Sejarah di Kota Solo
Asal-usul Banjarsari, Kecamatan yang jadi Pusat Aktivitas Ekonomi dan Wisata di Kota Solo
Banjarsari dikenal sebagai kawasan yang sarat sejarah, budaya, dan menjadi pusat aktivitas ekonomi serta pemerintahan di Kota Solo.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tiket masuk: Gratis (dengan pembelian minimal Rp150.000 di restoran).
Jam buka: 10.00–21.00 WIB.
5. Masjid Raya Sheikh Zayed Solo
Masjid megah ini menjadi ikon baru Kota Solo dengan desain yang terinspirasi dari Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi.
Arsitekturnya yang memadukan unsur Timur Tengah dan Jawa menjadikannya destinasi wisata religi sekaligus spot fotografi favorit.
Lokasi: Jalan A. Yani No.121, Gilingan, Banjarsari, Solo.
Tiket masuk: Gratis.
Jam buka: 04.00–21.00 WIB.
6. Monumen Pers Nasional
Ingin wisata edukatif? Datanglah ke Monumen Pers Nasional, bangunan kolonial yang menyimpan sejarah panjang dunia jurnalistik Indonesia.
Di sini kamu bisa melihat koleksi surat kabar kuno, mesin cetak, dan arsip media dari masa ke masa.
Lokasi: Jalan Gajahmada No.59, Timuran, Banjarsari, Solo.
Tiket masuk: Gratis.
Jam buka: 09.00–15.00 WIB (tutup setiap Minggu).
7. Taman Monumen 45
Taman Monumen 45 dibangun untuk mengenang perjuangan rakyat Solo dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Selain menjadi tempat bersejarah, taman ini juga sering dimanfaatkan warga untuk olahraga dan bersantai sore.
Lokasi: Jalan Setabelan, Banjarsari, Solo.
Tiket masuk: Gratis
Jam buka: 24 jam.
8. Taman Bendungan Tirtonadi
Kini bukan hanya terminal, kawasan Tirtonadi telah disulap menjadi taman tepi sungai yang cantik.
Pengunjung bisa menikmati jembatan warna-warni, area pedestrian rapi, dan pemandangan Bengawan Solo yang menenangkan. Sore hari adalah waktu terbaik untuk datang sambil menikmati senja kota.
Lokasi: Jalan Popda No.9, Nusukan, Banjarsari, Solo.
Tiket masuk: Gratis.
Jam buka: 24 jam.
(*)
| Asal-usul Ponten Ngebrusan Solo: Jejak Arsitektur Kolonial dan Revolusi Hidup Sehat di Kota Bengawan |
|
|---|
| Asal-usul Kelurahan Semanggi Solo: Nama Diambil dari Tumbuhan Rawa, Ada Jejak Dermaga yang Hilang |
|
|---|
| Asal-usul Kelurahan Gajahan di Solo : Dulu Tempat Kandang Gajah Milik Keraton Era Pakubuwono II |
|
|---|
| Asal-usul Pasar Harjodaksino Solo: Nama Diambil dari Tokoh Lokal, tapi Lebih Dikenal Pasar Gemblegan |
|
|---|
| Kenapa Soto jadi Menu Favorit Sarapan Warga Solo Raya? Begini Sejarahnya, Bermula dari Abad ke-19 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/Suasana-kendaraan-dari-pengunjung-ci-Masjid-Raya-Sheikh-Zayed-Kelurahan-G.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.