---|
Cara Membuat Gerabah Ala Lek Waris di Desa Melikan Wedi Klaten, Lewati 6 Proses Hingga Jadi! |
![]() |
---|
UMKM Klaten Sentra Gerabah Desa Melikan, Terkenal Punya Teknik Putaran Miring Satu-satunya di Dunia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.