Berita Wonogiri Terbaru

Anak-anak Disabilitas Wuryantoro Wonogiri Dilatih Membatik : Hasilnya Dipasarkan, Bisa Jadi Cuan

Anak-anak di SLB Yayasan Sumber Bina Putra Desa (YSBPD) Wuryantoro Kabupaten Wonogiri dilatih membatik.

Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Erlangga Bima
Anak-anak SLB Wuryantoro di Kabupaten Wonogiri membuat batik ciprat dan batik tulis di lingkungan sekolah, Rabu (8/2/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Anak-anak di SLB Yayasan Sumber Bina Putra Desa (YSBPD) Wuryantoro Kabupaten Wonogiri dilatih membatik.

Hasil tangan anak-anak penyandang disabilitas itu nantinya akan dipasarkan melalui salah satu perajin atau rumah produksi batik di wilayah Pracimantoro, Wonogiri.

Kepala SLB Wuryantoro, Agus Dwi Surahman, mengatakan program itu dilaksanakan setelah pihaknya mengetahui ada penyandang disabilitas di Kecamatan Kismantoro dapat memproduksi batik ciprat.

"Dari situ kami dan guru ingin mewujudkan batik ciprat bisa di sekolah ini. Selain itu juga bentuk implementasi Merdeka Belajar," kata dia, kepada TribunSolo.com, Rabu (8/2/2023).

Menurutnya pelatihan pembuatan batik itu juga untuk memberikan keterampilan kepada anak-anak yang bersekolah di SLB Wuryantoro.

Sehingga, ketika nanti sudah benar-benar bisa membatik dan lulus dari sekolah, anak-anak penyandang disabilitas itu bisa membaur dengan lingkungan masyarakat.

"Jadi nanti bisa berkreasi, bergabung aktif dengan masyarakat dan bisa menyambung hidup," jelasnya.

Dalam kegiatan itu, kata dia, pihak sekolah bekerjasama dengan salah satu rumah produksi batik di Pracimantoro, yakni Batik Cikal.

Anak-anak dilatih secara langsung dari pemilik Batik Cikal. Nantinya hasil kreasi anak-anak akan dipasarkan lewat Batik Cikal.

Selain itu, jika ada anak yang memiliki potensi, akan direkrut menjadi salah satu perajin batik di rumah produksi Batik Cikal.

"Kemarin kita coba posting hasil batik ciprat, sudah ada empat pesanan. Alhamdulillah berarti hasil kreasi anak-anak penyandang disabilitas ini tidak kalah," ujarnya.

Baca juga: Cita-cita Marthen, Suami Korban Tabrak Lari Flyover Manahan yang Belum Kesampaian :Tinggal di Gentan

Baca juga: Daya Tampung SLB Negeri di Solo Terbatas, Anak Berkebutuhan Khusus Tak Punya Pilihan: Sekolah Swasta

Pemilik Batik Cikal, Munadi, yang secara langsung memberikan pelatihan itu mengaku sempat mengalami kesulitan saat mengajari anak-anak tuna grahita.

"Kalau yang anak-anak tuna rungu tidak kesulitan karena pegawai saya juga ada yang tuna rungu dan tuna wicara. Tapi kalau tuna grahita agak membingungkan karena anak-anak sangat aktif," jelasnya.

Namun setelah beberapa pertemuan, menurut dia anak-anak sudah bisa diarahkan.

Selain itu, juga sudah menghasilkan karya batik ciprat yang juga sudah ada pemesannya itu.

"Harapan saya anak-anak SLB ini bisa berkarya setelah nanti lulus sehingga nanti ada kegiatan di masa tuanya," pungkasnya. (*) 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved