Sejarah di Kota Solo

Asal-usul Ponten Ngebrusan Solo: Jejak Arsitektur Kolonial dan Revolusi Hidup Sehat di Kota Bengawan

Awal mula berdirinya Ponten Ngebrusan tidak lepas dari pengalaman kelam warga Solo pada awal abad ke-20.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Kompas.com/Pythag
Bangunan ponten yang merupakan monumen toilet yang digunakan pada masa Mangkunegara VII. Beginilah asal-usul Ponten Ngebrusan di Solo, Jawa Tengah. (Kompas.com/Pythag) 

Yang unik, untuk mencapai bilik mandi di sisi kanan dan kiri, pengunjung harus melewati semacam labirin kecil.

Di dalamnya terdapat tujuh pancuran serta satu shower besar di bagian tengah.

Setiap bilik juga terhubung ke sumur luar, dan menariknya, bangunan ini tidak memiliki atap atau penutup sehingga terasa terbuka dan alami.

Sistem Air Modern di Masanya

Ponten Ngebrusan juga menjadi bukti kemajuan teknologi air di masa itu.

Pada awalnya, bangunan ini menggunakan sistem aliran air mandiri, bukan dari sumur.

Sistem ini bertahan hingga tahun 1959 sebelum akhirnya beralih menggunakan air sumur.

Sementara sistem sanitasinya sudah dirancang dengan baik, di mana limbah air dialirkan langsung ke Kali Pepe di seberangnya.

Simbol Peradaban dan Kesadaran Kesehatan

Bangunan Ponten Ngebrusan sempat dipugar pada tahun 2007 oleh KRT H. Kistuboko, dan kemudian ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya pada tahun 2013.

Meskipun kini tidak lagi difungsikan sebagai MCK umum karena masyarakat sudah memiliki fasilitas pribadi di rumah Ponten tetap menjadi simbol penting dari kesadaran kesehatan masyarakat Solo di masa lampau.

Ponten Ngebrusan bukan sekadar bangunan kolonial yang indah, tetapi juga monumen sosial yang menandai lahirnya revolusi kebersihan di tengah masyarakat Jawa pada masa pemerintahan Mangkunegaran.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved