Berita Sragen Terbaru
Nasib Seman Tak Bisa Lebaran : Pasang Jebakan Tikus di Sawah Sukodono Sragen, Malah Tewas Kesetrum
Kasus petani tewas karena tersengat listrik jebakan tikus lagi-lagi kembali terjadi di Kabupaten Sragen.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Petugas juga mengamankan dua gulungan kabel listrik, satu lampu neon dan satu stel pakaian korban," pungkasnya.
Diketahui, jebakan listrik tersebut dipasang sendiri olehnya dan berada di sawahnya sendiri. (*)
Dipasang Dua Hari Lalu
Camat Sukodono, Rinaldhy Arief Wicaksono mengatakan jebakan tikus tersebut dipasang oleh Seman baru dua hari yang lalu.
"Jebakannya baru dipasang dua hari di sawahnya, yang lain nggak ada yang masang, hanya dia (Seman) sendiri," katanya.
Diduga, korban datang ke sawah untuk mematikan aliran listrik yang sebelumnya lupa dimatikan.
Aliran listrik sendiri disalurkan dari sumur sibel yang berada didekatnya.
"Tadi kayaknya kepleset, lewat di galengan (pematang) kecil dan sempit, kepleset kena kawatnya," jelasnya.
Baca juga: Polisi Selidiki Kasus Pertama Jebakan Tikus Listrik di Sragen: Sebentar Lagi Naik Status Penyidikan
Baca juga: Pasang Jebakan Tikus Listrik di Sragen Terancam Pidana: 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta
Sebelumnya, korban sempat diperingatkan oleh Bayan desa setempat, yang mana sawahnya berdekatan.
"Disebelahnya itu sawahnya Pak Bayan, pas dia masang sudah diperingatkan, jawabannya korban, kalau bahasanya ora masang ora uman (tidak memasang tidak kebagian (padi))," terangnya.
Kemudian, dua hari kemudian setelah diperingatkan petaka menghampiri Seman.
Tubuh Seman yang sudah terbujur kaku di sawah miliknya itu pertama kali diketahui oleh petani lainnya yang tengah mencabuti rumput.
Kemudian, petani itu sempat teriak-teriak minta tolong, dan warga pun berdatangan untuk membantu menolong.
Setelah itu, korban dibawa ke rumah duka untuk dilakukan pemeriksaan dengan hasil murni tersetrum listrik.
Keluarga pun menerima musibah tersebut dengan ikhlas dan menolak untuk dilakukan autopsi.
Lanjut Rinaldy, sebenarnya populasi tikus di wilayah tersebut sudah mulai berkurang karena baru saja dilakukan aksi gropyokan.
"Sekarang populasi tikus sudah berkurang, karena sudah dilakukan beberapa kali gropyokan sebelum puasa kemarin," terangnya.
"Untuk burung hantu sudah ada yang mencoba di dua desa, tapi sekitar Jati Tengah baru dimasukkan dalam penyusunan anggaran ini," pungkasnya. (*)