Raja Keraton Solo Meninggal Dunia
Sosok Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, Raja Keraton Solo yang Tutup Usia : Pernah Bekerja Kantoran
Sri Susuhunan Pakubuwono XIII merupakan putra tertua dari Sri Susuhunan Pakubuwono XII dengan permaisuri KRAy. Pradapaningrum.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Atas jasanya, ayahandanya, Pakubuwono XII, menganugerahkan kepadanya Bintang Sri Kabadya I, penghargaan tertinggi yang hanya diterima olehnya di antara seluruh putra raja.
Selain aktif di lingkungan keraton, Hangabehi juga sempat bekerja di Caltex Pacific Indonesia, Riau, sebelum kemudian menetap di Jakarta.
Ia dikenal memiliki hobi di bidang musik dan teknologi, bahkan pernah aktif di Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI).
Baca juga: Alasan Digantinya Hari Pemakaman Raja Keraton Solo dari Selasa Menjadi Rabu : Ora Ilok
Atas kontribusinya dalam pelestarian budaya, ia juga menerima gelar Doktor Kehormatan dari Global University (GULL), Amerika Serikat.
Naik Takhta dan Konflik Dualisme Raja Kembar
Setelah wafatnya Pakubuwono XII pada 11 Juni 2004, Kasunanan Surakarta sempat dilanda perpecahan internal.
Dua putra mendiang raja, KGPH Hangabehi dan KGPH Tejowulan, sama-sama mengklaim sebagai penerus sah takhta.
Kubu Hangabehi menobatkannya sebagai Pakubuwono XIII di Keraton Surakarta pada 10 September 2004, sementara kubu Tejowulan melakukan penobatan tandingan di Sasana Purnama, Kottabarat, Surakarta.
Pertentangan itu berlangsung hingga delapan tahun dan dikenal sebagai konflik “Raja Kembar”.
Namun, situasi akhirnya mereda pada 2012, setelah kedua pihak mencapai rekonsiliasi damai yang difasilitasi oleh Wali Kota Solo kala itu, Joko Widodo, bersama DPR RI dan pemerintah pusat.
Dalam kesepakatan tersebut, Tejowulan mengakui Hangabehi sebagai satu-satunya Pakubuwono XIII, dan ia sendiri diberi gelar KGPHA Panembahan Agung serta menjabat sebagai mahamenteri keraton.
Masa Pemerintahan dan Kiprah Kebudayaan
Sebagai raja, Pakubuwono XIII dikenal sebagai sosok yang tegas namun rendah hati, dengan perhatian besar terhadap pelestarian budaya Jawa, khususnya gaya Surakarta. Ia aktif memimpin berbagai upacara adat penting seperti Grebeg, Sekaten, Labuhan, Kirab Malam 1 Sura, hingga Tingalan Dalem Jumenengan.
Di bawah kepemimpinannya, Keraton Surakarta juga memperkuat hubungan dengan berbagai kerajaan dan lembaga budaya di Nusantara.
Ia beberapa kali menghadiri forum kebudayaan bersama Sultan Hamengkubuwana X dan Adipati Pakualam X, termasuk pengukuhan Mangkunegara X pada 2022.
Pakubuwono XIII turut berperan dalam sejumlah kegiatan sosial, termasuk program vaksinasi Covid-19 tahun 2021, di mana Keraton Surakarta menyalurkan 20.000 dosis vaksin gratis untuk warga Ponorogo dan Pacitan.
Ia juga tercatat pernah memberikan gelar kebangsawanan kepada sejumlah tokoh nasional, termasuk Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pada September 2021, sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi terhadap masyarakat dan budaya Jawa.
| Keraton Solo Tutup Pasca sang Raja Pakubuwono XIII Wafat, Wisatawan Gagal Masuk Kori Kamandungan |
|
|---|
| Jawaban Adik Raja Solo Soal Penerus Takhta: Nanti Lihat Hari Rabu |
|
|---|
| Alasan Digantinya Hari Pemakaman Raja Keraton Solo dari Selasa Menjadi Rabu : Ora Ilok |
|
|---|
| Kondisi Ginjal Memburuk, Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Sempat Jalani Cuci Darah Sebelum Wafat |
|
|---|
| Cerita Adik Raja Keraton Solo, GKR Wandansari Mengaku Tak Diizinkan Menjenguk Kakaknya Sebelum Wafat |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.