Gelar Pahlawan Soeharto
PCNU Karanganyar Tolak Rencana Gelar Pahlawan untuk Soeharto : Tak Semua Tokoh Layak
PCNU Karanganyar menegaskan bahwa setiap tokoh memiliki kontribusi dmemajukan bangsa. Namun tidak semua tokoh layak diberi gelar Pahlawan Nasional.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Putradi Pamungkas
Ringkasan Berita:
- Gus Mus menyatakan keberatan atas rencana pemerintah memberi gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto
- PCNU Karanganyar menyatakan sikap tegak lurus mengikuti kebijakan PBNU terkait penolakan tersebut
- Ketua PCNU Karanganyar menilai kontribusi tiap tokoh penting, namun tidak semua layak diberi gelar pahlawan oleh negara
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus, menyatakan keberatan terhadap rencana Pemerintah Republik Indonesia yang akan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Sikap tersebut mendapat dukungan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Karanganyar, yang menyatakan akan mengikuti kebijakan PBNU secara organisatoris.
Hal itu disampaikan Ketua PCNU Karanganyar, KH Nuril Huda, pada Minggu (9/11/2025).
"Urusan usulan gelar Pahlawan kepada Bapak Soeharto, kami secara organisatoris tegak lurus mengikuti sikap dan kebijakan PBNU," kata Nuril.
Ia menambahkan bahwa setiap tokoh memiliki kontribusi dalam memajukan bangsa.
Namun, menurutnya, tidak semua tokoh layak diberi gelar Pahlawan Nasional.
"Secara pribadi saya yakin setiap orang telah berkontribusi untuk kemajuan negeri ini, meski di sisi lain juga punya kekurangan, sehingga tak semua harus dilabeli pahlawan oleh negara," ungkapnya.
Baca juga: Di Solo, Jokowi Dukung Pemberian Gelar Pahlawan Nasional ke Soeharto, Singgung Jasa bagi Negara
Gelar Pahlawan Soeharto
Isu gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto mencuat kembali menjelang Hari Pahlawan 10 November 2025, memicu perdebatan publik dan respons beragam dari berbagai kalangan.
Pemerintah melalui Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto, bersama sembilan tokoh lainnya pada 10 November 2025.
Namun, keputusan ini menuai kontroversi. Penolakan datang dari berbagai pihak, termasuk tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama seperti KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), yang menyatakan keberatan atas pemberian gelar tersebut.
Penolakan juga muncul dari aktivis HAM dan masyarakat sipil yang menyoroti rekam jejak Soeharto dalam pelanggaran HAM, seperti tragedi 1965, Pulau Buru, dan kerusuhan Mei 1998.
Sementara itu, kelompok pendukung seperti Tim Hukum Merah Putih menyatakan bahwa jasa Soeharto sebagai Bapak Pembangunan layak diapresiasi dengan gelar Pahlawan Nasional.
(*)
| Pro Kontra Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Ada Warga Karanganyar Menolak |
|
|---|
| Di Karanganyar, Titiek Soeharto Akhirnya Buka Suara Soal Ayahnya Dinobatkan Jadi Pahlawan Nasional! |
|
|---|
| Di Solo, Jokowi Dukung Pemberian Gelar Pahlawan Nasional ke Soeharto, Singgung Jasa bagi Negara |
|
|---|
| Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Aktivis Karanganyar: Harus Dikaji dengan Hati-hati! |
|
|---|
| Bukan Hal Baru, Juliyatmono Ungkap Lempar Usul Soeharto Jadi Pahlawan Saat Jabat Bupati Karanganyar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/seoharto_20160427_150206.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.