Berita Solo Terbaru
Jengkelnya Gibran, Masih Ada Saja Pasien Covid-19 dari Luar Masuk Solo, Diantar Pakai Mobil Pribadi
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menunjukkan kejengkelannya soal pasien Covid-19 luar daerah.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menunjukkan kejengkelannya soal pasien Covid-19 luar daerah.
Ya, si pasien Covid-19 yang diantar pakai mobil pribadi ke rumah sakit rujukan di Kota Solo.
"Mohon maaf, ada pasien luar kota yang dirujuk ke Solo tanpa surat rujukan, diantar pakai mobil pribadi oleh keluarga," kata Gibran meninjau vaksinasi di Balai Kota Solo, Sabtu (26/6/2021).
Gibran mengatakan, hal ini sebenarnya melanggar aturan yang berlaku.
Ia mengingatkan, apabila pasien ingin dirawat di rumah sakit di luar tempat tinggal harus memiliki surat rujukan.
Baca juga: Petaka Kejar Lampu Hijau, Toyota Avanza Plat B Berkecepatan Tinggi Gasak 2 Pemotor di Serengan Solo
Baca juga: Ada Gerakan Boyolali di Rumah, Gibran Emoh Terapkan di Solo : Tak Mau Mempersulit Aktivitas Warga
Atau, ia bisa mengisi sistem informasi rujukan terintegrasi atau Sisrute, secara online.
"Ada aplikasi Sisrute, tapi kebanyakan tidak mengisi," ucap Gibran.
Karena melanggar aturan, sebenarnya bisa saja rumah sakit di Solo menolak merawat pasien ini.
Tapi, semua pasien Covid-19 yang sampai Kota Solo, kata Gibran, mau tidak mau tetap dilayani atas dasar kemanusiaan.
"Tetap semua kami layani. Itu urusan kemanusiaan. Tidak bisa pilih - pilih, tapi tetap itu salah," ujarnya.
Gibran Minta Tenang
Kota Solo kini dikepung beberapa kabupaten yang berstatus zona merah Covid-19.
Menanggapi situasi tersebut, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, menyatakan tidak mau melakukan lockdown.
"Dikepung Zona Merah ya memang," kata Gibran kepadaTribunSolo.com, Senin (21/6/2021).
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka Riwayatmu Kini, Sudah di Depan Mata Malah Corona Menggila, Ini Kata Gibran
Baca juga: Garang Sebut Corona Tak Ada & Siap Pegang Jenazah Covid-19, Asep bak Ayam Sayur saat Diciduk Polisi
Menurut Gibran, saat ini kasus corona di Kota Solo masih terkendali, jadi tidak perlu lockdown.
"Lockdown penyekatan belum ada instruksi, semoga kita tak tertular," tambahnya.
Dia mengatakan, walaupun saat ini tempat isolasi di Solo banyak terisi, namun kasus positif corona masih rendah.
"BOR (Bed Occupancy Rate atau tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit) kita memang tinggi di atas 80 Persen tapi ya kalau kita lihat justru kita merawat orang-orang se-Solo Raya," tambahnya.
Baca juga: Sukoharjo Klaim Belum Ada Kasus Corona Varian Baru: Perketat Pengawasan Sampai Tingkat RT
"Tadi sudah saya rapatkan bersama Bu Ning (Dinkes) dan pak Yani (Sekda) ya seperti yang sudah saya bilang akan disediakan ruang karantina baru," paparnya.
Gibran menyampaikan, pihaknya masih belum akan melakukan pengetatan di Kota Solo.
"Kita tambah tempat baru, nanti ada tapi moga-moga tidak terpakai," ungkapnya.
"Pokonya kegiatan sosial tidak akan dipersulit yang penting prokesnya diketatkan," tandasnya.
Tentang Varian Baru Corona
Asrama Donohudan Boyolali kini difungsikan menjadi lokasi isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 asal Kudus, Jawa Tengah.
Hal tersebut membuat warga sekitar asrama haji ketar-ketir. Pasalnya, varian baru virus Corona, khususnya Delta ditemukan dalam sampel pasien.
Virus Corona varian Delta dinilai bisa menularkan ke banyak orang dalam waktu yang singkat. Itu yang membuat warga sekitaran Asrama Haji Donohudan khawatir.
Baca juga: Garang Sebut Corona Tak Ada & Siap Pegang Jenazah Covid-19, Asep bak Ayam Sayur saat Diciduk Polisi
Baca juga: Pilunya Pasien Corona Gejala Berat Ini, Ditolak Puskesmas Lalu Naik Motor ke RS saat Kondisi Menurun
Menanggapi hal itu, Jubir Satgas Covid-19 RS UNS Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, masyarakat tidak perlu panik dengan adanya varian baru virus Corona.
"Jangan dianggap (virus) mutan terus sakti, tidak mati-mati, bukan seperti itu," kata Tonang dalam acara Overview Corona Jenis Baru dan Isu Dicovidkan, Kamis (17/6/2021).
Menurut Tonang, varian baru virus Corona tetap akan mati bila terkena sinar matahari.
"Virus mau mutasi apapun, kalau keluar dari tubuh seseorang, lalu kena sinar matahari, kena angin tetap mati," jelasnya.
Baca juga: Cegah Penularan Corona Varian Delta, Menko Perekonomian Minta Warga Isolasi 5 Hari
Oleh karenanya, masyarakat tidak perlu panik dengan adanya varian baru tersebut.
Apalagi, bila selalu menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan tertib dan ketat.
"Selama Asrama Haji Donohudan displin, masyarakat disiplin, itu tidak apa-apa," ucap dia.
"Di lingkungan Asrama Haji Donohudan, misalnya, saling menjaga, ada blok sana-sini sesuai gedung bisa buat sekat. Mencegah adanya transmisi," tambahnya.

Takut Isoman
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menyiapkan Solo Technopark sebagai lokasi isolasi mandiri pasien Covid-19 orang tanpa gejala (OTG) atau asimtomatik, khusus warga Solo.
Satu alasan difungsikannya Solo Technopark karena pasien Covid-19 asal Solo takut menjalani isolasi mandiri di Asrama Haji Donohudan Boyolali.
"Karena ada isu-isu temuan virus Corona varian baru. Warga Solo tidak berkenan dijadikan satu di Asrama Haji Donohudan," kata Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, Rabu (16/6/2021).
Baca juga: Dilematis, Kasus Corona Jateng Meroket, Penambahan Tempat Tidur di RS Terpentok Sumber Daya Manusia
Baca juga: Puluhan Santri & Pengurus Ponpes di Cepogo Boyolali Positif Corona: Setelah Terima Tamu dari Kudus
"Kita sediakan (Solo Technopark) untuk warga Solo," tambahnya.
Solo Technopark bisa menampung lebih kurang 100 tempat tidur pasien Covid-19 asimtomatik.
"Kalau 100 tempat tidur tidak cukup. Nanti bisa kita tambah," tutur Gibran.
Bila itu tidak bisa menampung atau overload, Pemkot Solo sudah menyiapkan sebuah hotel sebagai lokasi isolasi mandiri alternatif.
Baca juga: Apa Itu Varian Corona B16172 atau Delta? Begini Efeknya Dalam Tubuh: Lebih Cepat Menular
Itu sudah berkoordinasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
"Itu cadangan belum diaktifkan, baru dipakai kalau Solo Technopark sudah penuh. Mudah-mudahan tidak terpakai," ucap Gibran.
Namun, Gibran enggan membocorkan hotel yang bakal dipakai tersebut.
Baca juga: Dukuh Tegalrejo di Boyolali Lockdown, Belasan Orang Positif Corona: Tertular Warga Pulang dari Kudus
"Masih rahasia," ujarnya.
Bila sampai hotel dipakai sebagai lokasi isolasi mandiri, biayanya akan ditanggung Pemkot Solo.
"Biaya ditanggung pemerintah," kata Gibran.
Corona Varian Baru
Kabar soal varian baru virus corona yakni corona B.1.617.2 atau Delta memang membuat publik makin was-was sekaligus penasaran.
TribunSolo.com mencoba menghubungi pakar dari UGM terkait penjelasan transmisi virus corona baru tersebut.
Ketua Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM Yogyakarta Gunadi menyatakan, bahwa varian virus corona B.1.617.2 atau dikatakan Delta tingkat penularannya lebih tinggi dibanding dengan varian sebelumnya.
Baca juga: Bak Kota Mati, Satu Dukuh di Simo Boyolali Lockdown Gegara Tertular Corona dari Kudus, Kini Sepi
Baca juga: Tahan Dulu Dua Minggu! Pesta Nikahan di Sragen Dilarang, Imbas Varian Baru Corona Asal Kudus
"Lebih cepat menular dari varian virus corona yang sebelumnya," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (15/6/2021).
Hal itu sudah dibuktikan oleh Public Health Service di Inggris disebutkan transmisinya lebih tinggi.
"Para epidemiolog di sana menyebutkan tingkat transmisinya 50-60 persen," ungkap Gunadi.
Apabila ada orang yang terpapar virus ini, kekebalan tubuhnya dapat menurun.
Baca juga: Catat! Nikahan Dilarang hingga Night Market Ditutup Mulai 15-30 Juni,Imbas Corona Kudus Masuk Sragen
"Respons imun tubuh dengan virus yang masuk akan berkurang," paparnya.
Bahkan walau orang tersebut sudah divaksin respons akan menurun.
Di sisi lain, pihaknya telah meneliti pengurutan genom lengkap atau Whole Genome Sequencing (WGS) terkait adanya lonjakan kasus Covid-19 di Kudus.
Baca juga: Di Balik Mengerikannya Corona di Kudus : 82 Persen Sampel Pasien Covid-19 Terinfeksi Varian India
"Ada 70 spesimen yang kami uji tapi yang kami terima hanya 37. Yang sisanya dibawa ke Salatiga," katanya.
Dari penelitian itu ada 28 dari 34 atau sekitar 82 persen ialah varian Delta.
Untuk diketahui, WGS merupakan proses menentukan urutan DNA lengkap dari suatu genom organisme pada satu waktu.
Swab Dadakan di Solo
Razia swab antigen dadakan yang dilakukan Satgas Covid-19 dan tim gabungan di Alun-Alun Kidul Solo merupakan bentuk antisipasi penularan Covid-19.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, razia tersebut untuk menertibkan masyarakat yang masih abai dengan protokol kesehatan (prokes).
Dia menilai tim gabungan bergerak cepat untuk langsung melakukan razia tersebut.
Baca juga: ASN dan Pendamping PKH Kecamatan Gantiwarno Klaten Positif Corona, Satgas Covid-19 Klaten Tracing
Baca juga: Muncul Klaster Desa Pelemgadung Sragen: 19 Orang Positif Corona, 4 Meninggal Dunia
Hal ini merupakan respon yang baik sebagai semangat bersama melawan Covid-19 di Kota Solo.
“Ya kemarin dibahas di rapat, langsung gercep tadi malam sudah digelar operasi yustisi prokes,” kata Gibran kepada TribunSolo.com, Selasa (1/6/2021).
“Alhamdulillah yang dites kemarin semuanya negatif, jadi aman,” tambahnya.
Baca juga: Bikin Komentar Sudutkan Tim SAR soal Kasus Corona di Medsos, Pria di Karanganyar Dilaporkan Polisi
Nantinya kegiatan ini akan terus dilakukan dengan menyasar lokasi keramain di Kota Solo.
"Tempat- tempat yang mengundang keramaian, terutama malah hari kita sasar,” paparnya.
“Bukan mencari kesalahan, tapi memastikan saja, biar warganya (Solo) sehat,” ungkapnya.
Pengunjung Alun - Alun Terjaring Razia
Puluhan pengunjung Alun-Alun Kidul Solo yang melanggar protokol kesehatan langsung menjalani Swab Antigen di tempat, Senin (31/5/2021) malam.
Pantauan TribunSolo.com, petugas datang pukul 20.00 WIB.
Ada sebanyak 54 pengunjung yang tidak memakai masker terjaring razia.
Baca juga: Mempelai Wanita di Sragen Batal Gelar Resepsi Gegara Positif Corona, Ternyata Suami Juga Terpapar
Baca juga: ASN dan Pendamping PKH Kecamatan Gantiwarno Klaten Positif Corona, Satgas Covid-19 Klaten Tracing
Kabag Ops Polresta Solo, Kompol Sukarda mengungkapkan, penegakan protokol kesehatan menyasar masyarakat yang langgar prokes.
"Potensi terjadi penularan covid-19 akan ditindak secara tegas, bagi yang langgar prokes," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Senin (31/5/2021).
Ia menambahkan, penindakan tidak hanya di berlakukan di Alun-Alun Kidul, Solo.
"Ini pertama kali dilalukan, fokus masih di Alun-Alun Kidul, tidak menutup kemungkinan tempat lainya," ungkapnya.
Dia mengatakan, pengunjung yang datang harus mematuhi protokol kesehatan.
Baca juga: Halal Bihalal Berakhir Kesedihan, Kini Muncul Klaster di Sekarsuli Klaten, Puluhan Warga Kena Corona
"Yang mau makan atau berkunjung silahkan saja, asalkan sesui aturan yang ada," tegasnya.
Selanjutnya, apabila ada penggunjung yang hasil swab antigen reaktif akan dilalukan karantina.
"Langsung akan dikirim ke Asrama Donoyudan untuk karantina mandiri," jelasnya.
Namun dari hasil razia mulai pukul 20.00 - 21.30 WIB yang berjumlah 67 orang tidak ditemukan masayarakat dengan hasil positif. (*)