Sejarah di Kota Solo
Asal-usul Pasar Harjodaksino Solo: Nama Diambil dari Tokoh Lokal, tapi Lebih Dikenal Pasar Gemblegan
Nama resminya, Harjodaksino, diambil dari tokoh lokal, namun masyarakat lebih akrab menyebutnya Pasar Gemblegan.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Selain faktor administrasi, terdapat pula hambatan akibat Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2025 mengenai efisiensi anggaran nasional, yang membuat rencana revitalisasi Pasar Harjodaksino berpotensi tertunda kembali.
Sementara itu, DPRD Kota Solo, menegaskan akan terus mengawal proyek ini agar terealisasi sesegera mungkin, mengingat pentingnya pasar tersebut bagi ribuan pedagang.
Bagian dari Sejarah Solo
Selama hampir empat dekade, Pasar Harjodaksino telah menjadi salah satu pusat perdagangan tradisional utama di Surakarta, bersama pasar besar lainnya seperti Pasar Klewer, Pasar Legi, dan Pasar Gede.
Beberapa pasar tradisional sudah lebih dulu direvitalisasi, seperti Pasar Legi, Pasar Purwosari, Pasar Jebres, dan Pasar Klewer.
Dengan kondisi bangunan yang mulai menua, Harjodaksino kini menjadi satu-satunya pasar besar yang belum tersentuh pembaruan.
Ke depan, revitalisasi pasar ini diharapkan tak hanya mempercantik wajah kota, tetapi juga menguatkan ekonomi rakyat, meningkatkan kesejahteraan pedagang, serta mempertahankan identitas pasar tradisional Solo yang sarat nilai budaya dan sejarah.
(*)
| Kenapa Soto jadi Menu Favorit Sarapan Warga Solo Raya? Begini Sejarahnya, Bermula dari Abad ke-19 |
|
|---|
| Sering Disebut Kembar, Ini Perbedaan Solo dan Yogyakarta : dari Arsitektur Keraton sampai Wayangnya |
|
|---|
| Asal-usul Banjarsari, Kecamatan yang jadi Pusat Aktivitas Ekonomi dan Wisata di Kota Solo |
|
|---|
| Serupa tapi Tak Sama, Ini Lho Perbedaan Batik Solo dan Batik Jogja, Bisa Terlihat dari Motifnya |
|
|---|
| Dari Benteng hingga Kauman, Kenapa Solo dan Jogja Punya Banyak Kemiripan? Inilah Asal-usulnya |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.