Perebutan Tahta Keraton Solo

H-1 Jumenengan, Tedjowulan Surati Pakubuwono XIV Purboyo agar Tunda Upacara Penobatan

Maha Menteri KG Panembahan Agung Tedjowulan meminta pihak Pakubuwono XIV Purboyo menunda acara Jumenengan.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
MINTA DITUNDA. Maha Menteri KG Panembahan Agung Tedjowulan Jumat (14/11/2025). Dia meminta Jumenengan PB XIV Purbaya ditunda, mengingat masih masa berkabung. 
Ringkasan Berita:
  • Maha Menteri Panembahan Agung Tedjowulan meminta penundaan jumenengan PB XIV Purboyo dan mengimbau semua pihak menahan diri karena masa berkabung 40 hari atas wafatnya PB XIII.
  • Tedjowulan menegaskan penobatan dua kubu belum sah secara adat dan dirinya masih menjabat sebagai raja ad interim hingga ada penobatan resmi.
  • Kisruh suksesi memuncak setelah Hamengkunegoro dan Hangabehi sama-sama dinobatkan sebagai PB XIV oleh pihak berbeda.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sehari sebelum jumenengan Pakubuwono XIV Purboyo digelar, Maha Menteri KG Panembahan Agung Tedjowulan meminta agar menunda upacara penobatan, Jumat (14/11/2025).

Ia meminta agar semua pihak menahan diri di tengah suasana berkabung.

"Kami mengingatkan agar yang bersangkutan dan pihak-pihak terkait untuk menahan diri. Kita masih dalam masa berkabung 40 hari atas Suruddalem/wafatnya SISKS Paku Buwono XIII dan fokus mendoakan Sawarga," terang Tedjowulan dalam pernyataan tertulis yang diterima TribunSolo.com pada Jumat (14/11/2025).

Sebelumnya Panembahan Agung Tedjowulan telah menegaskan penobatan dua kubu belum sah secara adat.

Ia pun menyatakan bahwa dirinya masih berlaku sebagai raja ad interim Keraton Kasunanan Surakarta.

Baca juga: Jawaban Pakubuwono XIV Hangabehi Disebut Pengkhianat, Ungkap Tak Pernah Diajak Musyawarah

“Ya belum sah (penobatan dua kubu). (Maha Menteri menjadi Raja Ad Interim) Sampai penobatan (yang sah),” ungkapnya saat ditemui di Sekretariat Maha Menteri, Kamis (13/11/2025) malam.

Seperti telah diketahui, menjelang pemakaman Sinuhun Pakubuwono XIII muncul dua versi mengenai penerus tahta yang akan melanjutkan kepemimpinan Keraton Kasunanan Surakarta, Rabu (5/11/2025).

KGPAA Hamangkunegoro telah menyatakan ia telah berdiri sebagai Pakubuwono XIV di depan jenazah ayahnya sebelum diberangkatkan.

Lalu berselang beberapa hari Lembaga Dewan Adat (LDA) menobatkan KGPH Hangabehi menjadi Pakubuwono XIV penerus tahta Keraton Solo, Kamis (13/11/2025) di Sasana Handrawina.

Panembahan Agung Tedjowulan mengungkapkan mulanya ia hadir untuk mempertemukan sejumlah kerabat dalem.

Namun, setelah pertemuan tersebut tiba-tiba ia diminta duduk di tempat duduk yang telah disiapkan.

Lalu KGPH Hangabehi muncul dengan Ageman Agung yang merupakan pakaian raja. KGPH Hangabehi sungkem kepadanya dan dimulailah prosesi adat penobatan Sinuhun Pakubuwomo XIV.

AD INTERIM - Maha Menteri KG Panembahan Agung Tedjowulan saat ditemui di Sekretariat Maha Menteri, Kamis (13/11/2025) malam. Ia menegaskan bahwa penobatan dua kubu di Keraton Kasunanan Surakarta belum sah secara adat.
AD INTERIM - Maha Menteri KG Panembahan Agung Tedjowulan saat ditemui di Sekretariat Maha Menteri, Kamis (13/11/2025) malam. Ia menegaskan bahwa penobatan dua kubu di Keraton Kasunanan Surakarta belum sah secara adat. (TribunSolo.com / Ahmad Syarifudin)

Tanpa Tarian Sakral Bedhaya Ketawang 

Jumenengan Pakubuwono XIV Purbaya akan digelar pada Sabtu (14/11/2025).

Namun, tarian sakral Bedhaya Ketawang dipastikan tidak akan ditampilkan. 

Putri tertua Sinuhun Pakubuwono XIII, GKR Timoer Rumbaikusuma Dewayani, menjelaskan bahwa hal tersebut karena Keraton Kasunanan Surakarta masih dalam masa berkabung.

“Bedhaya Ketawang itu tarian yang memerlukan ritual khusus. Pasti ada ceremony. Kami masih berkabung, jadi memang tidak diadakan. Itu kan di dalam kedaton,” ungkap GKR yang mengenakan busana batik hijau saat diwawancarai TribunSolo.com pada Jumat (14/11/2025).

Meski demikian, pembunyian gamelan tetap dilakukan di luar kedhaton.

Baca juga: Dinobatkan Jadi Pakubuwono XIV, KGPH Hangabehi Jumatan di Masjid Agung Solo, Syarat Naik Tahta?

 Yang dilarang hanya pembunyian gamelan di dalam kedhaton.

“Di luar kedhaton, gamelan munggang itu diperlukan untuk acara di luar. Bedhaya Ketawang biasanya ditarikan saat tingalan dalem jumenengan, peringatan kenaikan tahta,” tuturnya.

Sinuhun Pakubuwono XIV Purbaya akan menjalani prosesi adat di Probosuyoso sebelum berjalan menuju Siti Hinggil.

Di sana akan dilakukan pembacaan ikrar, lalu dilanjutkan dengan kirab.

“Nanti Sinuhun akan melakukan prosesi adat di Probosuyoso. Setelah itu jalan ke Kamandungan menuju Siti Hinggil. Di situ beliau akan bersabda atau berikrar menyatakan lingsir keprabon. Duduk sebentar di dampar, baru kemudian berjalan dengan kereta kencana,” terangnya.

PERNYATAAN. KGPAA Hamangkunegoro menyatakan ia telah berdiri sebagai Pakubuwono XIV di depan jenazah ayahnya sebelum diberangkatkan pada Rabu (5/11/2025).
PERNYATAAN. KGPAA Hamangkunegoro menyatakan ia telah berdiri sebagai Pakubuwono XIV di depan jenazah ayahnya sebelum diberangkatkan pada Rabu (5/11/2025). (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)

LDA Tolak Hadir di Jumenengan

Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) yang juga adik Pakubuwono XIII, GRAy Koes Murtiyah Wandansari atau Gusti Moeng tak akan menghadiri jumenengan KGPAA Hamengkunegoro

Gusti Moeng mengatakan, prosesi adat tersebut akan dibiarkan berjalan meski dinilai tidak sah.

“Biar saja dia mau jalan (Jumenengan). Tidak mungkin, kita tidak akan menghadiri,” jelasnya.

Dia mengatakan, dalam penobatan raja, harus melibatkan Panembahan Agung Tedjowulan yang bertindak sebagai sesepuh.

Baca juga: Kisruh Suksesi Keraton Solo, Maha Menteri Tedjowulan Bungkam Usai Hadiri Penobatan KGPH Hangabehi

“Gusti Tedjo sebagai sesepuh. Semua yang kita lakukan harus melibatkan beliau untuk koordinasi dengan pemerintah, karena beliau yang ditugaskan untuk menjembatani antara Lembaga Dewan Adat dan seluruh kerabat,” tuturnya.

Sementara itu, Maha Menteri KG Panembahan Tedjowulan diam seribu bahasa usai menghadiri penobatan KGPH Hangabehi menjadi Pakubuwono XIV di Sasana Handrawina, Kamis (13/11/2025).

Tedjowulan ketika ditemui TribunSolo.com, tidak mau berkomentar soal suksesi. 

Dia terus berjalan meninggalkan wartawan setelah penobatan selesai digelar. 

Tak Bisa Bicara Banyak

Sementara itu, KGPH Hangabehi yang telah dikukuhkan sebagai Pakubuwono XIV juga tak berbicara banyak.

KGPH Hangabehi mengaku belum bisa berbicara banyak. 

“Nanti tunggu saja. Ya, untuk keraton nggak ada yang lain,” jelasnya, Kamis (13/11/2025).

FOTO BERSAMA. KGPH Hangabehi menjadi Pakubuwono XIV penerus tahta Keraton Solo, Kamis (13/11/2025) di Sasana Handrawina. Ini menunjukan dualisme karena sebelumnya KGPAA Hamengkunegoro sudah menyatakan diri menjadi PB XIV.
FOTO BERSAMA. KGPH Hangabehi menjadi Pakubuwono XIV penerus tahta Keraton Solo, Kamis (13/11/2025) di Sasana Handrawina. Ini menunjukan dualisme karena sebelumnya KGPAA Hamengkunegoro sudah menyatakan diri menjadi PB XIV. (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)

Ia juga belum bisa memastikan kapan jumenengan atau upacara kenaikan tahta akan digelar.

Hal ini menurutnya akan ditentukan oleh Maha Menteri KG Panembahan Tedjowulan dan para kerabat.

Jadi dia meminta untuk bersabar terlebih dahulu.

“Itu tunggu saja (soal jumenengan). Saya belum bisa menjawab. Sabar dulu,” tuturnya.

Seperti telah diketahui, menjelang pemakaman Sinuhun Pakubuwono XIII muncul dua versi mengenai penerus tahta yang akan melanjutkan kepemimpinan Keraton Kasunanan Surakarta, Rabu (5/11/2025).

KGPAA Hamangkunegoro telah menyatakan ia telah berdiri sebagai Pakubuwono XIV di depan jenazah ayahnya sebelum diberangkatkan.

Lalu berselang beberapa hari Lembaga Dewan Adat (LDA) menobatkan KGPH Hangabehi menjadi Pakubuwono XIV penerus tahta Keraton Solo, Kamis (13/11/2025) di Sasana Handrawina. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved