Fakta Menarik Tentang Klaten
Asal-usul Menara Baskoro di Klaten : Dulu Tempat Pakubuwono X Salat Istikharah, Mencari Petunjuk
Menara Baskoro ini terletak di Dukuh Pandanan, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Ringkasan Berita:
- Menara Baskoro di Soropaten, Karanganom, Klaten, merupakan peninggalan spiritual Pakubuwono X yang dibangun ulang pada 2020 sebagai simbol gotong royong warga.
- Menara setinggi 11 meter ini melambangkan rukun Islam dan menjadi tempat ibadah PB X, serta kini berfungsi sebagai wisata religi dan budaya.
- Renovasi menelan biaya Rp300 juta, di mana Rp200 juta berasal dari swadaya masyarakat, mencerminkan semangat kebersamaan warga Klaten
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, memiliki banyak bangunan bersejarah, salah satunya adalah Menara Baskoro.
Menara Baskoro ini terletak di Dukuh Pandanan, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah.
Lokasinya berjarak 11 kilometer dari pusat Kota Klaten dan bisa ditempuh 21 menit kendaraan pribadi.
Baca juga: Asal-usul Candi Sewu di Klaten : Jumlahnya Tak Sampai Seribu, Bukti Kejayaan Peradaban Mataram Kuno
Asal-usul Menara Baskoro
Menara Baskoro menjadi salah satu peninggalan bersejarah yang menyimpan kisah spiritual dan hubungan erat antara masyarakat setempat dengan Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Menara berbentuk silinder setinggi sekitar 11 meter ini tampak unik dengan desain yang mengecil ke arah puncak dan dikelilingi tangga melingkar.
Bangunan itu bukan sekadar karya arsitektur kuno, melainkan simbol spiritual dan sejarah yang kental.
Konon katanya, Menara Baskoro dibangun untuk mengenang Ki Karsorejo, leluhur warga setempat yang dikenal dekat dengan Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) X.
Tempat ini biasa digunakan PB X untuk salat istikharah, salat meminta petunjuk, yang lantas dibangun menjadi menara.
Baca juga: Asal-usul Bangsal Maligi, Tempat Persemayaman Terakhir Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII yang Sakral
Dihancurkan dan Dibangun Kembali
Tak ada catatan pasti kapan menara ini pertama kali berdiri.
Namun, sejarah mencatat bahwa pada masa kolonial, menara sempat dihancurkan oleh warga karena khawatir diketahui oleh tentara Belanda.
Kondisinya semakin rusak hingga tahun 1965, hanya tersisa pondasi setelah peristiwa pemberontakan PKI.
Baru pada 2017, warga Desa Pandanan bersama Sanggar Seni Budaya Pandanwangi berinisiatif membangun kembali menara secara swadaya.
Pembangunan memakan waktu tiga tahun dan diresmikan Bupati Klaten pada Maret 2020.
Baca juga: Asal-usul Nama Kecamatan Cawas di Klaten: Ada 3 Versi Legenda, Salah Satunya Ucapan Sunan Kalijaga
Makna Filosofis Menara
Nama Baskoro berarti “cahaya matahari”, melambangkan penerangan dan petunjuk Ilahi.
Tangga menara memiliki lima pancar, yang dimaknai sebagai lambang rukun Islam.
Dinamakan Baskoro karena tempat ini menjadi tempat meminta penerangan dari Illahi lewat salat istikarah.
Kini, Menara Baskoro bukan hanya simbol spiritual, tetapi juga menjadi objek wisata religi yang ramai dikunjungi.
Dari puncak menara, pengunjung dapat menikmati panorama indah Karanganom dan suasana pedesaan Klaten yang menenangkan.
Warga terus menata kawasan ini agar menjadi destinasi sejarah dan budaya yang memperkuat identitas lokal Klaten.
Baca juga: Asal-usul Air Terjun Kedung Sriti, Surga Tersembunyi yang Ekstrem di Tawangmangu Karanganyar
Wisata di Menara Baskoro
Menara setinggi 11 meter ini tidak hanya menjadi destinasi wisata baru bagi warga Klaten, tetapi juga simbol gotong royong masyarakat Soropaten.
Pembangunan kembali menara dilakukan dengan dana sebesar Rp300 juta, terdiri dari Rp100 juta bantuan APBD dan Rp200 juta hasil swadaya masyarakat, termasuk warga Soropaten yang merantau.
Bupati Klaten kala itu, Sri Mulyani, memberikan apresiasi tinggi atas partisipasi warga yang tak hanya membangun menara, tetapi juga menjaga tradisi wayang kulit yang rutin digelar setiap malam Jumat Legi sejak 1926.
“Semangat gotong royong warga Soropaten ini luar biasa dan patut dicontoh. Saya berharap situs-situs sejarah seperti Menara Baskoro terus dirawat,” ujarnya.
Kini, Menara Baskoro menjadi salah satu ikon wisata religi dan budaya Klaten.
Banyak warga menjadikannya tujuan gowes maupun tempat berswafoto, menikmati perpaduan sejarah, spiritualitas, dan keindahan alam di satu tempat.
(*)
| Asal-usul Candi Sewu di Klaten : Jumlahnya Tak Sampai Seribu, Bukti Kejayaan Peradaban Mataram Kuno |
|
|---|
| Asal-usul Nama Kecamatan Cawas di Klaten: Ada 3 Versi Legenda, Salah Satunya Ucapan Sunan Kalijaga |
|
|---|
| Sejarah Makam Ronggowarsito di Trucuk Klaten: Jejak Pujangga Terakhir Jawa |
|
|---|
| Asal-usul Pura Candi Untarayana Klaten : Berdiri di Atas Tanah Wingit, Dulu Tempat Bertapa Aji Saka |
|
|---|
| Kenapa Klaten Dijuluki Kabupaten Bersinar? Semboyan Bersejarah yang Sarat Makna |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.