Gelar Pahlawan Soeharto

Di Karanganyar, Titiek Soeharto Akhirnya Buka Suara Soal Ayahnya Dinobatkan Jadi Pahlawan Nasional!

Putri keempat Soeharto, Titiek Soeharto, menyampaikan rasa syukur atas rencana pemerintah menobatkan sang ayah jadi Pahlawan Nasional.

TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
SAMBUT HANGAT - Siti Hediati Hariyadi atau lebih dikenal dengan nama Titiek Soeharto, anak keempat dari Presiden ke-2 RI Soeharto dan Fatimah Siti Hartinah atau Tien Soeharto, usai mengecek SMP Kemala Bhayangkari dan SPPG Yayasan Kemala Bhayangkari, Jum'at (7/11/2025). Titiek menyambut hangat wacana penobatan sang ayah yakni Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, sebagai Pahlawan Nasional pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025. 

Astana Giribangun yang berada di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi presiden kedua Indonesia, Soeharto, dan istrinya, Siti Hartinah atau lebih dikenal dengan Ibu Tien Soeharto.

Wafat pada 28 Januari 2008, Soeharto dikebumikan di samping makam Ibu Tien. Seperti diketahui, Ibu Tien lebih dulu berpulang pada 28 April 1996.

Sebelum dibangun menjadi kompleks permakaman keluarga, Astana Giribangun dulunya merupakan bukit.

Tempat itu mulai dibangun sebagai Astana Giribangun pada 1974 oleh Yayasan Mangadeg.

Proses pembangunan berlangsung sekitar dua tahun.

Baca juga: 5 Kuliner Legendaris di Solo Baru Sukoharjo Jawa Tengah, Ada yang Pernah jadi Langganan Soeharto

 Juru kunci Astana Giribangun, Sukirno, mengatakan, pembangunan kompleks makam ini bermula saat Ibu Tien menunjuk lokasi tersebut untuk perluasan Astana Mangadeg yang berada tak jauh dari Astana Giribangun.

Sebagai informasi, Astana Mangadeg merupakan makam Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara I yang bernama lahir Raden Mas Said atau dikenal dengan julukan Pangeran Sambernyawa. Di Astana Mangadeg terdapat pula makam Mangkunegara II dan III.

Dulu, Ibu Tien dan Soeharto kerap berziarah ke Astana Mangadeg. Hal tersebut lantaran Ibu Tien merupakan keturunan KGPAA Mangkunegara III.

"Cikal bakal makam ini, bapaknya Ibu Tien yang wafat pada 1972. Karena ini belum ada, dulu dimakamkan di Istana Layu Solo. Setelah makam ini jadi, kerangkanya dipindah sini sebagai cikal bakal (makam pertama)," ujarnya, dikutip dari Tribun Jateng.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved