Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Ijazah Jokowi Digugat

Eks Guru Besar UGM Sebut Jokowi Pembohong, Ungkit Ucapan Presiden ke-7 saat Hendak Pulang ke Solo

Prof. Koentjoro menyebut Jokowi sebagai seorang pembohong dalam banyak hal.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono

TRIBUNSOLO.COM - Mantan Ketua Dewan Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2018–2021, Prof. Koentjoro, secara terbuka melontarkan kritik tajam terhadap Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).

Dalam pernyataannya di program ROSI yang tayang di KompasTV pada Kamis (31/7/2025) malam, Prof. Koentjoro menyebut Jokowi sebagai seorang pembohong dalam banyak hal, termasuk soal pernyataan pasca-kepresidenannya.

“Tahun 2024 saya membaca petisi. Ketika saya mau membaca petisi kemudian dikutip di mana-mana, saya menyatakan sangat tidak suka dengan kebijakan Jokowi. Jokowi itu pembohong, dalam banyak hal dia pembohong,” ungkap Prof. Koentjoro tegas.

Baca juga: Perjalanan Kasus Tom Lembong hingga Dapat Abolisi, Jokowi di Solo Hormati Keputusan Prabowo

Salah satu contoh kebohongan Jokowi, menurut Koentjoro, adalah pernyataan mantan Wali Kota Solo tersebut yang sebelumnya mengaku akan kembali ke kampung halamannya di Solo.

Kala itu Jokowi mengaku tidak akan terlibat dalam dunia politik setelah lengser dari jabatan presiden.

“Dulu waktu dia mau lengser jadi presiden, dia mengatakan mau tinggal di rumah, tidak mau jadi politisi. Tapi sekarang dia masih bicara di situ, semakin tidak konsisten,” lanjutnya.

Pastikan Ijazah Jokowi Asli

Meski melontarkan kritik keras terhadap Jokowi secara pribadi dan politik, Prof. Koentjoro menegaskan bahwa dirinya yakin ijazah Jokowi adalah asli.

Pernyataan ini ia sampaikan di tengah polemik yang kembali mencuat terkait dugaan ijazah palsu Jokowi.

“Bahwa saya seorang guru besar, saya harus memegang teguh kebenaran. Profesor boleh salah, tetapi tidak boleh bohong,” tegasnya.

Baca juga: Makan Bakmi di Solo, Jokowi Sebut Tak Ada Pembahasan Abolisi Tom Lembong dengan Prabowo: Bahas PSI

Koentjoro juga mengimbau pihak-pihak yang terus menggugat keaslian ijazah Jokowi untuk menghentikan polemik yang menurutnya tidak berdasar.

Ia menyebutkan bahwa dirinya memiliki bukti kuat yang mendukung keaslian ijazah tersebut.

“Saya melihat itu asli. Sekali lagi, karena itu bukan hanya dari data. Saya punya sejarahnya, datanya, dari dosen-dosennya, pernyataannya dia kuliah di sana, dari teman-temannya juga ada yang menyatakan seperti itu. Kurang apalagi?” ujarnya, sembari menyarankan agar Rismon Sianipar salah satu pihak yang terus mempersoalkan isu inisegera menghentikan tuduhannya.

TUNJUKKAN KAOS.  Mantan Presiden Jokowi saat menunjukkan kaos seragam reuni yang dimilikinya pada Kamis (31/7/2025) di Solo. Dia tidak memakai kaos itu lantaran kulitnya masih pemulihan.
TUNJUKKAN KAOS. Mantan Presiden Jokowi saat menunjukkan kaos seragam reuni yang dimilikinya pada Kamis (31/7/2025) di Solo. Dia tidak memakai kaos itu lantaran kulitnya masih pemulihan. (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)

Jokowi di Solo Heran Ijazah, Skripsi, hingga Teman Kuliahnya Dianggap Palsu

Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya mengaku heran, sebab semua hal yang berkaitan dengan dirinya kini dipermasalahkan.

Sebelumnya, ijazah Jokowi diragukan keasliannya hingga kasus tersebut bergulir di pengadilan.

Selain itu, skripsi hingga lokasi KKN Jokowi juga disebut-sebut fiktif.

Baca juga: Sempat Dikaitkan dengan Ijazah Jokowi, Ini Aktivitas SBY di Solo: Nonton Voly hingga Ngopi di SPBU

Belum cukup sampai di situ, kini rekan kuliahnya, Mulyono juga jadi sorotan di media sosial.

Beredar tudingan jika Mulyono yang turut hadir dalam acara reuni Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Jokowi beberapa waktu lalu adalah calo tiket di Terminal Tirtonadi Solo.

Jokowi pun tegas membantah isu tersebut.

Menurutnya, rekannya yang datang saat reuni tersebut bekerja di PT Restorasi Ekosistem Indonesia.

“Terakhir yang saya tahu beliau bekerja di Jambi. Sebuah PT untuk pelestarian dan konservasi hutan,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Solo, Jawa Tengah, Kamis (31/7/2025).

Baca juga: Sejarah Mobil Esemka yang Kini Bikin Jokowi Digugat Wanprestasi, Pabriknya Ada di Boyolali Jateng

Ia pun hanya tertawa saat mendengar ada isu mengenai temannya tersebut disebut sebagai calo tiket.

“Ya coba calonya dicari,” ungkapnya.

JOKOWI SOAL MULYONO - Mantan Presiden Jokowi saat ditemui di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, Kamis (31/7/2025).
JOKOWI SOAL MULYONO - Mantan Presiden Jokowi saat ditemui di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, Kamis (31/7/2025). (TRIBUNSOLO.COM/AHMAD SYARIFUDIN dan Kompas.com/Yustinus Wijaya Kusuma)

Ia pun heran berbagai hal yang menyangkut dengannya diragukan oleh sejumlah pihak.

Mulai dari ijazah hingga rekan kuliah ikut diragukan.

Baca juga: Roy Suryo Sebut Eks Rektor UGM Sofian Effendi Diperiksa Polisi Selama 12 Jam, Tuding Tim dari Solo

“Semua kok diragukan. Ijazah diragukan, skripsi diragukan, KKN diragukan, teman diragukan terus apa lagi yang mau disampaikan,” jelasnya.

Ia pun menegaskan bahwa Mulyono merupakan rekan kuliah seangkatannya.

Namun Jokowi mengaku dia lulus lebih cepat.

“Pak Mulyono adalah teman seangkatan saya tahun 1980. Hanya lulusnya saya lebih cepat. Saya 1985 bulan November Pak Mulyono tahun 1987,” jelasnya.

Profil Koentjoro
 
Melansir laman resmi UGM, Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D., Psikolog, merupakan sosok akademisi yang berdedikasi tinggi dalam bidang Psikologi.

Dengan latar belakang pendidikan yang solid dan pengalaman yang luas, Koentjoro telah berkontribusi signifikan dalam pengembangan ilmu Psikologi di Indonesia.

Koentjoro meraih gelar profesor tahun 2005 dengan pidato pengukuhan berjudul "Arti Penting Perubahan Paradigma dan Pendekatan dalam Pembelajaran dan Penerapan Psikologi Sosial di Indonesia".

Sebelumnya, dia sempat menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi UGM Indonesia.

Koentjoro kemudian melanjutkan studi magister di bidang Behavior Science di LaTrobe University, Australia.

Lalu Koentjoro berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Social Work & Social Policy dari universitas yang sama setelah berhasil mempertahankan disertasi berjudul Understanding Prostitution From Rural Communities of Indonesia.

Selain itu, Koentjoro juga telah mengikuti kursus singkat tentang Drug Surveillance di Victoria University, Australia. 

Keahlian Prof Koentjoro meliputi berbagai bidang dalam psikologi, seperti relasi sosial dan psikologi pendidikan.

Minat penelitiannya mencakup community development, pembangunan dan perubahan sosial, kebencanaan, street children, drugs and prostitution, qualitative research, family psychology, forensik, dan psikologi seni & kebudayaan.

Semasa jadi dosen, Koentjoro mengampu beberapa mata kuliah penting yang berkaitan dengan bidang keilmuannya.

Mata kuliah tersebut antara lain Metode Penelitian kualitatif (S1, S2, S3); Psikologi Perdamaian (S2), Psikologi Hukum Forensik (S2), Psikologi Seni (S2), Psikologi Pemberdayaan Masyarakat dan Psikoedukasi (S1), Psikologi Kebencanaan dan Krisis (S1).

Koentjoro juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Guru Besar UGM 2018-2021.

Saat memasuki masa purna tugas, Koentjoro bersama 13 dosen dan tenaga kependidikan lain yang telah memasuki usia pensiun mendapat Piagam dan Dana Kesetiakawanan dari Korps Pegawai Universitas Gadjah Mada (Korpagama) pada Jumat (25/4/2025).

Riwayat Pendidikan

  • S1 Fakultas Psikologi UGM, Indonesia
  • S2 Behavior Science, LaTrobe, Australia
  • S3 Social Work & Social Policy, LaTrobe, Australia
  • Short course Drug Surveliance, Victoria Univ, Australia

Penghargaan

  • Piagam Penghargaan Kesetiaan UGM 35 tahun
  • Karya Satya 30 tahun dari Presiden RI
  • Naskah penelitian terbaik 3, National Conference on Islamic Psychology
  • Warga Pratama Badan Narkotika Nasional
  • Piagam Penghargaan Kesetiaan UGM 25 tahun
  • Karya Satya 20 tahun dari Presiden RI

(*)

Sumber: Kompas TV
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved