Berita Solo Terbaru
Kronologi Klaster ISI Solo : Ada Mahasiswa Tidak Enak Badan, Hasil Swab Ternyata Positif Covid-19
Klaster Covid-19 ditemukan di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.laster tersebut bermula dari seorang mahasiswa yang mengeluhkan tidak enak badan.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Demi mencegah penularan dan penyebaran virus Covid-19, pihak kampus melaksanakan lockdown dengan jangka waktu dua minggu.
"Dimulai pada esok hari, Jumat (25/6/2021) hingga Kamis (8/7/2021)," terangnya.
Adapun di Kampus 1, yang ada di Jebres hanya di lockdown pada Gedung Pascasarjana, setelah sebelumnya salah seorang staf meninggal dunia dengan positif Covid-19.
"Setelah di tracing dari gedung lain tidak ada yang positif sehingga hanya satu gedung saja," ucapnya.
Selama masa lockdown, aktivitas satpam dan cleaning servis akan berlangsung normal dan penyemprotan akan semakin digiatkan.
Meninggal Dunia
Baru minggu kemarin ada kabar duka dosen UNS terpapar Covid-19, kini kasus menghampiri kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.
Salah satu civitas akademika, Retno Wulandari meninggal dunia akibat Covid-19.
Retno yang sehari-hari bekerja sebagai staf di program Pascasarjana ISI Surakarta meninggal dunia di rumahnya yang ada di Ngawi Jawa Timur.
Meskipun demikian pihak ISI tetap melakukan tindakan antisipasi dengan penyemprotan dan juga lockdown.
Baca juga: Manfaat Wedang Uwuh, Benarkah Bisa jadi Obat Covid-19? Simak Penjelasan Farmakolog UNS Solo
Baca juga: Kamar Covid-19 di Karanganyar Menipis,Bupati Juliyatmono Yakin Bisa Memaksimalkan Fasilitas yang Ada
Menurut Humas ISI Solo, Esha Karwinarno, pihak kampus hanya akan menutup akses atau lockdown di gedung Pascasarjana saja.
"Kami telah melakukan tracing kepada semua civitas akademika yang ada dan hasilnya negatif," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (24/6/2021).
"Oleh karenanya tidak semua gedung atau area kampus ditutup," ujarnya.
Sebagai informasi, Gedung Pascasarjana ISI berada di Kampus 1 yang beralamatkan di Jalan Ki Hajar Dewantara 19, Kentingan, Kecamatan Jebres.
Masa lockdown sendiri akan berlangsung sejak Jumat (25/6/2021) hingga Kamis (8/7/2021).
"Kami akan mengikuti standar protokol selama dua Minggu," ujarnya.
"Selama itu pula kampus akan kami semprot dan disterilkan dengan disinfektan," imbuhnya.
Dosen UNS Meninggal
Sebanyak 3 dosen dan satu tenaga pendidikan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo meninggal dunia setelah berjuang melawan Covid-19.
Tiga dosen itu, yakni, Didiek Sri Wiyono, Arief Taufiqurrahman, dan Mediyanto.
Baca juga: UNS Solo Berduka Cita: 3 Dosen dan 1 Alumni Meninggal Usai Terpapar Covid-19, Kini Kampus Lockdwon
Sementara, seorang tenaga pendidikan diketahui bernama Maretta Elly Susilowati.
Pihak UNS sudah melakukan tracing kontak erat dan dekat pasien.
Beberapa diantaranya kini menjalani isolasi mandiri dan dirawat di rumah sakit.
Itu diungkapkan Rektor UNS Solo, Jamal Wiwoho.
"Pada saat ini, ada beberapa dosen dan pejabat dan karyawan yang ada di rumah sakit, juga banyak yang isolasi mandiri," kata Jamal, Jumat (18/6/2021).
Mereka ada yang masuk maupun tidak dalam kontak erat pasien.
Namun, jamal tidak menyebut secara pasti.
Jamal menerima laporan hampir setiap fakultas di UNS ditemukan kasus pasien positif Covid-19 pada Kamis (17/6/2021).
Total, ada puluhan yang terpapar.
Di antaranya, Fakultas Pertanian ada 4 kasus, 1 kasus di bagian Perencanaan, Perpustakaan, dan Sekolah Vokasi (SV), dan 3 kasus di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
"Lalu ada 2 kasus lain di Fakultas Hukum, 4 kasus di FMIPA, 2 kasus di Fakultas Teknik, 2 kasus di FKIP, 3 kasus di RS UNS, dan 2 kasus di FK," jelas Jamal.
Selain dosen, beberapa mahasiswa dan anggota keluarga civitas akademika UNS terkonfirmasi positif Covid-19.
Dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, ada 1 mahasiswa, serta istri dosen dan 2 anaknya.
Kemudian dari Fakultas Hukum, ada istri dosen dan dua anaknya.
"Saya mohon doanya agar mereka yang sekarang terpapar covid bisa diberikan kesembuhan dan berharap tes swab hasilnya sudah negatif," ucapnya.
UNS Berduka
Kabar duka cita datang dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo.
Tiga civitas akademi UNS Solo, yakni tiga dosen mereka meninggal lantaran corona.
Pihak UNS Solo pun lantas bergerak cepat.
Baca juga: Sejumlah Alasan Mengapa Covid-19 Varian Delta Membahayakan, Kini Jadi Penyebab Lonjakan Kasus
Baca juga: Kasus Covid-19 di Solo Meningkat, Bagaimana Nasib Sekolah Tatap Muka Juli 2021 Mendatang?
Mereka memutuskan untuk melakukan lockdown atau menutup kampus sementara dari tanggal 18-25 Juni 2021 mendatang.
Rektor Universitas Sebelas Maret, Jamal Wiwoho mengatakan, memang benar ada kasus dosen meninggal lantaran corona di UNS.
Ada 3 dosen dan 1 alumni UNS yang meninggal lantaran terpapar Covid-19.
“Iya benar, kami tutup sementara kampusnya,” kata Jamal kepada TribunSolo.com, Kamis (17/6/2021).
“Karena tidak bisa kami pungkiri dalam beberapa hari terakhir tren kasus Covid-19 ini meningkat,” tambahnya.
Menurut Jamal, terdapat kurang lebih sekitar 3 dosen dari beberapa fakultas yang telah dinyatakan meninggal dunia karena terpapar Covid-19.
“Setidaknya ada beberapa staf saya yang terpapar di beberapa unit di wilayah kampus UNS,” tambahnya.
Sementara ini, kegiatan kampus yang bersifat tatap muka dibatasi, kegiatan belajar mahasiswa menggunakan daring.
Gibran Minta Warga Solo Tak Datangi Hajatan Zona Merah
Imbauan untuk tidak menghadiri hajatan di zona merah Covid-19 disampaikan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Itu disampaikan supaya kasus temuan penularan Covid-19 Solo Raya tidak kejadian di Kota Solo.
"Ada yang mau hajatan, perjalanan dinas ditunda dulu," kata Gibran, Rabu (16/6/2021).
Baca juga: Pasien Positif Corona Klaster Desa Paulan Colomadu Meninggal, Total Sudah Dua Orang Meninggal
Baca juga: Dilematis, Kasus Corona Jateng Meroket, Penambahan Tempat Tidur di RS Terpentok Sumber Daya Manusia
"Mohon maaf, Wonogiri, Sragen itu kan karena hajatan di Kudus," tambahnya.
Apalagi, tren penambahan kasus Covid-19 di Kota Solo dinilai Gibran sudah cukup bisa dikendalikan.
"Makanya tolong dikurangi dulu lah kegiatan - kegiatan semacam itu," ucap dia.
Baca juga: Virus Corona Kembali Membludak, Menteri Agama Yaqut Cholil Terbitkan SE Pembatasan di Tempat Ibadah
"Kita kan sudah cukup baik dan terkendali. Kita tahan dulu, sementara event - event tahan dulu," imbuhnya.
Selain itu, Pemkot Solo bakal melakukan pengetatan, khususnya bagi pendatang dari zona merah Covid-19.
"Mengetatkan pengawasan mobil-mobil dari luar kota, terutama dari zona merah," ujar dia.
"Karena kedatangan dari luar kota bahaya sekali, apalagi dari zona merah," tambahnya.
Dirikan Cek Poin di Perbatasan Solo
Pos-pos cek poin di perbatasan Kota Solo akan disiapkan. Itu menyusul meningkatnya kasus Covid-19 Solo Raya.
Peningkatan itu tak bisa dipungkiri membuat Solo dikepung kawasan zona merah Covid-19.
Hal itu disampaikan Kakorlantas Polri, Irjen Pol Istiono saat peninjauan ke Mako II Satlantas Polresta Solo, Rabu (16/6/2021).
Baca juga: Corona Varian Delta dari Kudus Menyebar di Solo Raya, Bupati Juliyatmono Ingatkan Warga Waspada
Baca juga: Jika Tertular Corona Varian Baru dari Kudus, Warga Klaten Bakal Ditempatkan di Isolasi Terpusat
"Solo tidak masuk zona merah, namun kita jaga karena perbatasan Solo ada yang sudah zona merah," kata Istiono.
Istiono mencontohkan, pos cek poin akan didirikan di perbatasan Sukoharjo dan Solo.
Pos itu untuk melakukan langkah - langkah antisipatif berupa pengetatan mobilitas masyarakat. Terutama, dari wilayah zona merah.
"Pos cek poin ini untuk memperketat mobilisasi pergerakan orang untuk menuju ke tempat-tempat kegiatan masyarakat, baik ke tempat wisata, maupun ke kegiatan masyarakat lainnya," tuturnya.
Baca juga: Virus Corona Kembali Membludak, Menteri Agama Yaqut Cholil Terbitkan SE Pembatasan di Tempat Ibadah
Istiono menilai ini perlu dilakukan supaya penyebaran virus Corona tidak semakin meluas.
"Ini memang harus kita optimalkan, kita harus berbuat semaksimal mungkin untuk melakukan pencegahan," kata Istiono.
"Harapan kita semua zona merah di Indonesia kita bangun cek poin. Kita bangun sekitar 143 titik cek poin di zona merah," imbuhnya.
Selain itu, para pengendara atau pendatang, khususnya yang berasal dari zona yang masuk ke Solo wajib di-swab.
Baca juga: Ini 3 Cara Wali Kota Gibran, Bentengi Warganya dari Corona Asal Kudus yang Sudah Masuk di Solo Raya
Itu disampaikan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
"Dari zona merah wajib swab. Ada yang mau hajatan, perjalanan dinas ditunda dulu. Mohon maaf, Wonogiri, Sragen itu kan karena hajatan di Kudus," ucap Gibran.
"Makanya tolong dikurangi dulu lah kegiatan-kegiatan semacam itu. Kita kan sudah cukup baik dan terkendali," tambahnya.
Sragen Perketat PPKM
Kabupaten Sragen kembali memperketat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mulai 16 sampai 28 Juni 2021.
Kebijakan tersebut tertuang dalam Instruksi Bupati Sragen nomor 360/286/038/2021 yang disahkan pada Selasa (15/6/2021).
Dalam instruksi tersebut, tertulis semua kegiatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kerumunan ditiadakan untuk sementara waktu.
Baca juga: Corona Varian Delta dari Kudus Menyebar di Solo Raya, Bupati Juliyatmono Ingatkan Warga Waspada
Baca juga: Warning Klaten : Kamar Tidur Pasien Corona Capai 88 Persen, Jika Memburuk Pemkab Tak Buat RS Darurat
Selain hajatan yang dilarang, pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah yang seyogyanya akan digelar pada Juli mendatang, terancam kembali diundur.
"Kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring (online)," tertulis dalam kebijakan Bupati Sragen terbaru.
"Persiapan uji coba Pembelajaran Tatap Muka tahap III pada bulan Juli 2021 dapat dilakukan apabila situasi dan kondisi epidemiologi covid-19 di kabupaten Sragen berada pada zona kuning," kata dia.
Selain itu, seluruh warung, pusat perbelanjaan hingga akringan diwajibkan tutup pada pukul 21.00 WIB.
"Angkringan, PKL, warung toko, cafe, restoran, rumah makan, mall shopping center dan sejenisnya dibatasi operasionalnya maksimal sampai dengan pukul 21.00 WIB," papar dia.
Baca juga: Nasib Warga Metuk Boyolali: Telanjur Mandikan Jenazah Pasien Positif Corona, Kini Dukuhnya Lockdown
Namun, kegiatan esensial seperti di pasar tradisional tetap berjalan seperti biasa.
"Kegiatan perindustrian dan perdagangan seperti pasar tradisional, industri rumahan dan sejenisnya tetap beroperasi 100 persen dengan berpedoman pada ketentuan teknis yang ditetapkan oleh dinas perindustrian dan perdagangan dengan menerapkan protokol kesehatan dan pengawasan secara lebih ketat," ungkapnya.
Instruksi tersebut, juga mengatur bahwa destinasi wisata dan usaha pariwisata yang ada di Sragen harus ditutup sementara waktu, hingga Sragen kembali masuk zona kuning penularan covid-19.
"Destinasi wisata alam, buatan, budaya religi, dan sejenisnya yang mendatangkan kerumunan ditutup untuk sementara waktu dan akan dibuka kembali setelah Kabupaten Sragen berada dalam zona kuning," tegasnya.
"Usaha pariwisata seperti tempat hiburan, bioskop, karaoke, warnet, game online, tempat olahraga, spa dan kegiatan usaha sejenis ditutup untuk sementara waktu," papar dia.
Antisipasi Corona Solo
Penyemprotan disinfektan di jalan protokol Kota Solo dilakukan tim Cipta Kondisi, Rabu (16/6/2021).
Kasat Sabhara Polresta Solo, Kompol Sutoyo mengatakan, itu dilakukan untuk mencegah penularan virus Corona.
Terlebih, varian virus Corona B1617 atau Delta sudah menjangkit puluhan warga di Kabupaten Sragen, Boyolali, Wonogiri, dan Klaten.
Baca juga: Dilematis, Kasus Corona Jateng Meroket, Penambahan Tempat Tidur di RS Terpentok Sumber Daya Manusia
Baca juga: Pulang Melayat dari Kudus, Warga Perumahan di Boyolali Positif Corona: 65 Orang Ikut Tracing
"Dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona di Kota Solo, Polresta Solo bersama unsur terkait, Kodim, Brimob, Satpol PP, dan PMI melakukan penyemprotan di jalan-jalan protokol dan (titik-titik) keramaian di Kota Solo," kata Sutoyo.
Dari pantauan TribunSolo.com, personel penyemprotan bergerak dari Balai Kota Solo pukul 08.15 WIB.
Sebanyak 1 mobil water cannon dikerahkan dalam kegiatan penyemprotan.
Baca juga: Apa Itu Varian Corona B16172 atau Delta? Begini Efeknya Dalam Tubuh: Lebih Cepat Menular
Adapun lebih kurang 10 personel berpakaian alat pelindung diri (APD) lengkap berdiri di mobil bak terbuka.
Mereka dibekali alat penyemprot berisi disinfektan. Itu mereka semprotkan bebarengan saat mobil melaju.
Lokasi penyemprotan diantaranya kawasan Pasar Gede, Jalan Urip Sumoharjo, Panggung Jebres, Jalan Ahmad Yani, dan Overpass Manahan.
Baca juga: Apa Itu Varian Corona B16172 atau Delta? Begini Efeknya Dalam Tubuh: Lebih Cepat Menular
Disinfektan membasahi ruas - ruas jalan di kawasan tersebut. Para pengendara tak luput kena basah karenanya.
Sutoyo menghimbau, masyarakat untuk tetap tertib menjalankan protokol kesehatan Covid-19.
"Tetap menaati protokol kesehatan dan menerapkan 5 M supaya terhindar dari virus Corona," ucapnya.
Apa Itu Corona Varian Delta?
Kabar soal varian baru virus corona yakni corona B.1.617.2 atau Delta memang membuat publik makin was-was sekaligus penasaran.
TribunSolo.com mencoba menghubungi pakar dari UGM terkait penjelasan transmisi virus corona baru tersebut.
Ketua Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM Yogyakarta Gunadi menyatakan, bahwa varian virus corona B.1.617.2 atau dikatakan Delta tingkat penularannya lebih tinggi dibanding dengan varian sebelumnya.
Baca juga: Bak Kota Mati, Satu Dukuh di Simo Boyolali Lockdown Gegara Tertular Corona dari Kudus, Kini Sepi
Baca juga: Tahan Dulu Dua Minggu! Pesta Nikahan di Sragen Dilarang, Imbas Varian Baru Corona Asal Kudus
"Lebih cepat menular dari varian virus corona yang sebelumnya," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (15/6/2021).
Hal itu sudah dibuktikan oleh Public Health Service di Inggris disebutkan transmisinya lebih tinggi.
"Para epidemiolog di sana menyebutkan tingkat transmisinya 50-60 persen," ungkap Gunadi.
Apabila ada orang yang terpapar virus ini, kekebalan tubuhnya dapat menurun.
Baca juga: Catat! Nikahan Dilarang hingga Night Market Ditutup Mulai 15-30 Juni,Imbas Corona Kudus Masuk Sragen
"Respons imun tubuh dengan virus yang masuk akan berkurang," paparnya.
Bahkan walau orang tersebut sudah divaksin respons akan menurun.
Di sisi lain, pihaknya telah meneliti pengurutan genom lengkap atau Whole Genome Sequencing (WGS) terkait adanya lonjakan kasus Covid-19 di Kudus.
Baca juga: Di Balik Mengerikannya Corona di Kudus : 82 Persen Sampel Pasien Covid-19 Terinfeksi Varian India
"Ada 70 spesimen yang kami uji tapi yang kami terima hanya 37. Yang sisanya dibawa ke Salatiga," katanya.
Dari penelitian itu ada 28 dari 34 atau sekitar 82 persen ialah varian Delta.
Untuk diketahui, WGS merupakan proses menentukan urutan DNA lengkap dari suatu genom organisme pada satu waktu.
Swab Dadakan di Solo
Razia swab antigen dadakan yang dilakukan Satgas Covid-19 dan tim gabungan di Alun-Alun Kidul Solo merupakan bentuk antisipasi penularan Covid-19.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, razia tersebut untuk menertibkan masyarakat yang masih abai dengan protokol kesehatan (prokes).
Dia menilai tim gabungan bergerak cepat untuk langsung melakukan razia tersebut.
Baca juga: ASN dan Pendamping PKH Kecamatan Gantiwarno Klaten Positif Corona, Satgas Covid-19 Klaten Tracing
Baca juga: Muncul Klaster Desa Pelemgadung Sragen: 19 Orang Positif Corona, 4 Meninggal Dunia
Hal ini merupakan respon yang baik sebagai semangat bersama melawan Covid-19 di Kota Solo.
“Ya kemarin dibahas di rapat, langsung gercep tadi malam sudah digelar operasi yustisi prokes,” kata Gibran kepada TribunSolo.com, Selasa (1/6/2021).
“Alhamdulillah yang dites kemarin semuanya negatif, jadi aman,” tambahnya.
Baca juga: Bikin Komentar Sudutkan Tim SAR soal Kasus Corona di Medsos, Pria di Karanganyar Dilaporkan Polisi
Nantinya kegiatan ini akan terus dilakukan dengan menyasar lokasi keramain di Kota Solo.
"Tempat- tempat yang mengundang keramaian, terutama malah hari kita sasar,” paparnya.
“Bukan mencari kesalahan, tapi memastikan saja, biar warganya (Solo) sehat,” ungkapnya.
Pengunjung Alun - Alun Terjaring Razia
Puluhan pengunjung Alun-Alun Kidul Solo yang melanggar protokol kesehatan langsung menjalani Swab Antigen di tempat, Senin (31/5/2021) malam.
Pantauan TribunSolo.com, petugas datang pukul 20.00 WIB.
Ada sebanyak 54 pengunjung yang tidak memakai masker terjaring razia.
Baca juga: Mempelai Wanita di Sragen Batal Gelar Resepsi Gegara Positif Corona, Ternyata Suami Juga Terpapar
Baca juga: ASN dan Pendamping PKH Kecamatan Gantiwarno Klaten Positif Corona, Satgas Covid-19 Klaten Tracing
Kabag Ops Polresta Solo, Kompol Sukarda mengungkapkan, penegakan protokol kesehatan menyasar masyarakat yang langgar prokes.
"Potensi terjadi penularan covid-19 akan ditindak secara tegas, bagi yang langgar prokes," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Senin (31/5/2021).
Ia menambahkan, penindakan tidak hanya di berlakukan di Alun-Alun Kidul, Solo.
"Ini pertama kali dilalukan, fokus masih di Alun-Alun Kidul, tidak menutup kemungkinan tempat lainya," ungkapnya.
Dia mengatakan, pengunjung yang datang harus mematuhi protokol kesehatan.
Baca juga: Halal Bihalal Berakhir Kesedihan, Kini Muncul Klaster di Sekarsuli Klaten, Puluhan Warga Kena Corona
"Yang mau makan atau berkunjung silahkan saja, asalkan sesui aturan yang ada," tegasnya.
Selanjutnya, apabila ada penggunjung yang hasil swab antigen reaktif akan dilalukan karantina.
"Langsung akan dikirim ke Asrama Donoyudan untuk karantina mandiri," jelasnya.
Namun dari hasil razia mulai pukul 20.00 - 21.30 WIB yang berjumlah 67 orang tidak ditemukan masayarakat dengan hasil positif.
Batal Gelar Resepsi Gegara Corona
Suami dari mempelai wanita yang positif corona ternyata ikut terpapar.
Itu diketahui setelah dilakukan tracing setelah sang mempelai wanita dinyatakan positif corona.
Resepsi yang mereka rencanakan juga gagal digelar di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati membenarkan kabar tersebut, saat ditemui Senin (31/05/2021).
"Iya memang ada, sebenarnya hari Sabtu itu," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (31/05/2021).
Baca juga: Kabar Baik : Puluhan Warga Sumber Solo yang Kena Corona Pulang, Sempat Diisolasi di Asrama Donohudan
Baca juga: Muncul Klaster Desa Pelemgadung Sragen: 19 Orang Positif Corona, 4 Meninggal Dunia
Dia mengatakan, awal mula mempelai perempuan diketahui positif corona adalah saat melakukan pemeriksaan di rumah sakit.
Setelah melangsungkan akad nikah, mempelai wanita diketahui hamil, namun tak berselang lama mengalami keguguran.
"Setelah dibersihkan ke rumah sakit, semua yang memerlukan tindakan medis harus dilakukan swab antigen, ternyata hasilnya positif," paparnya.
Dari satgas covid-19 tingkat kecamatan langsung melakukan tracing, terutama kepada orang terdekat mempelai wanita.
Baca juga: Bikin Komentar Sudutkan Tim SAR soal Kasus Corona di Medsos, Pria di Karanganyar Dilaporkan Polisi
"Kita lakukan tracing ke orang terdekat, yang tentunya suami dan keluarga inti, ternyata juga positif," tambahnya.
Banyaknya anggota keluarga yang terpapar virus corona, satgas terpaksa membatalkan hajatan yang tinggal menunggu jam tersebut.
"Pada hari Minggunya kan akan menggelar resepsi, terpaksa kita batalkan, jadi ketemu sebelum resepsi, itu yang harus kita jaga (pencegahan)," kata dia.
Baca juga: Banyak Rakyat di Negaranya Meninggal, Politikus India Malah Sebut Virus Corona Punya Hak untuk Hidup
Dikarenakan belum menggelar hajatan, maka penularan tersebut masih dalam kategori klaster keluarga.
Terkait penyebaran penularan yang terjadi, hari ini satgas telah kembali melakukan tes swab kepada orang yang diduga pernah kontak dengan pasien.
"Bisa juga yang rewang berhari-hari ini pun kita akan lakukan swab juga hari ini, hasilnya belum keluar," pungkasnya.
Rapid Antigen Hajatan
Razia rapid test antigen secara acak pada gelaran hajatan di Sragen sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial (medsos).
Aksi yang dilakukan Satgas Covid-19 di Sragen tersebut banyak beredar di Medsos.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, berbagai antisipasi penularan Covid-19 di Sragen sudah dilakukan.
Hal tersebut termasuk rapid antigen secara acak di acara hajatan.
Baca juga: ASN dan Pendamping PKH Kecamatan Gantiwarno Klaten Positif Corona, Satgas Covid-19 Klaten Tracing
Baca juga: Kabar Baik : Puluhan Warga Sumber Solo yang Kena Corona Pulang, Sempat Diisolasi di Asrama Donohudan
Apalagi, ada prediksi meningkatnya kasus Covid-19 setelah libur lebaran.
"Kemarin disetiap perhelatan hajatan masyarakat juga melakukan tes secara random, untuk memberikan efek jera, agar prokes tidak hanya sekedar tulisan," paparnya kepada TribunSolo.com, Senin (31/05/2021).
Selain bicara soal razia rapid antigen, Yuni juga memaparkan soal kondisi keterisian bed di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro.
Dia mengatakan, saat ini bed Covid-19 telah mencapai 66 persen.
Baca juga: Bikin Komentar Sudutkan Tim SAR soal Kasus Corona di Medsos, Pria di Karanganyar Dilaporkan Polisi
"Bed kita saat ini sudah 66 persen di RSUD, sedangkan standar aman dari Kemenkes kan sekitar 60 persen," tambahnya.
Selain di RSUD, ketersediaan bed di Technopark Sragen masih tersisa banyak.
"Saat ini, di Technopark ada 102 pasien dari total 260 bed," katanya.
Di tengah pandemi corona saat ini, dia menyebutkan perekonomian tetap harus berjalan.
"Iya ekonomi tetap jalan, yang penting kita himbau kepada masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan," pungkasnya.
Tiga Lokasi Hajatan
Satgas Covid-19 Kabupaten Sragen melakukan operasi Yustisi diberbagai kegiatan masyarakat, seperti acara hajatan.
Tak tanggung-tanggung, tiga lokasi hajatan didatangi Satgas Covid-19.
Hal ini untuk mendeteksi penyebaran covid-19 yang muncul ditengah kegiatan masyarakat.
Bahkan, petugas juga melakukan pemeriksaan swab antigen secara acak di rumah warga yang sedang menggelar hajatan.
Kabag Humas Polres Sragen, AKP Suwarso mengatakan 1 tempat hajatan ada di Kecamatan Plupuh, sedangkan 2 lainnya di rumah warga Kecamatan Sumberlawang.
"Hari ini dilakukan tes swab antigen acak di rumah Sudarno, warga Desa Karanganyar, Plupuh, dan 2 hajatan di kecamatan Sumberlawang, di rumah Bapak Sutarno di Desa Cepoko, dan Ibu Purwanti di Desa Pendem," terangnya kepada TribunSolo.com, sabtu (29/05/2021).
Baca juga: Tak Hanya di Jalan, Satgas Covid-19 Sragen Lakukan Tes Swab Antigen di Acara Hajatan
Baca juga: Sudah Mulai Longgar, Tawangmangu Mulai Dibanjiri Wisatawan dari Jawa Timur
Sasaran utama tes acak covid-19 terdiri dari tuan rumah, pengantin, tamu undangan, serta karang taruna.
Hasilnya, menurut Suwarso semua menunjukkan hasil negatif covid-19.
"Dari masing-masing tempat hajatan, kita lakukan pengambilan sampel sebanyak 10 orang, total terdapat 31 orang yang kita tes, hasilnya semua negatif covid-19," paparnya.
Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Mapolres Sragen, pada (27/05/2021) Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Lutfi menyentil melonjaknya kasus covid-19 yang disebabkan karena kegiatan masyarakat yang mulai aktif, salah satunya hajatan.
Irjen Pol Ahmad Luthfi berharap agar PPKM mikro yang telah terbentuk di setiap kecamatan kembali digalakkan, agar penularan covid-19 dapat dibendung.
"Di Sragen memiliki 20 Kapolsek kecamatan dimana babinkamtibmas terdapat 200 lebih, artinya PPKM Mikro akan kita galakkan kembali dalam rangka mempersempit gerak Covid-19 di masyarakat," harapnya.
Antigen di Plupuh
Acara pernikahan di rumah Sudarno, warga Dukuh Kajog, Desa Karanganyar, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen mendadak heboh setelah didatangi Satgas covid-19 Kecamatan Plupuh, Sabtu (29/05/2021).
Dalam acara hajatan tersebut, terdapat sekira 150 orang yang terdiri dari tamu undangan, maupun keluarga mempelai.
Kabag Humas Polres Sragen, AKP Suwarso mengatakan kedatangan satgas ke acara pernikahan untuk melakukan tes swab antigen secara acak.
Hal tersebut dilakukan, guna memastikan tidak akan muncul klaster baru yang bersumber dari acara hajatan.
"Hari ini dari jajaran satgas kecamatan Plupuh melakukan tes swab antigen secara acak, dan melakukan tes kepada 11 orang," ungkapnya kepada TribunSolo.com, sabtu (29/05/2021).
Baca juga: Disperindag Sragen Tak Bisa Kendalikan Harga Kedelai Impor, Pengrajin Tahu dan Tempe Minta Subsisdi
Baca juga: Update Aktivitas Gunung Merapi Sabtu 29 Mei 2021: Semburkan Awan Panas, Berstatus Siaga Level III
Baca juga: Dicari : Ibu Muda Asal Sragen yang Hilang Tanpa Jejak, Kini Polisi Ikut Mencarinya & Memeriksa CCTV
Sebelas orang tersebut terdiri dari tuan rumah, tamu undangan, karang taruna, bahkan pengantin tak luput dari sasaran petugas.
"Hasilnya swab antigen 11 orang negatif covid-19," tambahnya.
Camat Plupuh, Sumarno mengimbau bagi masyarakat dapat menggelar hajatan setelah mengantongi surat izin dari Polsek setempat.
"Setelah mengantongi izin dari polsek, silahkan dilaksanakan dengan prokes yang ketat dan dengan ketentuan pelaksanaan yang sudah di atur pada PPKM mikro," papar Sumarno.
Dengan dilaksanakannya PPKM mikro secara ketat, diharapkan gelaran hajatan tidak memunculkan klaster baru penularan covid-19.
"Harapan muspika, warga yang melaksanakan hajatan dapat berjalan aman dan lancar, serta tidak menimbulkan klaster baru di tempat orang hajatan," harapnya.
Razia di Boyolali
Puluhan pengendara terjaring dalam razia untuk mengantisipasi Covid-19 di depan kampus Universitas Boyolali.
Mereka diberhentikan untuk dilakukan uji swab antigen secara Drive Thru di lokasi tersebut.
Kasat Bina Masyarakat (Binmas) Polres Boyolali, AKP Bambang Kadarisman mengatakan razia pemeriksaan ini dilakukan untuk mencegah persebaran Covid-19 saat arus balik.
"Razia ini sebagai upaya kami menekan dan memutuskan mata rantai penyebaran balik pasca lebaran," ucap dia kepada TribunSolo.com, Jum'at (28/5/2021).
Baca juga: Penasaran dengan Rel Layang Joglo Solo? Begini Kesaksian Pejabat RT di Permukiman yang Akan Tergusur
Baca juga: Tak Hanya Pemudik, Penumpang Bus Berisi Pelayat Asal Kartasura juga Kena Razia Antigen di Sukoharjo
Bambang mengatakan pemeriksaan tersebut dilakukan secara acak.
Dari razia tersebut, ia menyebutkan ada 47 kendaraan seperti 1 bus, 3 mobil travel dan 43 mobil pribadi yang berhentikan.
"Ada 34 pelaku perjalanan jauh yang tidak mempunyai surat sehat mengikuti swab antigen secara Drive Thru," kata dia.
Bambang mengatakan razia tersebut dilakukan untuk menyasar pengendara baik dari arah barat dan timur.
Kemudian, ia mengatakan dalam operasi tersebut banyak yang dari arah DKI Jakarta dan Jakarta.
"Dari hasil pemeriksaan, Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada temuan positif," ucap Bambang.
Salah satu pelaku perjalanan jauh, Margono mengatakan dirinya bersama keluarga berasal dari Ponorogo menuju ke Kendal.
Ia mengaku berencana akan ke tempat saudara untuk bersilaturahmi di tempat saudarannya.
"Karena saat lebaran kami hindari, dan baru hari ini kami ke tempat saudara dan ada operasi ini, Alhamdulillah hasilnya negatif," ujar Margono.
Penumpang bus yang diberhentikan, Sri Anjarsih mengatakan dirinya dari Wonogiri menuju ke Pulogadung.
Dia mengaku tak mempersalahkan dengan operasi tersebut karena dirinya sudah menerima vaksin.
"Orang tua meminta pulang karena sakit tua, ini mau balik ke Jakarta, saya sudah divaksin dan ikut swab, sehingga biasa saja," ucap Sri.
"Saya berharap Covid-19 segera cepat hilang, agar bisa beraktivitas seperti biasa," harapnya.
Razia Sasar Pelayat
Polres Sukoharjo bersama Dinas Kesehatan Kabupten (DKK) Sukoharjo kembali melakukan razia.
Klai ini digelar di Terminal Sukoharjo, Jumat (28/5/2021).
Sejumlah kendaraan plat luar kota diberhentikan dalam operasi ini.
Bahkan, petugas juga menghentikan satu unit bus yang tengah melintas.
Kapos Pam Solo Baru Iptu Agus Suyanto, mengatakan bus tersebut membawa rombongan pelayat dari Kecamatan Kartasura.
Baca juga: Viral Ibu Muda di Sragen Hilang Misterius, Dua Anak Balitanya Terus Merengek & Menyebut Namanya
Baca juga: Viral di Boyolali, Pria Modus Beli NMax Malah Bawa Kabur Motornya, Tapi Pacar Ditinggal
"Rombongan itu hendak ke Wonogiri untuk melayat," katanya kepada TribunSolo.com.
Untuk memastikan penumpang didalam bus bebas Covid-19, DKK Sukoharjo mengambil sempel dengan memeriksa sejumlah orang didalam bus tersebut.
"Sopir, kernet, dan satu penumpangnya kita periksa hasilnya negatif," ujarnya.
Dalam operasi ini, sebanyak 25 orang dilakukan rapid antigen.
Iptu Agus menjelaskan, 25 orang yang diperiksa hasilnya negatif.
Dia menambahkan, operasi yustisi yang menyasar pemudik atau masyarakat luar kota ini masih rutin digelar.
"Operasi Yustisi ini rutin kita lakukan sehari tiga kali di berbagai wilayah yang kita pilih secara acak," katanya.
Terbaru, satu orang reaktif saat dilakukan rapid antigen di Pospam Kartasura kemarin.
"Yang reaktif langsung kita berikan tata laksananya dengan melakukan tes PCR, dan diminta isolasi mandiri," pungkasnya. (*)