Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Karanganyar

Asal-usul Astana Mangadeg di Matesih Karanganyar, Tempat Raden Mas Said Disemayamkan

Salah satu pemakaman yang dianggap sakral dan ramai dikunjungi peziarah sampai saat ini adalah Astana Mangadeg.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Instagram Jacksen F Tiago
WISATA RELIGI KARANGANYAR - Pengunjung saat berziarag di Astana Mangadeg, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Beginilah asal-usul Astana Mangadeg. 

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, memiliki beberapa makam yang sampai kini dianggap sakral.

Salah satu pemakaman yang dianggap sakral dan ramai dikunjungi peziarah sampai saat ini adalah Astana Mangadeg.

Astana Mangadeg merupakan sebuah kompleks pemakaman bersejarah yang terletak di Desa Karang Bangun, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Baca juga: Asal-usul Astana Girilayu di Karanganyar, Tempat Peristirahatan Raja dan Trah Mangkunegaran

Tempat ini menjadi makam bagi raja-raja Mangkunegaran, termasuk pendirinya, Mangkunegara I yang juga dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa (Raden Mas Said).

Selain itu, di Astana Mangadeg juga dimakamkan para raja penerus seperti Mangkunegara II dan III, serta kerabat dekat dan para pembantu perjuangan mereka.

Asal-usul Astana Mangadeg

Pangeran Sambernyawa merupakan sosok legendaris dalam sejarah Jawa dan Indonesia.

Lahir pada tahun 1725 di Kraton Kartasura, beliau dikenal sebagai pemimpin yang gigih melawan penjajahan VOC dan Kesultanan Mataram selama lebih dari 16 tahun.

Kehebatannya dalam peperangan membuatnya dijuluki “Sambernyawa” atau penyebar maut oleh gubernur VOC, Nicolaas Hartingh.

Ia bahkan memimpin pasukan dengan melibatkan banyak prajurit wanita, suatu hal yang luar biasa pada zamannya.

Baca juga: Asal-usul Sendang Bejen di Mojogedang Karanganyar: Jejak Raden Mas Said, Airnya Dipercaya Berkhasiat

Astana Mangadeg terletak di puncak Bukit Mangadeg, di lereng Gunung Lawu, sekitar 37 kilometer dari Solo.

Lokasinya yang berada di ketinggian 750 meter di atas permukaan laut menawarkan suasana yang sejuk dan rindang, dikelilingi hutan hijau yang asri.

Tempat ini dulu menjadi lokasi Mangkunegara I bersemedi saat masa perjuangannya, sehingga selain menjadi makam, Astana Mangadeg juga memiliki nilai spiritual dan mistis yang kuat.

Perjalanan menuju Astana Mangadeg memang menantang karena pengunjung harus berjalan kaki menanjak melewati hutan, sambil menikmati suara kicau burung dan gemericik air sungai di bawah lembah.

Sesampainya di kompleks makam, peziarah wajib melapor dan menaati aturan yang ada, termasuk berpakaian sopan dan bagi wanita memakai jarik.

Baca juga: Asal-usul Nama Desa Gedangan di Solo Baru Sukoharjo, Ada Kisah Rombongan Keraton Surakarta

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved