Raja Keraton Solo Meninggal Dunia
Asal-usul Bangsal Maligi, Tempat Persemayaman Terakhir Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII yang Sakral
Bangsal Maligi menjadi tempat penghormatan terakhir sebelum jenazah diberangkatkan menuju Makam Raja-Raja Mataram Imogiri, Bantul, DIY.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Renovasi besar dilakukan pada masa PB X (1893–1939) dengan penggantian lantai marmer dari Carrara, Italia, serta pemasangan lampu kristal dari Bohemia, Ceko.
Namun kebakaran pada masa PB XII (1985) menyebabkan kerusakan besar, dan materialnya diganti dengan marmer Besole, Tulungagung, serta lampu kristal buatan Kedawung Subur, Surabaya.
Makna Filosofis dan Spiritual
Secara simbolis, Bangsal Maligi menggambarkan peralihan menuju tingkat spiritual yang lebih tinggi.
Dalam falsafah Jawa, bangunan ini diibaratkan sebagai “pintu depan” menuju kesadaran baru tempat manusia menyiapkan diri dengan ketenangan dan kebijaksanaan sebelum menghadapi fase kehidupan berikutnya.
Nama Maligi sendiri berasal dari kata ligi, yang berarti cermat atau berhati-hati.
Dengan demikian, Bangsal Maligi mengajarkan agar setiap manusia, termasuk seorang raja, senantiasa waspada, introspektif, dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Lantai marmer putihnya melambangkan kejernihan hati dan kesucian batin.
Selain fungsi spiritual, posisi Bangsal Maligi juga strategis.
Letaknya yang lebih depan dibandingkan bagian lain dari Sasana Sewaka membuatnya menjadi pusat perhatian saat memasuki keraton.
Di sekelilingnya terdapat arca bergaya Romawi dari Italia, yang memperlihatkan pengaruh budaya Eropa pada masa kolonial.
Kini, di tengah duka atas wafatnya PB XIII, Bangsal Maligi kembali menjadi saksi bisu perjalanan seorang raja menuju keabadian, tempat terakhir di bumi sebelum disemayamkan bersama para leluhur di Imogiri.
Bagi Tribuners yang ingin menikmati kesakralan bagian-bagian penting Keraton Solo seperti Bangsal Maligi bisa mengunjungi kompleks keraton yang terletak di Baluwarti, Pasawa Kliwon, Kota Solo, Jawa Tengah.
Namun, saat ini Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ditutup untuk umum setelah wafatnya Sinuhun Pakubuwono XIII Hangabehi, Minggu (2/11/2025).
Penutupan dilakukan sejak pagi untuk menghormati prosesi adat dan persiapan penyemayaman jenazah sang raja di kompleks keraton sebelum diberangkatkan ke Makam Raja-Raja Mataram Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
(*)
Bangsal Maligi
Keraton Kasunanan Surakarta
Pakubuwono XIII
Meaningful
TribunBreakingNews
Breaking News
Multiangle
| Raja Solo PB XIII Disemayamkan, Masyarakat Diizinkan Beri Penghormatan Khidmat Berbusana Jawa |
|
|---|
| SOSOK KGPH Purboyo Putra Pakubuwono XIII dari Kanjeng Ratu Asih Winarni |
|
|---|
| Wapres Gibran Melayat Pakubuwono XIII, Pernah Dapat Gelar 'Widura Negara' dari Keraton Solo |
|
|---|
| Wapres Gibran Melayat ke Keraton Solo, Ditemani Gubernur Ahmad Luthfi & Wali Kota Solo Respati |
|
|---|
| RUTE KIRAB Jenazah Raja Pakubuwono XIII: Dimulai dari Keraton Solo Berhenti di Loji Gandrung |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.