Berita Boyolali Terbaru
Badan Geologi Perbarui Potensi Bahaya Erupsi Merapi, Dua Kubah Lava Puncak Merapi Terus Tumbuh
Badan Geologi Nasional telah memperbarui rekomendasi bahaya erupsi gunung Merapi.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI- Badan Geologi Nasional telah memperbarui rekomendasi bahaya erupsi gunung Merapi.
Hal itu setelah melihat perkembangan aktivitas serta potensi erupsi gunung Merapi belakangan ini.
Sebelumnya, rekomendasi Badan Geologi daerah bahaya guguran lava dan awan panas berada pada sektor selatan – barat daya meliputi Sungai Boyong, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 5 km.
Sedangkan untuk sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan sungai Gendol 5 kilometer.
Baca juga: Tebing Setinggi 21 Meter di Lereng Timur Gunung Merapi Longsor, Akses Dua Desa Terblokir
Baca juga: Update Merapi : 2 Kali Muntahkan Awan Panas, Cukup Lama Sampai 3 Menit Lebih, Guguran ke Kali Bebeng
Sedangkan jika terjadi letusan ekspolsif, lontaran material bisa menjangkau hingga radius 3 kilometer dari puncak Merapi.
Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono dalam keterangan resminya menyebut, jika terjadi guguran lava dan awan panas, material yang meluncur di Sungai Boyong bisa menjangkau 5 kilometer.
Sedangkan untuk Sungai Bebeng dan Sungai Krasak luncuran material paling jauh mencapai 7 kilometer.
“Untuk sektor tenggara meliputi Sungai Woro dan sungai Gendol ancaman potensinya masih sama. Yakni sejauh maksimal 3 kilometer di Sungai Woro dan Sungai Gendol mencapai 5 kilometer,” ujar Eko, dalam siaran Pers yang diterima TribunSolo.com, Rabu (26/1/2022).
Potensi ancaman bahaya yang sama juga terjadi saat terjadi letusan eksplosif.
Baca juga: Curhat Warga Lereng Merapi di Klaten : Bak Anak Tiri, Jalan di Kota Mulus, di Desa Hancur Lebur
Material yang dilontarkan bisa mencapai 3 kilometer dari puncak Merapi.
Eko juga menyebut jika selama tahun 2021 kemarin, merapi telah mengeluarkan guguran lava sebanyak 61.446 kali.
Sedangkan awan panas guguran (APG) sebanyak 424 kali.
Aktivitas dominan bersumber dari Kubah Barat Daya. Arah luncuran lava dan APG pada awal aktivitas, yaitu Januari-awal Juli 2021, dominan ke Sungai Boyong dengan jarak luncur maksimal 3,2 km.
“Kemudian terjadi perubahan arah luncuran hingga saat ini ke arah Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 3 kilometer,” tulisnya.
Baca juga: Potret Jembatan Gantung Girpasang Klaten, Lewat Sembari Menikmati Keindahan Alam Lembah Merapi