Kisah Desa Ngrombo Sukoharjo
Kisah Desa Ngrombo di Baki, Sukoharjo : dari Sawah ke Senar, Kini jadi Kampung Gitar Legendaris
Namanya Desa Ngrombo, di Kecamatan Baki, yang sejak 1970-an dikenal sebagai kampung gitar legendaris di Jawa Tengah.
Penulis: Anang Maruf Bagus Yuniar | Editor: Hanang Yuwono
Ringkasan Berita:
- Desa Ngrombo di Kecamatan Baki, Sukoharjo, dikenal sebagai kampung gitar legendaris sejak tahun 1970-an.
- Hampir 90 persen warga menggantungkan hidup dari industri kerajinan gitar rumahan.
- Desa ini kini berkembang menjadi Desa Wisata Kreatif Kerajinan Gitar, tempat pengunjung bisa melihat langsung proses pembuatan gitar tradisional.
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma’ruf
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO – Di balik gemuruh industri modern, ada satu desa kecil di Sukoharjo, Jawa Tengah, yang tetap teguh menjaga dentingan tradisi.
Namanya Desa Ngrombo, di Kecamatan Baki, yang sejak 1970-an dikenal sebagai kampung gitar legendaris di Jawa Tengah.
Memasuki desa ini, pengunjung seolah melangkah ke dunia lain.
Baca juga: Kuliner Sukoharjo yang Mulai Langka, Sego Guwakan Hidangan Tradisional Khas Desa Ngrombo
Deretan bengkel kayu berdiri di depan rumah warga, aroma serbuk kayu menguar di udara, dan denting palu berpadu dengan deru mesin amplas membentuk melodi khas kehidupan sehari-hari.
Di sinilah kreativitas dan ketekunan menjadi denyut nadi ekonomi masyarakat.
Konon, cikal bakal kampung gitar ini mulai tumbuh sekitar tahun 1975.
Awalnya hanya segelintir warga yang mencoba membuat gitar dengan peralatan sederhana.
Baca juga: Kisah Perajin Stagen di Gatak Sukoharjo Bertahan di Tengah Gempuran Mesin Jahit, Setia Jaga Tradisi
Namun berkat semangat gotong royong dan tekad mempertahankan warisan tangan terampil, tradisi itu terus hidup hingga kini.
Kini, sekitar 90 persen warga Desa Ngrombo menggantungkan hidup dari industri kerajinan gitar.
Dari ruang-ruang kecil di rumah, lahirlah berbagai jenis alat musik petik, gitar klasik, akustik model tanduk, ukulele, hingga mandolin, yang tak hanya dijual di pasar lokal, tapi juga menembus luar daerah.
Kepala Desa Ngrombo, Sri Partini, mengatakan ada ratusan perajin yang masih aktif menjaga nyala industri kreatif ini.
“Sebagian besar penduduk di sini dulunya bertani, namun kini banyak yang beralih ke kerajinan gitar. Saat ini ada sekitar 212 perajin yang mampu menampung lebih dari 600 pekerja,” jelas Sri Partini, Jumat (7/11/2025).
Baca juga: Demi Warisan Leluhur, Perajin Stagen di Luwang Sukoharjo Bertahan Meski Untung Tipis Rp8 Ribu/potong
Menurutnya, peralihan ini membawa harapan baru bagi warga.
Selain lebih menjanjikan, sektor ini juga membuat masyarakat mandiri dalam menciptakan dan memasarkan produknya.
“Para perajin sudah bisa menjual dan memasarkan produknya sendiri. Mereka membuat gitar dari awal sampai selesai dengan kemampuan sendiri,” imbuhnya.
Proses pembuatan gitar di Ngrombo bukan sekadar pekerjaan, melainkan seni yang menuntut kesabaran.
Dimulai dari penghalusan kayu, pendempulan, pengecatan, pelapisan melamin, hingga pengeringan di bawah sinar matahari, semuanya dikerjakan dengan teliti agar menghasilkan suara yang nyaring dan jernih.
Tak jarang, satu gitar dikerjakan oleh lebih dari lima orang dalam satu tim, dari pembuatan badan gitar (gembung) hingga tahap akhir finishing.
“Satu gitar bisa melibatkan lebih dari lima orang. Jadi, selain nilai ekonominya, ada nilai kebersamaan yang tetap terjaga di sini,” ujar Sri Partini.
Kini, Desa Ngrombo bukan sekadar sentra industri rumahan, tapi juga Desa Wisata Kreatif Kerajinan Gitar.
Mengenal Desa Ngrombo
Nama Desa Ngrombo di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, sudah lama menggema di kalangan pecinta musik, terutama para penggemar gitar.
Lokasinya berjarak 13 kilometer dari Alun-alun Sukoharjo atau bisa ditempuh 21 menit kendaraan bermotor.
Secara geografis, Desa Ngrombo justru lebih dekat diakses dari Pusat Kota Solo, meski berada di Sukoharjo.
Dikenal sebagai sentra kerajinan gitar legendaris, desa ini tak hanya terkenal di wilayah Solo Raya, tetapi juga telah menembus pasar mancanegara.
Kini, Desa Ngrombo tak sekadar dikenal sebagai penghasil gitar berkualitas, melainkan juga desa wisata terbaik se-Indonesia, mengalahkan 464 desa lainnya.
Penghargaan ini menjadi bukti keberhasilan warga Ngrombo dalam memadukan kearifan lokal, kreativitas, dan semangat gotong royong dalam mengembangkan potensi desanya.
Identitas Desa Ngrombo sebagai kampung gitar diwujudkan secara nyata.
Hampir di setiap lingkungan rukun tetangga (RT), pengunjung bisa menemukan patung gitar beragam jenis, mulai dari gitar klasik, ukulele, hingga flamingo, yang menjadi simbol kebanggaan warga.
Tak hanya gitar, desa ini memiliki 14 dukuh yang semuanya berkontribusi menjaga tradisi dan mengembangkan pariwisata lokal.
Dukuh-dukuh tersebut antara lain Bregan, Gebangan, Jantran, Ngablak, Ngadirejo, hingga Patihan dan Pundung Lor.
Desa Ngrombo kini menawarkan 15 lokasi wisata yang bisa dikunjungi masyarakat, mulai dari taman di tepi anak Sungai Bengawan Solo hingga rumah-rumah warga yang memproduksi gitar secara mandiri.
Selain industri gitar, Pokdarwis Ngrombo Kuncoro juga mengembangkan potensi lain seperti wisata budaya, kuliner, dan alam.
Empat sektor ini saling terhubung, membentuk satu ekosistem wisata yang tak hanya menarik wisatawan, tapi juga meningkatkan kesejahteraan warga. (*)
| Kisah Pertempuran Pasukan Pangeran Mangkubumi dan Mangkunegara di Tugu Desa Tangkil Sragen |
|
|---|
| KTP Dicek Sebelum Penonton Derbi Mataram Masuk Stadion Manahan Solo, Cegah Kebobolan Suporter Tamu! |
|
|---|
| Diciduk Polisi, 2 Warga Karanganyar Diminta Bikin Surat Pernyataan Gara-gara Jualan Miras Tanpa Izin |
|
|---|
| Gurihnya Serundeng Lebos yang Kini Sedang Dikembangkan Jadi Oleh-oleh Khas Sragen |
|
|---|
| Jelang Derbi Mataram, Ratusan Suporter Persis Solo Konvoi Iringi Bus Pemain Menuju Stadion Manahan! |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.