Sejarah Kuliner Legendaris
Sejarah Sego Tiwul Bisa jadi Kuliner Khas Wonogiri, Sudah dari Zaman Penjajahan Jepang
Sego tiwul berasal dari gaplek, yaitu singkong yang telah dijemur hingga kering.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Jika berkunjung ke Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi makanan khas yang sarat sejarah dan cita rasa, yakni sego tiwul.
Makanan berbahan dasar singkong ini bukan hanya sekadar kudapan, tetapi juga warisan kuliner yang mengakar dalam budaya masyarakat setempat.
Sego tiwul berasal dari gaplek, yaitu singkong yang telah dijemur hingga kering.
Baca juga: Sejarah Wedangan Pak Basuki : Salah Satu Kuliner Legendaris Solo, Langganannya Publik Figur
Proses pembuatannya cukup unik.
Setelah gaplek kering, bahan ini kemudian ditumbuk hingga halus menjadi tepung gaplek.
Tepung tersebut kemudian ditempatkan di tampah, diperciki air sambil diaduk hingga membentuk adonan berbutir, lalu dikukus selama 15–20 menit hingga matang.
Sejarah Sego Tiwul jadi Makanan Khas Wonogiri
Meski sederhana, proses ini menyimpan nilai historis yang mendalam.
Tiwul dikenal sebagai makanan pokok masyarakat Wonogiri sejak zaman penjajahan Jepang, ketika beras sulit didapat dan harganya sangat mahal.
Baca juga: Sejarah Sate Pak Min Sithong yang Legendaris di Solo, Resep Bertahan Sejak 1950-an
Dalam kondisi serba sulit, tiwul menjadi penyelamat rakyat karena singkong lebih mudah ditanam, murah, tahan lama, dan tentunya mengenyangkan.
Berbeda dengan daerah lain yang biasanya menikmati singkong dengan parutan kelapa dan gula jawa, di Wonogiri, tiwul justru naik kasta.
Ia dihidangkan sebagai pengganti nasi (sego) dan disantap bersama aneka lauk pauk.
Sego tiwul sering kali dipadukan dengan jangan ndeso—sayur bersantan yang berisi tempe, tahu, dan bumbu khas Jawa.
Baca juga: Sejarah Kopi Petruk Khas Kemalang Klaten, Kopi Berkualitas dari Lereng Gunung Merapi
Kadang juga disajikan bersama urap, menjadikan hidangan ini tidak hanya mengenyangkan, tapi juga kaya rasa dan bernutrisi.
Kini, tiwul bukan lagi simbol keterbatasan, melainkan menjadi kuliner khas yang dicari para pelancong.
Banyak warung makan di Wonogiri yang menyajikan sego tiwul sebagai menu utama, dengan berbagai variasi lauk yang menggoda.
(*)
| Sejarah Kolak Pisang, Kuliner Khas Ramadhan yang Legendaris di Solo, Ternyata Dikenalkan Wali Songo |
|
|---|
| Sejarah Huzarensla, Kuliner Perpaduan Belanda-Jawa yang jadi Favorit Putri Mangkunegaran Solo |
|
|---|
| Sejarah Garang Asem, Kuliner Legendaris Solo yang jadi Salah Satu Menu Favorit Mangkunegara VI |
|
|---|
| Sejarah Opor Ayam Khas Solo: Konon Merupakan Kuliner Akulturasi India, Jawa, dan Arab |
|
|---|
| Sejarah Sayur Bobor : Kuliner Solo yang Sudah Berusia 2 Abad, Dulu untuk Ritual Menyapih Anak |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.