Berita Boyolali Terbaru
Cara Pembuatan Pupuk Organik dari Eceng Gondok ala Warga Sekitar Waduk Cengklik Boyolali
Warga sekitar Waduk Cengklik Boyolali memanfaatkan Eceng Gondok yang tumbuh subur di sana untuk diolah menjadi pupuk organik. Bagaimana caranya?
Penulis: Tri Widodo | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Area Manager Communication, Relations, & CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho menjelaskan Waduk Cengklik merupakan kawasan perairan di Boyolali yang tidak hanya menjadi salah satu ikon wisata alam, tapi juga memberikan dampak lingkungan dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Namun, sedimentasi waduk yang disebabkan dari keberadaan Eceng Gondok yang berlebih berdampak langsung bagi masyarakat.
“Hal itu menyebabkan daya tampung air yang semakin surut dari waktu ke waktu, mengingat tanaman Eceng Gondok dapat terus bertumbuh dengan cepat. Jika dibiarkan tentu akan mengganggu kebutuhan air bagi orang banyak,” terangnya.
Baca juga: Misteri Waduk Cengklik Boyolali: Ada Kota Besar Dihuni Makhluk Gaib hingga Mitos Tumbal Nyawa
Berangkat dari hal tersebut, Pertamina memberikan edukasi kepada kelompok masyarakat untuk mengumpulkan dan mengolah Eceng Gondok sebagai pupuk organik padat dan cair untuk pertanian di sekitar waduk.
“Hal itu tidak hanya dapat menjaga kelestarian Waduk Cengklik, tapi juga mengurangi penggunaan pupuk kimia oleh petani," katanya.
"Sehingga bahan yang digunakan lebih ramah lingkungan, dan memberikan penghematan serta hasil panen yang lebih sehat dan organik,” ungkap Brasto.
Lebih Cepat Tumbuh Dibandingkan Pembersihan
Pertumbuhan Eceng Gondok kian menggila sehingga memenuhi hamparan Waduk Cengklik di Kabupaten Boyolali.
Meski hampir setiap hari dibersihkan oleh petugas dengan alat berat khusus, tetapi fenomena aneh muncul ke permukaan.
Di mana perkembangan Eceng Gondok lebih cepat dibandingkan pembersihannya.
Koordinator Lapangan Waduk Cengklik, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) Budi Hermawan mengatakan hampir setiap hari, petugas membersihakn Eceng Gondok ini.
Dikatakan, pembersihan dengan alat berat dan tali seling baja rimbunan Eceng Gondok ini ditarik ke daratan lalu diangkat dengan alat.
Baca juga: Kulineran di Waduk Cengklik Boyolali Sambil Lihat Sunset: Ada Nasi Pecel Wader di Warung Makan Denis
Baca juga: Benang Layangan di Flyover Waduk Cengklik Bikin Celaka, Warga Kartasura Tersayat di Leher
"Namun Eceng Gondok selalu adam bahkan pertumbuhannya lebih cepat," ujarnya, kepada TribunSolo.com, Sabtu (7/8/2021).
"Tanaman gulma ini berkembang sangat cepat, hanya beberapa minggu saja Eceng Gondok sudah lagi seperti ini," ujarnya
Dia menyebut, banyaknya Eceng Gondok ini cukup merusak pemandangan alam perairan Waduk Cengklik.
Selain itu, juga berpotensi menimbulkan pendangkalan area Waduk Cengklik.
Pihaknya pun tidak tinggal diam dengan kondisi ini.
"Kami terus berusaha membersihkan Eceng Gondok ini,” imbuhnya.
Pemancing Pusing
Suasana waduk cengklik saat ini dipenuhi dengan eceng gondok.
Tanaman air tersebut tumbuh dengan cepat dan menutup perairan waduk.
Hal ini membuat para pemancing di waduk cengklik gemas, sebab harus berusaha ekstra menyingkirkan eceng gondok tersebut.
Baca juga: Warung Basecamp Walidi di Waduk Cengklik Boyolali, Sudah 13 Tahun Berdiri: Berawal dari Warung Kecil
Baca juga: Area Parkir dan Pedestrian Objek Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Dibenahi: Telan Rp 11 Miliar
Jika tidak, maka kail yang dilempar tidak akan masuk kedalam air dan umpannya tersangkut di atas eceng gondok.
Saipul, pemancing asal Kadipiro, Solo yang menyingkirkan eceng gondok dengan menggunakan potongan bambu sebelum memancing.
Langkah itu harus dia lakukan, sebab sudah tidak ada lagi tempat untuk memasang kail pancing yang tertutup eceng gondok ini.
Baca juga: Fakta-Fakta Penemuan Jasad Remaja di Waduk Bade Boyolali : Sempat Meminta Uang Jajan Sebelumnya
“ Semua pemancing gitu, harus dibersihkan dulu. Bahkan kalau tidak diberi pembatas dengan kayu atau bambu, eceng gondok akan menutup lagi,” ujarnya.
Tidak hanya pemancing yang terancam eceng gondok ini. Lautan eceng gondok yang memenuhi perairan waduk cengklik menjadikan nelayan setempat tidak bisa mencari ikan dengan perangkap (Telih).
“Bagaimana mau masang Telih, melewatinya saja sudah sudah. Dan tidak banyak ikan yang mau makan umpan dalam perangkap. Sebab ikan-ikan banyak yang muncul ke permukaan untuk mencari udara," ujar Welli, warga Dukuh Turunan, Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak.
Kuliner di Waduk Cengklik
Di Waduk Cengklik, Boyolali ada sebuah warung yang sudah 13 tahun berdiri yakni Basecamp Walidi.
Para pengunjung bisa menikmati pesona waduk cengklik sambil kulineran di warung ini.
Basecamp Walidi menyajikan makan murah meriah seperti soto, rica ayam dan juga pecel.
Baca juga: Area Parkir dan Pedestrian Objek Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Dibenahi: Telan Rp 11 Miliar
Baca juga: Bakal Divermak, Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Ditutup Total ? Ini Kata Dinas Pariwisata
“Harga sotonya Rp5 ribu saja,” kata Walidi (49), pemilik Basecamp Walidi.
Menurut Walidi, awalnya warung tersebut adalah warung kecil yang hanya didatangi oleh pemancing di Waduk Cengklik.
Namun karena pemandangannya yang sangat indah, warung ini semakin banyak pengunjung.
Baca juga: Kakak Adik Korban Tenggelam di Waduk Kedung Ombo Dimakamkan Hari Ini, Keluarga Terlihat Tegar
Warung Walidi ini kemudian semakin besar dari waktu ke waktu.
“Awalnya hanya emplek emplek (warung kecil) kemudian karna pemandangan disini bagus jadi kita besarkan terus,” kata Walidi.
Pengunjung warung Walidi, Brian (22) mengatakan, pemandangan Waduk Cengklik yang dilihat lewat Basecamp Walidi ini cukup instagramable.
Baca juga: BREAKING NEWS: Waduk Kedung Ombo Makan Korban Lagi, Kakak Adik Meninggal Tenggelam
“Bagus, cocok sekali untuk dibuat story di instagram,” katanya.
Kala pagi, Basecamp Walidi menjadi tempat persinggahan bagi orang yang bersepeda dan jogging di sekitar waduk.
“Habis jogging langsung makan soto di Basecamp Walidi sambil menikmati pemandangan, cocok sekali,” kata Brian.
Kala Senja, warung yang terletak di Turunan Rt 1/7 Sobokerto, Ngemplak, Boyolali ini juga menjadi tempat menarik yang banyak di kunjungi oleh anak muda karena pemandangan Sunset terlihat langsung di Basecamp yang menghadap ke arah Barat ini.
“Kalau sore bisa jadi tempat nongkrong sambil lihat matahari terbenam,” kata Brian.
(*)