Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Koperasi Merah Putih

Sistem Top-Down Koperasi Merah Putih di Solo Dikritik, Pemerintah Diminta Belajar dari KUD era Orba

Pakar Ekonomi Pembangunan UNS, Lukman Hakim mengkritik pendirian Koperasi Merah Putih yang terkesan top-down.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
KOPERASI MERAH PUTIH - Suasana Koperasi Kelurahan Merah Putih Banyuanyar, Banjarsari, Solo, Selasa (22/7/2025). Pakar Ekonomi Pembangunan, Lukman Hakim Hasan mengkritik pendirian Koperasi Merah Putih yang terkesan top-down. Ia pun meminta pemerintah bisa belajar dari kegagalan Koperasi Unit Desa (KUD) era orde baru. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pakar Ekonomi Pembangunan UNS, Lukman Hakim mengkritik pendirian Koperasi Merah Putih yang terkesan top-down.

Ia pun meminta pemerintah bisa belajar dari kegagalan Koperasi Unit Desa (KUD) era orde baru.

“Kalau saya melihat ini kan bisnis sistemnya top-down dari atas. Sepanjang sejarah Indonesia belum ada buktinya berhasil. Kita sudah punya KUD, BUUD dulu jaman orde baru tapi ternyata tidak berdampak apa-apa,” jelasnya.

Menurutnya, hal ini jauh dari semangat koperasi yang seharusnya melalui musyawarah dari bawah.

Bukannya dari atas yang justru menimbulkan kesan hanya untuk mengejar peluncuran.

“Karena bentuknya koperasi harus dari anggota. Kumpulan orang-orang bukan kumpulan modal. Kita harus menyamakan persepsi anggota karena isinya orang-orang mempunyai tujuan bersama. Sejauh mana sustainabilitas, pengawasannya,” ungkapnya.

Baca juga: Cara Daftar Anggota Koperasi Desa Merah Putih, Diluncurkan Presiden Prabowo di Klaten

Program ini diluncurkan pada Senin (21/7/2025) lalu secara serentak.

Sebanyak 80.081 kelurahan telah memiliki badan hukum meski tak semua beroperasi. Setidaknya ada 108 koperasi yang sudah menjalankan usaha.

Salah satunya Koperasi Kelurahan Merah Putih Banyuanyar yang memanfaatkan gedung serbaguna milik kelurahan.

“Kalau gedung ini gedung serbaguna dari kelurahan dipinjamkan perjanjian dengan aset itu Rp 0. Selama jangka waktu nanti operasi sampai nanti bisa mandiri,” ungkap Kepala Koperasi Kelurahan Merah Putih Banyuanyar Sumanto.

Sedangkan barang-barang yang dijual langsung dipasok oleh perusahaan plat merah mulai dari Bulog, ID Food, Petrokimia Gresik, hingga Patraniaga.

“Kemudian untuk barang barang yang jadi operasi itu rekanan sama 6 distributor. Dari Bulog itu kemarin memasok sembako seperti beras, gula, minyak. ID Food gula, minyak, daging ayam, sapi sama daging serta minuman. Patraniaga itu memasok tabung gas yang subsidi dan non subsidi untuk tiap minggunya. Itu rencana dikirim 50 tabung. Selama satu bulan itu 200 tabung,” jelasnya.

Siapa itu Lukman Hakim?

Lukman Hakim dikenal sebagai salah satu pakar ekonomi pembangunan terkemuka di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

KRITIK KOPDES MERAH PUTIH - Pakar Ekonomi Pembangunan, Lukman Hakim Hasan, saat ditemui TribunSolo.com, beberapa waktu lalu. Lukman Hakim mengkritik pendirian Koperasi Merah Putih yang terkesan top-down. Ia pun meminta pemerintah bisa belajar dari kegagalan Koperasi Unit Desa (KUD) era orde baru.
KRITIK KOPDES MERAH PUTIH - Pakar Ekonomi Pembangunan, Lukman Hakim Hasan, saat ditemui TribunSolo.com, beberapa waktu lalu. Lukman Hakim mengkritik pendirian Koperasi Merah Putih yang terkesan top-down. Ia pun meminta pemerintah bisa belajar dari kegagalan Koperasi Unit Desa (KUD) era orde baru. (Tribunsolo.com/Ahmad Syarifudin)

Sosok akademisi ini telah lama menekuni isu-isu strategis dalam bidang pembangunan ekonomi, terutama yang berkaitan dengan ketimpangan sosial, kesejahteraan masyarakat, dan distribusi sumber daya.

Sebagai dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS, Lukman aktif melakukan penelitian serta menjadi narasumber dalam berbagai forum ilmiah dan diskusi publik, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Gagasannya kerap menyoroti pentingnya pemerataan pembangunan antarwilayah, khususnya di daerah-daerah tertinggal di Indonesia.

Tak hanya di ranah akademik, Lukman juga kerap diminta pendapat oleh media massa dan pemerintah daerah, terutama terkait isu kemiskinan, pengangguran terbuka, dan efektivitas kebijakan fiskal dalam mendorong pertumbuhan inklusif.

Dengan pendekatan yang berpijak pada data dan konteks lapangan, Lukman Hakim berupaya membumikan teori pembangunan agar lebih dekat dengan kebutuhan masyarakat. Bagi banyak mahasiswa dan pengamat ekonomi, Lukman adalah sosok yang konsisten mendorong ekonomi berkeadilan sebagai fondasi pembangunan nasional.

Apa itu Koperasi Desa Merah Putih?

Presiden Prabowo Subianto meresmikan Koperasi Desa Merah Putih di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin 21 Juli 2025, 

Peresmian ini merupakan bagian dari peluncuran kelembagaan 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih se-Indonesia.

DIRESMIKAN PRESIDEN. Presiden RI Prabowo Subianto diagendakan meresmikan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Desa Bentangan, di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten.
DIRESMIKAN PRESIDEN. Presiden RI Prabowo Subianto diagendakan meresmikan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Desa Bentangan, di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten. (TribunSolo.com/Zharfan Muhana)

Pemerintah Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo menggagas pembentukan Koperasi Desa Merah Putih sebagai upaya strategis untuk membangun kemandirian ekonomi desa, memberantas praktik rente, serta menciptakan pemerataan kesejahteraan dari bawah ke atas.

Program ini dirancang sebagai gerakan nasional yang menyasar pembentukan koperasi di lebih dari 70.000 desa dan kelurahan di seluruh Indonesia. Koperasi tersebut diharapkan menjadi tulang punggung ekonomi lokal yang dikelola langsung oleh masyarakat desa secara gotong royong, transparan, dan berkeadilan.

Baca juga: Tamu Peresmian Koperasi Merah Putih di Klaten Berdatangan, Kepala Desa Jalan Kaki 1 KM Menuju Lokasi

“Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi kendaraan ekonomi rakyat untuk keluar dari jeratan tengkulak, pinjaman online ilegal, dan praktik-praktik tidak adil lainnya,” ujar Presiden Prabowo dalam rapat terbatas di Jakarta, Senin (3/3/2025).

Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih) adalah koperasi multiguna yang didirikan di tingkat desa/kelurahan dengan model pelayanan ekonomi yang menyentuh kebutuhan dasar warga. Koperasi ini diharapkan menjadi:

  • Tempat simpan pinjam yang aman dan murah
  • Pusat distribusi kebutuhan pokok dengan harga terjangkau
  • Lumbung hasil pertanian dan pangan warga desa
  • Sarana dagang dan produksi lokal berbasis komunitas

Dengan koperasi ini, pemerintah ingin mengembalikan semangat asli koperasi sebagai soko guru perekonomian rakyat, namun dengan pendekatan modern dan terintegrasi dengan sistem digital serta pengawasan ketat.

Fungsi Utama Kopdes Merah Putih

1. Memutus mata rantai tengkulak dan rentenir

Petani dan pelaku UMKM desa bisa langsung menjual hasil produksinya ke koperasi dengan harga yang adil, tanpa harus melewati tengkulak.

2. Mengurangi ketergantungan pada pinjol ilegal

Koperasi menyediakan skema pinjaman bergulir dengan bunga ringan atau tanpa bunga, memutus ketergantungan warga pada pinjaman online berisiko tinggi.

3. Distribusi sembako murah

Koperasi akan menjual sembako dan kebutuhan pokok lainnya dengan harga lebih rendah, karena membeli langsung dari distributor besar atau pemerintah.

4. Mendorong kewirausahaan desa

Kopdes juga bisa membuka unit usaha, seperti toko bangunan, warung kopi desa, hingga jasa logistik lokal, sesuai potensi wilayah masing-masing.

Alasan Peluncuran Koperasi Merah Putih Dilakukan di Klaten

Peluncuran Koperasi Desa Merah Putih secara nasional digelar di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Minggu (21/7/2025). Klaten dipilih bukan tanpa alasan.

Kabupaten yang berada di jantung Pulau Jawa ini dinilai merepresentasikan semangat pembangunan ekonomi dari akar rumput: desa.

Acara peresmian tersebut dihadiri langsung oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto, sejumlah menteri kabinet, serta ribuan kepala desa dari berbagai penjuru Jawa Tengah.

Kehadiran tokoh-tokoh nasional dan ribuan peserta menjadikan peluncuran ini sebagai salah satu momen penting dalam agenda transformasi ekonomi berbasis kerakyatan.

Ada alasan dipilihnya Klaten sebagai lokasi peluncuran. 

Baca juga: Sambut Tamu Peresmian Koperasi Merah Putih di Bentangan Klaten, Ada Sajian 50 Gerobak Angkringan

Desa-desa di Klaten telah menunjukkan inisiatif luar biasa dalam pengembangan ekonomi lokal, kemandirian pangan, serta semangat gotong royong.

Desa Bentangan juga telah lebih dulu memulai proses pembentukan koperasi desa model yang kini dijadikan inspirasi nasional, yakni Koperasi Merah Putih.

Peluncuran Koperasi Merah Putih dari Klaten menjadi penanda dimulainya era baru pembangunan ekonomi Indonesia yang lebih adil dan merata, dimulai dari desa.

Dari Bentangan, sebuah langkah besar diambil menuju kemandirian ekonomi rakyat yang berdaulat.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved