Kisah Guru Honorer di Medan : Hanya Rp 6 Ribu Setiap Jam Mengajar, Hingga Viral di Tik Tok
Viral gaji seorang guru yang hanya Rp 144 ribu di medias sosial Tik Tok dan kini menjadi perbincangan masyarakat se Indonesia
TRIBUNSOLO.COM - Dunia media sosial Tik Tok digemparkan dengan kisah seorang gaji yang dibayar Rp 144 ribu.
Dalam video Tiktok itu menunjukkan seorang wanita sedang memegang uang dalam jumlah nominal Rp 144 ribu.
Cerita gaji itu diunggah oleh seorang warganet dalam akun TikTok @DiniFauzLestari, Minggu (6/6/2021).
Melansir dari TribunMedan.com, dalam rekaman video itu, Dini membuka amplop gaji milik suaminya yang mengajar bahasa Arab di sebuah sekolah di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
Baca juga: Sempat Terlambat, Gaji Guru Honorer Karanganyar Cair Awal April 2021 : Anggaran Capai Rp 27 M
Baca juga: Cara Lapor Bagi Penerima Subsidi Gaji Guru Honorer yang Alami Kendala, Akses Link Berikut Ini
Dini memperlihatkan beberapa lembar uang pecahan lima ribu rupiah dan dua ribu rupiah, serta satu lembar pecahan seratus ribu rupiah.
Keseluruhan uang itu berjumlah Rp 144 ribu.
Meski tak seberapa, Dini mengaku bersyukur dengan gaji yang diterima suaminya.
Kendati demikian, Dini mengaku sempat terkejut mengetahui suaminya hanya dibayar Rp 6 ribu per jam.
Karena nggak menyangka masih ada gaji guru segitu, pas saya lihat di komentar, ternyata ada yang hanya digaji Rp 2.500 per sekali mengajar," kata Dini.
Diberitakan Tribunnews.com, Dini mengatakan, suaminya baru mengajar di sebuah SMP selama dua bulan.
Namun, perempuan itu baru mengetahui jumlah gaji suaminya mengajar pada bulan kedua.
"Gaji pertama saya tidak tahu, saya baru tahu itu," kata dia.
Perempuan berusia 33 tahun itu menegaskan, unggahan video itu dilakukan tidak untuk menyinggung pihak manapun.
Menurutnya unggahan itu adalah bentuk rasa syukur mereka.
Mengutip dari TribunMedan.com, guru bahasa Arab bernama Nasrullah itu ternyata memiliki rumah Tahfizh yang diberi nama Mahmudiyah.
Berlatar belakang lulusan pesantren, Nasrullah bercita-cita mencerdaskan anak-anak dengan dorongan agama.
"Saya mengajar di beberapa tempat dan semuanya gajinya segitu (Rp 6 ribu per mengajar)."
"Namun saya bukan dari nilainya, tapi untuk kecerdasan anak-anak. Saya mengajar ikhlas, kalau tidak dibayar juga tidak masalah," kata Nasrullah, Senin (14/6/2021).
Nasrullah menjelaskan, selain mengajar di tiga sekolah ia juga telah membuat rumah Tahfizh.
Rumah Tahfizh itu dibangun atas permintaan orangtuanya yang sudah pensiun.
"Awalnya kami dulu di Kabupaten Kaur di Provinsi Bengkulu. Di sana juga mengajar madrasah tapi karena orangtua udah pensiun dan meminta untuk balik ke Asahan makan kami kembali dan membangun rumah Tahfizh," paparnya.
Di rumah Tahfizh itu, Nasrullah mengajarkan 12 santri tentang ilmu agama, seperti menghafal kita suci Alquran dan hadis.
"Kalau sekolah, mereka bersekolah di tempat saya ngajar, namun untuk memperdalam ilmu agama, orangtua mereka mempercayakan ke sekolah Tahfizh kami," ujar dia.
Tak menyangka videonya viral
Dini tak menyangka video jumlah gaji suaminya yang diunggah ke TikTok itu ditonton ratusan ribu orang dan menjadi viral.
"Saya tidak menyangka kalau video itu bisa viral, padahal video tersebut dibuat bukan untuk diviralkan."
"Siapalah saya, saya membuat itu hanya sebagi bentuk rasa syukur atas pendapatan suami saya," ujar Dini.
Dalam satu malam, video yang semula ditonton hanya dua orang, mendadak menjadi ratusan ribu orang.
"Pas saya bangun untuk salat subuh, lihat TikTok kok udah dua ribuan yang meliha, terus saya lihat lagi udah ratusan ribu," tambahnya.
Gaji Guru di Karanganyar Terlambar
Sebanyak 1.100 guru honorer di Karanganyar saat ini bisa sedikit bernapas lega. Pasalnya, gaji 3 bulan mereka akan segera cair dalam waktu dekat.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, Tarsa mengatakan pencairan gaji guru honorer selambat-lambatnya pada awal April 2021.
"Anggarannya sudah ada dan tidak terkena refocusing sehingga bisa segera dicairkan," katanya, Jumat (27/3/2021).
Gaji guru honorer yang dicairkan, sambung Tarsa, dirapel tiga bulan, yaitu Januari 2021 hingga Maret 2021.
Anggaran yang disiapkan hampir Rp 30 miliar.
Baca juga: Sengkarut Pengangkatan Guru Honorer Jadi ASN, Begini Penjelasan dari Komisi X DPR RI
Baca juga: Ribuan Guru Honorer di Sragen Diusulkan Diangkat Jadi ASN, Tetap Ikut Seleksi dari Pemerintah
"Nanti kami anggarkan Rp 27 miliar untuk gaji guru satu tahun," ungkapnya
Tarsa menjelaskan keterlambatan gaji guru honorer disebabkan permasalahan validasi data.
"Sebenarnya akhir Maret ini sudah bisa cair, tapi kami masih melakukan evaluasi data guru honorer di Karanganyar," ujarnya.
"Kami melihat apakah sudah menandatangani kontrak kerja guru honorer, dan memvalidasi apakah masih bekerja sebagai guru honorer atau sudah diangkat PNS," ujarnya.
Diusulkan Jadi ASN
Di tempat lain, Pemerintah Kabupaten Sragen mengusulkan 1.938 guru honorer dan tenaga kependidikan di Kabupaten Sragen untuk diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN) melalui jalur Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Mereka nantinya tetap harus melewati seleksi dan tahapan sesuai syarat dari pemerintah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Suwardi menjelaskan, ada indikator-indikator tertentu menyangkut pengangkatan guru honorer menjadi ASN.
Baca juga: Kantor Kecamatan Klaten Selatan Lockdown 3 Hari, Gegara ASN Terpapar Corona
Baca juga: Mulianya Siswa SMK Asal Karanganyar, Usaha Tukang Tambal Ban Panggilan, Pasang Tarif Seikhlasnya
"Bagi guru honorer yang sudah lama mengabdi akan diprioritaskan diangkat jadi ASN," tutur Suwardi, Selasa (16/3/2021).
Kendati akan memprioritaskan guru honorer yang sudah lama mengabdi, masih ada guru honorer yang ijazahnya belum memenuhi ketentuan.
"Misalnya mereka belum banyak yang punya gelar S1," ungkapnya.
Namun, bagi yang belum punya gelar S1 tetap bisa ikut seleksi karena ada afirmasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Baca juga: Harapan Anak Muda Jadi PNS Kian Tipis, Mendagri Setuju KASN Dihapus & Pangkas Jumlah Pegawai Negeri
Selain itu, Sragen masih kekurangan jumlah guru seperti guru agama, guru olahraga, dan guru mata pelajaran (Mapel) lainnya.
Disdikbud Sragen berharap supaya kekosongan jabatan itu bisa segera terisi.
"Harapannya guru-guru honorer ini bisa mengisi posisi tersebut meski ada proses seleksinya," jelasnya.
Butuh 1,3 Juta Orang
Angin segar untuk para peminat lowongan aparatur sipil negara (ASN).
Sebab, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo mengatakan, pemerintah telah menentukan kebutuhan Aparatur Sipil Negara ( ASN) pada 2021 total sebanyak 1,3 juta orang.
Namun, hal itu disertai catatan apabila tidak ada kebijakan lain yang bersifat darurat.
"Pemerintah sudah menentukan kebutuhan ASN secara total tahun 2021, jika tidak ada kebijakan lain yang bersifat darurat sejumlah sekitar 1,3 juta orang," ujar Tjahjo dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Senin (1/3/2021).
Dia menjelaskan, kebutuhan sebanyak 1,3 juta ASN ini meliputi satu juta guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja ( PPPK) melalui skema yang menjadi program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Rekrutmen satu juta guru PPPK ini akan diadakan di seluruh pemerintah daerah.
"Program ini adalah untuk menyelesaikan kekurangan tenaga guru yang selama ini diisi oleh tenaga honorer," ungkap Tjahjo.
Baca juga: Diiming-imingi Jadi PNS, Warga Grobogan Ini Ditipu Tetangganya, Kini Harus Tanggung Utang Rp200 Juta
Baca juga: Cara Mengurus Uang Pensiun PNS yang Meninggal Dunia, Berikut Dokumen yang Perlu Disiapkan
Dia menjelaskan, yang dapat mengikuti program 1 juta PPPK ini adalah mereka yang terdaftar dalam data pokok pendidikan (Dapodik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Kemudian, sisa kebutuhan lain ASN berasal dari kebutuhan aparatur di pemerintah daerah (Pemda). Jumlahnya mencapai sekitar 189.000 ASN.
"Jumlah kebutuhan tersebut di luar kebutuhan guru PPPK yang merupakan program Kemendikbud," tutur Tjahjo.
"Kebutuhan 189.000 ASN ini rinciannya terdiri dari 70.000 PPPK jabatan fungsional selain guru, dan 119.000 CPNS untuk berbagai jabatan teknis yang sangat diperlukan, termasuk tenaga kesehatan," paparnya.
Selain itu, kebutuhan lain berasal dari instansi pemerintah pusat.
Pemerintah pusat telah telah menentukan kebutuhan sebanyak sekitar 83.000 orang, di mana 50 persen merupakan PPPK dan 50 persen CPNS.
Jumlah ini juga menyesuaikan kebutuhan masing-masing kementerian. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul VIRAL Gaji Guru Rp 144 Ribu Sebulan, Nasrullah: Saya Ikhlas, Kalau Tidak Dibayar juga Tidak Masalah