Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali meyangkan perusakan SDN 2 Gunungsari, Kecamatan Wonosamodro.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Darmanto meminta pihak sekolah melaporkan langsung ke pihak berwajib.
"Pelakunya masih dalam penyelidikan polisi," ujar dia kepada TribunSolo.com, Kamis (2/9/2021).
Menurut Darmanto sudah seharusnya gedung sekolah menjadi tanggung jawab bersama.
Terlebih, saat ini jelang uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) yang akan mulai diperluas hingga menyasar sekolah dasar yang ada di tingkat desa.
Baca juga: Kondisi Stok Plasma Konvelesen di Solo Sekarang : Dulu Antre Ratusan Pemohon, Kini Sepi Peminat
Baca juga: Tahun 2024 Diyakini Milik Prabowo, Kader Gerindra di Solo Bulat Dukung Ketua Umumnya Maju Pilpres
"Lah itu jelang uji coba (PTM) malah sekolah dirusak," tambah Darmanto.
Pihaknya berharap sebelum pelaksanaan Uji Coba PTM, kondisi sekolah yang dirusak sudah diperbaiki.
Dengan begitu, saat uji coba nanti, siswa dapat belajar dengan nyaman.
"Untuk sementara kita bersihkan dulu," imbuhnya.
Porak-poranda
Disaat akan menyambut sekolah tatap muka, SDN 2 Gunungsari, Kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali dirusak orang tak kenal.
Akibatnya, kaca jendela pecah berantakan, sehingga pecahan berserakan di halaman kelas.
Terlebih majalah dinding yang terbuat dari kaca nyaris tak bisa dipakai kembali.
Seluruh kaca jendela ruang kelas hancur berkeping-keping.
Mulai dari ruang kelas TK, hingga kantor serta perpustakaan seluruhnya kaca jendelanya telah pecah.
Baca juga: Rute Gowes Terakhir Pak Guru Edo : Guru SMAN 7 Solo Ambruk Saat Gowes ke Boyolali, Lalu Meninggal
Baca juga: Pekan Depan, Ratusan SD dan Puluhan SMP di Zona Hijau Boyolali Mulai Uji Coba Sekolah Tatap Muka
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, perusakan sekolah itu kali pertama diketahui, guru SD tersebut Kamis (2/9/2021).
Guru yang tetap melakukan piket di sekolahnya kaget dengan kondisi sekolah yang rusak.
Selanjutnya pihak sekolah melaporkan kejadian ini ke Polsek Wonosegoro yang masih membawahi wilayah kecamatan Wonosamodro.
Jiyo salah seorang warga sekitar tidak mengetahui secara pasti peristiwa perusakan ini.
"Tahunya ya tadi pagi. Saya lihat kaca-kaca sekolahan sudah pada pecah," ujarnya kepada TribunSolo.com.
Kapolres Boyolali AKBP Morry Ermond membenarkan peristiwa tersebut.
Dugaan sementara hanya perusakan saja, tidak ada barang sekolah yang hilang
"Pelakunya masih dalam Lidik (penyelidikan), begitu juga dengan motif perusakan ini masih dicari," ujar dia.
Tatap Muka di Boyolali
Bupati Boyolali M Said Hidayat mengizinkan untuk sekolah di Boyolali melakukan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM).
Keputusan ini setelah dirinya melihat penerapan protokol kesehatan di SMPN 1 Boyolali.
Said ingin memperluas cakupan uji coba PTM ini.
Baca juga: Sekolah Tatap Muka Perdana di Solo, Orang Tua Sambut Baik: Bosan Belajar Online
Baca juga: Sekolah Tatap Muka di Boyolali, Siswa SMP Ini Terpaksa Pakai Seragam SD: Seragam Baru Belum Jadi
Bahkan tak hanya untuk tingkat SMP saja, PTM ini juga bisa menyasar untuk jenjang SD.
“Maka pengembangannya, Hari ini nampak baik. Tadi kepala Dinas Pendidikan sudah kita minta untuk dikembangkan (Sekolah lain untuk PTM),” ujar Said, kepada TribunSolo.com, Kamis (2/9/2021).
Said meminta mulai Senin pekan depan (7/9/2021) pengembangan uji coba PTM ini bisa laksanakan di sekolah yang lain.
Uji coba PTM ini bisa dilaksanakan di tiap kecamatan satu SMP.
Baca juga: Fix! Sekolah di Wonogiri Masih Jalankan Pembelajaran Jarak Jauh, Belum Bisa Tatap Muka Seperti Solo
Tak cukup disitu saja, SD yang berada di Desa dengan zona resiko rendah penyebaran Covid-19 juga juga bisa dilaksanakan uji coba PTM ini.
“Tapi syaratnya adalah, tetap taati protokol kesehatan yang ketat. dan sekolah berada di lingkungan desa/kelurahan di zona hijau,” ucap Said.
Bahkan melalui Disdikbud, Kepala Sekolah (KS) SMP dan SD diminta datang ke SMPN 1 terkait SOP prokes PTM di SMP N 1 Boyolali ini.
Baca juga: Kunci Jawaban Buku Tematik Tema 2 Kelas 2 SD Subtema 3 Halaman 122 sampai 130: Lingkungan Sekolah
"Kita lihat pelaksanaannya penerapan prokes dari awal sampai proses pembelajaran sudah aman dan nyaman. Karenanya, KS dari beberapa SMP dan SD kami minta hadir untuk melihat pola persiapan kesiapan PTM," bebernya.
Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto mengatakan, penambahan sekolah peserta uji coba akan ditambah mulai pekan depan.
Pihaknya masih berkoordinasi dengan kesiapan sarpras dan SOP prokes di tiap sekolah. Rencananya ada 23 SMP yang akan mengikuti uji coba PTM pekan depan.
Terdiri dari satu SMP di tiap kecamatan dan khusus Boyolali Kota ada penambatan 2 SMP.
Selain itu, juga ada ratusan SD di setiap desa yang akan mulai diuji coba.
"Untuk jenjang SD tiap desa/kelurahan (261 Desa/ 6 Kelurahan) bisa satu sekolah. Namun, hanya yang berada di zona hijau. Kalau desa/kelurahan masih di zona kuning, oranye apalagi merah, sabar dulu," terangnya.
Orang Tua Mendukung
Suasana Sekolah di Solo kembali hidup, ruang-ruang kelas yang kosong mulai terisi siswa.
Seperti itulah yang terlihat di SMPN 22 Solo.
Setelah sekian lama pembelajaran dilakukan secara jarak jauh, kini setelah PPKM Kota Solo berada di Level 3, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kembali dilakukan.
Baca juga: SDN 1 Karanganom Klaten Uji Coba Sekolah Tatap Muka: Digelar Terbatas, Dibagi 4 Kelas
Baca juga: Sekolah Tatap Muka di Solo, Dishub Siapkan Kendaraan Antar Jemput Siswa: Ada Tanda Khusus
PTM hanya berlangsung singkat, dimulai dari pukul 07.30 dan berakhir pada pukul 09.00 WIB.
Salah seorang wali murid, Mardiyono (49) bersyukur bahwa putranya bisa kembali ke sekolah.
"Putra saya sudah merasa jenuh dengan pembelajaran via online, sehingga dengan bertemu teman sebaya dan guru di sekolah bisa menjadi suasana baru," katanya pada Kamis (2/9/2021).
Baca juga: Fix! Sekolah di Wonogiri Masih Jalankan Pembelajaran Jarak Jauh, Belum Bisa Tatap Muka Seperti Solo
Mardiyono juga merasa kewalahan untuk mengajar anaknya secara langsung.
"Saya juga terkadang bingung dengan materi yang dipelajari anak saya," ungkapnya.
Secara terpisah, Kepala Sekolah SMPN 22 Solo, Eko Sutrisno, menyampaikan bahwa murid yang masuk hanya separuh dari total keseluruhan.
Baca juga: Sekolah Tatap Muka di Solo Besok Dimulai, Gibran Beri Syarat ke Orangtua, Wajib Antar Jemput Anaknya
Mereka tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) selama Pandemi Corona ini.
"Murid kami yang masuk dari nomor absen 1-15," terangnya.
"Kalau total keseluruhan ada 595 murid, dan yang masuk hari ini hanya sekitar 200 murid," jelasnya.
Baca juga: Jawab Kesiapan Sekolah Tatap Muka saat PPKM Level 3, SMP N 1 Boyolali: Selalu Siap
Pada masa PTM pertama kali ini tidak ada penyampaian materi namun diganti dengan nasehat dan motivasi agar para siswa kembali bersemangat menuntut ilmu.
"Kami beri motivasi siswa yang sudah lama belajar di rumah, sehingga semangatnya kembali prima," ujarnya.
"Para siswa juga kami sosialisasikan PTM dengan protokol kesehatan sehingga nantinya saat jam berjalan normal, semua murid bisa paham dengan pelaksanaan protokol kesehatan," ungkapnya.
Suasana Sekolah Tatap Muka di Klaten
Uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas di Kabupaten Klaten sudah mulai Kamis (2/9/2021) sampai Sabtu (4/9/2021).
Ini dilakukan setelah status level Klaten turun dari 4 ke Level 3.
Uji coba PTM secara terbatas dilaksanakan masing-masing di 5 SD dan 1 SMP per kecamatan di Kabupaten Klaten.
Berdasarkan pantauan TribunSolo.com, di SDN 1 Karanganom, Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten sekitar pukul 09.00 WIB, terlihat para siswa sudah berada di ruang kelas.
Baca juga: Aturan PPKM Level 3 di Sragen: Izinkan Sekolah Tatap Muka, Tempat Ibadah Maksimal 50 Persen
Baca juga: Sekolah Tatap Muka di Solo Besok Dimulai, Gibran Beri Syarat ke Orangtua, Wajib Antar Jemput Anaknya
Mereka juga merenapkan protokol kesehatan selama pembelajaran.
Nampak mereka tengah beristirahat sejenak usai melaksanakan PTM secara terbatas.
Mereka beristirahat sejenak dengan menyantap makanan yang sudah disediakan orang tuanya dari rumah.
Usai menyantap makanan, beberapa menit kemudian PTM secara terbatas dimulai kembali.
Baca juga: Ayu Thalia dan Nicholas Sean Ternyata Baru Kenal 2 Minggu, Keduanya Sempat Bertengkar dalam Mobil
Terlihat mereka sangat serius mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru .
Kegiatan tersebut berlangsung lancar.
Namun ada yang beda dari uji coba PTM terbatas kali ini.
Baca juga: Sekolah di Solo Tatap Muka Mulai 6 September, Gibran Putuskan Tak Usah Tunggu Divaksin
Banyak siswa-siswi SDN 1 Karanganom tak memakai seragam sekolah saat pelaksanaan PTM secara terbatas.
Meskipun begitu, mereka tetap mengenakan sepatu saat PTM berlangsung.
Sementara itu, Kepala SDN 1 Karanganom Tri Endah Sumarsiwi mengatakan, hari ini yang dilakukan uji coba PTM di sekolahnya.
Baca juga: Guru SMA N 7 Solo Meninggal Dunia saat Gowes di Teras Boyolali, Diduga Serangan Jantung
"Hari ini kami melakukan uji coba PTM terbatas, kami laksanakan untuk kelas 6," kata Tri kepada TribunSolo.com, Kamis (2/9/2021).
Lanjut Tri mengatakan, pelaksanaan uji coba tersebut diikuti 63 siswa.
Dari 63 siswa, ia menyebutkan ada 2 siswa yang tidak hadir.
Dia menuturkan dari seluruh jumlah siswa yang hadir hari ini, sudah dibagi 4 kelas.
Baca juga: Fix! Sekolah di Wonogiri Masih Jalankan Pembelajaran Jarak Jauh, Belum Bisa Tatap Muka Seperti Solo
"Total ada 63 siswa di kelas 6, namun ada 2 siswa yang tak hadir, 1 siswa masih ada acara keluarga di Jakarta dan 1 siswa yang lain sedang sakit," ujar Tri.
Kemudian ia mengatakan, nantinya pelaksanaan uji coba ini akan dilaksanakan selama 3 hari.
Dia menerangkan, pada Jum'at (2/9/2021) PTM akan dilakukan pada kelas 2 dengan total siswa 39 siswa.
Sedangkan pada hari Sabtu (3/9/2021) akan dilaksanakan pada siswa siswi kelas 3 dengan total 61 siswa.
"Untuk kelas 3 nantinya akan di bagi menjadi 4 ruang, " pungkasnya.
Sekolah Tatap Muka di Boyolali
Penerapan Protokol Kesehatan dalam uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di SMP N 1 Boyolali terlihat ketat.
Ketika siswa datang, mereka langsung diminta mencuci tangan dengan sabun.
Ada banyak tempat cuci tangan yang disediakan untuk siswa.
Baca juga: Aturan PPKM Level 3 di Sragen: Izinkan Sekolah Tatap Muka, Tempat Ibadah Maksimal 50 Persen
Baca juga: Satu-satunya Sekolah di Boyolali yang Bisa Tatap Muka Besok : Sehari Satu Kelas, Dibagi Ganjil Genap
Agar tidak berkerumun, ada garis kuning di depan tempat cuci tangan ini. Ada guru yang menjaganya untuk mengarahkan para siswa.
Bahkan di setiap ruangan sekolah, juga ada tempat cuci tangan yang lengkap dengan sabun cair.
Lalu, sebelum memasuki lorong kelas, di bagian teras, siswa juga harus mengecek suhu tubuh dan secara otomatis cairan handsanitezer keluar dari alat pengecek suhu tubuh itu.
Baca juga: Dapatkan Jebolan PSG Yacine Adli, AC Milan Pilih Sekolahkan dulu ke Bordeaux
Di Bagian depan, gerbang sekolah juga terpampang papan pengumuman Kawasan Wajib Bermasker.
Agar tidak terjadi kerumunan, di sepanjang lorong menuju kelas juga terdapat garis cat kuning.
Guru juga berjaga-jaga di setiap persimpangan untuk mengarahkan para siswa yang akan masuk ke dalam kelas.
Kemudian dalam sehari PTM hanya untuk satu tingkat kelas.
Baca juga: Bupati Sukoharjo Izinkan Sekolah Tatap Muka, Terbatas: Maksimal 50 Persen dari Kapasitas Kelas
Dimana satu kelas hanya diisi 50 persen siswa. Seperti pada hari ini, ada 9 kelas untuk siswa kelas VII.
Dimana total siswa sebanyak 288 anak.
Pembelajaran dibagi dalam dua sesi. Yaitu, sesi pertama untuk siswa dengan nomor urut genap dan sesi dua untuk nomor ganjil.
Baca juga: Hore! PPKM Sragen Jadi Level 3, Pembukaan Tempat Wisata dan Sekolah Tatap Muka di Depan Mata
Dengan begitu, tempat duduk siswa ini terpaut 1 bangku kosong.
Siswa yang mengikuti PTM juga sudah mendapat izin dari orang tua atau wali.
”Kecuali untuk siswa yang sakit, diperbolehkan tidak masuk,” kata Wakasek Bidang Kesiswaan, Rudi Erwanto.
Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto menyambut positif uji coba PTM di SMP N 1 Boyolali tersebut.
Diharapkan uji coba yang akan berlangsung tiga hari hingga Sabtu mendatang bisa berjalan sukses.
“Dalam kegiatan uji coba PTM ini, kami juga mengundang perwakilan kepala SMP, SD serta kepala Dikdas LS. Sehingga mereka bisa mengetahui jelas tata cara PTM di sekolah masing- masing," pungkasnya.
Sragen Izinkan Sekolah Tatap Muka
Bupati Sragen mengeluarkan Instruksi Bupati (Inbup) Nomor 360/388/038/2021.
Inbup tersebut mengatur tentang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 3 corona virus disease 2019 di Kabupaten Sragen.
Dalam Inbup, terdapat beberapa perubahan terhadap beberapa aturan, dibandingkan dengan penerapan PPKM Level 4 lalu.
Baca juga: Daftar 5 Provinsi di Indonesia yang Masih Terapkan PPKM Level 4 hingga 6 September, Termasuk Bali
Baca juga: PPKM Level 3, Tempat Wisata dan Olahraga di Sragen Sudah Diizinkan Buka: Ini Aturannya
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, jika sebelumnya pembelajaran tatap muka belum boleh digelar, kini sudah boleh digelar.
"Pembelajaran tatap muka dilakukan secara terbatas, yang dilaksanakan dengan kapasitas maksimal 50 persen dari kapasitas maksimal," jelasnya kepada TribunSolo.com, Rabu (1/9/2021).
Aturan tersebut, dikecualikan untuk sekolah luar biasa dengan kapasitas maksimal 5 peserta didik per kelas.
Baca juga: Aturan Baru Selama PPKM Level 3 di Solo : Makan di Tempat Maksimal 30 Menit, Satu Meja 2 Orang Saja
Aturan tersebut, juga berlaku untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan mengatur jarak 1,5 meter.
Pusat perbelanjaan, seperti supermarket, toko kelontong, dan pasar swalayan dibatasi jam operasional hingga pukul 21.00 WIB dan kapasitas pengunjung 50 persen.
"Batasan jam operasional juga diberlakukan untuk usaha kuliner, seperti warung, restoran, dan kafe, boleh buka hingga pukul 21.00 WIB," terangnya.
Baca juga: Penyekatan di Solo Mulai Malam hingga Pagi Hari Tetap Berlanjut Selama PPKM Level 3, Ini Lokasinya
"Juga diatur 1 meja maksimal 2 orang, dengan waktu makan maksimal 30 menit," imbuhnya.
Aturan take-away masih berlaku, bagi pelaku usaha kuliner di tempat tertutup, seperti di dalam gedung, toko, dan area tertutup lainnya.
"Khusus untuk penduduk dengan usia 12 tahun dilarang memasuki pusat perbelanjaan, seperti toserba, shopping center, toko tradisional, grosir, pasar, dan tempat lainnya yang berpotensi menimbulkan kerumunan," paparnya.
Selain itu, kini tempat ibadah sudah diperbolehkan diisi 50 persen dari kapasitas maksimal, dengan menerapkan protokol kesehatan.
Bupati Yuni menegaskan, bagi masyarakat yang terpapar covid-19 harus menjalani karantina di tempat isolasi terpusat.
"Masyarakat dilarang melakukan isolasi mandiri di rumah, tetapi melakukan isolasi yang dilakukan secara terpusat, di Technopark Sragen, dan atau di Kragilan Kecamatan Gemolong," ucapnya mengakhiri.
PPKM Level 3 Solo, Kebun Binatang Boleh Buka
PPKM kota Solo kini telah turun level menjadi 3 dan sejumlah pelonggaran telah dilakukan.
Salah satunya adalah diijinkannya untuk membuka akses wisata di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).
Direktur Perumda TSTJ, Bimo Wahyu Widodo menuturkan bahwa akhir pekan ini pihaknya akan mengujicoba unit usahanya, sehingga dapat diakses oleh masyarakat umum.
"Nanti akan dimulai dengan uji coba secara bertahap," katanya pada Rabu (1/9/2021).
Baca juga: Potret Guru di Sragen Mulai Bersihkan Ruang Kelas, Berharap Pembelajaran Tatap Muka Segera Dimulai
Baca juga: Demi Hidupi Satwa Agar Tak Kelaparan, Bonbin Jurug Solo Sampai Jual Masker Seharga Rp 5 Ribu
Selain itu, pihak TSTJ juga wajib mengajukan surat bila hendak buka ke Sekretaris Daerah.
"Ini sesuai dengan instruksi gubernur yang harus ijin dulu, nantinya ada beberapa ketentuan dan persiapan," ujarnya.
"Ketentuan itu seperti mengecek sarana prasaran dan aplikasi barcode aplikasi Peduli Lindungi," jelasnya.
Dirinya menegaskan bahwa nantinya masyarakat yang boleh masuk hanya 25 persen dari kapasitas.
"Kapasitas TSTJ bisa menampung 10 ribu pengunjung maka 25 persen dari jumlah itu adalah 2500,"ucapnya.
Nantinya bila TSTJ buka, akan ada sejumlah aparat yang ikut bersiaga agar menjaga kondusifitas protokol kesehatan.
"Komunikasi dengan Pak Ahyani sudah dilakukan, nanti akan ada dinas terkait yang ikut, dari Dinas Pariwisata, Dinas Kesehatan hingga Satpol PP," terangnya.
Boleh Buka
Presiden Joko Widodo baru saja mengumumkan bahwasanya area aglomerasi Solo Raya mengalami penurunan level.
Sebelumnya level 4 kini menjadi level 3.
Salah satu dampak yang dirasakan adalah dibukanya area wisata, dan yang sudah mendapatkan izin adalah Taman Satwa Taru Jurug dan Taman Wisata Balekambang.
Sekretaris Daerah Kota Solo, Ahyani menuturkan bahwa area wisata yang diijinkan masih kedua tempat itu saja.
"Wisata sebagian sudah diujicobakan, namun yang terbuka saja," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (31/8/2021).
Baca juga: PPKM Boyolali Sudah Turun Jadi Level 3, Tapi Tak Seluruh Sekolah Bisa Tatap Muka, Begini Alasannya
Baca juga: Lowongan Kerja Solo: Kopi Janji Jiwa Manahan Membutuhkan Barista, Cek Persyaratannya
Sehingga area wisata seperti Museum Keraton Solo dan Museum Keris belum bisa mendapat ijin untuk dibuka.
"Yang tertutup belum boleh," jelasnya.
Selain itu area wisata juga diwajibkan menyediakan alat scan aplikasi Peduli Lindungi.
"Semuanya pakai aplikasi Peduli Lindungi termasuk nanti GOR Manahan dan area publik lainnya," ujarnya.
Ahyani juga menuturkan bahwa keberadaan aplikasi Peduli Lindungi yang sudah marak di pusat perbelanjaan Kota Solo sudah masuk dalam aturan Surat Edaran PPKM Level 3 Kota Solo.
"Belum menjadi Perwali tapi sudah dicantumkan dalam SE PPKM Level 3," terangnya.
Ditunggu-tunggu
Akhirnya yang ditunggu-tunggu warga Kota Solo tiba.
Malam ini Presiden Joko Widodo baru saja mengumumkan penurunan level PPKM di Kota Solo.
Setelah sebelumnya level 4 kini menjadi level 3.
Wali Kota Gibran Rakabuming Raka menuturkan bahwa dengan turunnya PPKM tersebut akan ada pengkondisian terhadap situasi level tersebut.
Baca juga: Gibran Mantap Potong Tunjangan PNS untuk Tambal Kas Daerah, Sebut Tak ada yang Protes ke Dirinya
Baca juga: Aturan PPKM Level 3 di Solo Raya: Sekolah Tatap Muka Boleh Digelar, PKL Bisa Jualan Sampai Malam
"Meski sudah ada pelonggaran, masyarakat harus tetap menjaga protokol kesehatan, tetap gunakan masker," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (30/8/2021).
Selain itu Gibran juga membuka peluang untuk dilaksanakan pembelajaran tatap muka bagi anak sekolah.
"Nanti akan dimulai yang paling atas, SMA kelas 3," terangnya.
Selain itu Gibran juga akan membuka area wisata yang selama ini ditutup karena aturan PPKM Level 4.
"Nanti Taman Satwa Taru Jurug dan Balekambang akan sebentar lagi dibuka," ujarnya.
"Untuk kapannya masih menunggu inmen," terangnya.
Dilansir dari data Dinas Kesehatan Kota Solo, hari ini kasus Covid-19 berjumlah 19 orang.
Diumumkan Jokowi
Kabar baik untuk warga Solo Raya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan wilayah aglomerasi Solo Raya dan Malang Raya mengalami penurunan level PPKM, dari level 4 ke level 3.
Menurut Jokowi, aturan ini berlaku dalam penerapan PPKM sepekan ke depan, 31 Agustus hingga 6 September 2021.
Baca juga: Jika PPKM Diperpanjang Lagi Malam Ini, Bupati Juliyatmono Yakin Karanganyar Turun Jadi Lavel 3
"Untuk wilayah Jawa Bali terdapat penambahan wilayah aglomerasi yang masuk level 3, yakni Malang Raya dan Solo Raya," kata Jokowi dalam pernyataan yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Senin (30/8/2021).
Ia menuturkan, wilayah yang masuk ke dalam level 3 pada penerapan PPKM minggu ini adalah wilayah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya, Surabaya Raya, Malang Raya, dan Solo Raya.
Sedangkan wilayah aglomerasi Semarang Raya berhasil turun level dari level 3 ke level 2.
"Sehingga secara keseluruhan di Jawa Bali ada perkembangan yang cukup baik," ungkap Jokowi.
Jokowi menyebut dalam seminggu terakhir terjadi perbaikan situasi Covid-19 di Indonesia.
"Alhamdulillah atas kerja keras seluruh pihak dan Ridho Allah SWT dalam satu minggu terakhir ini, sudah terjadi tren perbaikan situasi Covid-19."
"Tingkat positivity rate terus menurun dalam 7 hari terakhir," ungkap Jokowi.
Sementara itu tingkat keterisian rumah sakit untuk kasus Covid-19 semakin membaik.
"Rata-rata BOR (bed occupancy rate) nasional berada di sekitar 27 persen," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: BREAKING NEWS Level PPKM Solo Raya dan Malang Raya Turun dari Level 4 ke Level 3