Sejarah Kuliner Legendaris
Sejarah Limun Temulawak, Minuman Legendaris yang Pernah Populer di Solo Raya Tahun 1980-1990an
Minuman satu ini pernah populer di era akhir 1980-an hingga 1990an di Solo Raya, Jawa Tengah.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Ringkasan Berita:
- Bir temulawak berasal dari Jawa Timur, khususnya Jombang dan Banyuwangi, dibuat dari rimpang temulawak hasil fermentasi yang memberi rasa mirip wine.
- Di Banyuwangi, varian bersoda bir temulawak sempat jadi simbol status sebelum minuman berkarbonasi asing masuk Indonesia.
- Di Solo, dikenal versi Limun Temulawak, populer sejak 1980-an dan kini tersedia dalam berbagai merek lokal seperti Temulawak Lemonade, Agung Ngoro, dan Aldos.
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Limun atau bir temulawak merupakan salah satu minuman tradisional Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan cita rasa khas.
Minuman satu ini pernah populer di era akhir 1980-an hingga 1990an di Solo Raya, Jawa Tengah.
Terbuat dari rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza), gula, dan air, minuman ini melalui proses fermentasi alami yang menghasilkan rasa menyerupai wine atau minuman anggur.
Baca juga: Sejarah Utri Singkong, Jajanan Legendaris Solo yang Sudah Ada Sejak Abad ke-18
Asal-usul dari Jombang dan Banyuwangi
Bir temulawak diyakini berasal dari Jawa Timur, terutama di Kabupaten Jombang dan Banyuwangi.
Sejak tahun 1960-an, minuman ini sudah dikenal luas masyarakat setempat.
Di Banyuwangi, bir temulawak bahkan menjadi minuman istimewa yang disajikan pada acara pesta.
Salah satu varian yang terkenal adalah bir temulawak campuran soda.
Ketika botolnya dibuka, uap dengan aroma khas keluar, sebuah sensasi yang dulu menjadi simbol kemewahan sebelum minuman bersoda asing masuk ke Indonesia.
Baca juga: Geger Isu Bakso Non-halal di Solo, Ini Sejarah Kuliner Bakso yang Disempurnakan Perantau Wonogiri
Sejak tahun 1970-an, produk asal Banyuwangi ini pun meluas hingga ke Bali dan daerah lainnya.
Tempat Beli Limun Temulawak di Solo
Di wilayah lain seperti Solo, versi minuman ini dikenal dengan nama Limun Temulawak.
Pada akhir 1980-an, limun ini sangat populer dan dijual seharga sekitar Rp150 per botol.
Meski terbuat dari bahan dasar serupa, limun temulawak lebih menyerupai soft drink karena diberi efek karbonasi ringan, menjadikannya segar dan digemari berbagai kalangan.
Kini, limun temulawak masih dapat ditemukan di Solo melalui berbagai merek lokal seperti Temulawak Lemonade (produksi @lawasan.id), Agung Ngoro dari Jombang, serta Aldos Limun yang tersedia di platform daring seperti Shopee atau Blibli.
Beberapa toko oleh-oleh khas Solo juga turut menjualnya melalui layanan aplikasi seperti GoFood.
(*)
| Sejarah Utri Singkong, Jajanan Legendaris Solo yang Sudah Ada Sejak Abad ke-18 |
|
|---|
| Geger Isu Bakso Non-halal di Solo, Ini Sejarah Kuliner Bakso yang Disempurnakan Perantau Wonogiri |
|
|---|
| Mengenal Bistik Galantin, Kuliner Favorit Pakubuwono XIII, Hidangan Perpaduan Eropa-Jawa |
|
|---|
| Sejarah Kolak Pisang, Kuliner Khas Ramadhan yang Legendaris di Solo, Ternyata Dikenalkan Wali Songo |
|
|---|
| Sejarah Huzarensla, Kuliner Perpaduan Belanda-Jawa yang jadi Favorit Putri Mangkunegaran Solo |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.