Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Dampak gagal bayar yang terjadi di platform investasi BLN mulai terasa semakin luas.
Aris Carmadi, Koordinator Pelapor Korban BLN, mengungkapkan bahwa banyak nasabah yang kini menghadapi tekanan finansial berat karena mengagunkan aset mereka ke bank demi mengikuti program investasi BLN.
Baca juga: Belasan Korban Koperasi BLN Mengadu ke Polres Boyolali, Ada yang Rugi hingga Rp 540 Juta
Menurut Aris, para nasabah tersebut rela mengajukan kredit ke bank, bahkan dengan menjaminkan properti seperti rumah dan kendaraan, demi mendapatkan modal untuk “menabur” dana ke BLN.
Namun, macetnya pengembalian atau return dari platform tersebut membuat mereka kesulitan membayar cicilan ke bank.
“Karena angsuran bank yang kosong beberapa bulan itulah, beberapa nasabah mulai dikejar-kejar leasing bank. Bahkan, ada aset seperti mobil dan motor yang sudah ditarik leasing,” kata Aris.
Dia mencatat sedikitnya sudah ada tiga unit mobil yang ditarik oleh pihak leasing, dan beberapa rumah nasabah telah dipasangi stiker oleh pihak bank sebagai penanda tunggakan.
Aris menambahkan bahwa sebagian besar nasabah terdorong mengambil kredit karena ajakan dari para mentor BLN.
Baca juga: Tak hanya Lapor ke Polresta, 9 Nasabah Koperasi BLN Juga Adukan Dugaan Penipuan ke OJK Solo
Edukasi yang dilakukan oleh mentor itu dinilainya sangat masif, bahkan terang-terangan menyarankan nasabah untuk memanfaatkan aset yang ada sebagai jaminan kredit.
“Banyak di YouTube atau media sosial. Beliau (mentor) banyak yang mengatakan 'daripada aset nganggur, lebih baik dipinjamkan ke bank dan nanti dimasukkan ke program si pintar (BLN)',” ungkap Aris.
Hingga kini, tercatat ada 21 nasabah BLN yang mengaku telah ditagih oleh bank atau leasing, dan jumlah tersebut diperkirakan terus bertambah seiring lamanya tunggakan.
“Ada 80 nasabah yang sudah dapat surat dari bank,” tambah Aris.
(*)