Klaten Bersinar
Selamat Datang diĀ KlatenĀ Bersinar

Polemik Rekanan Masjid Sheikh Zayed

Tukang Las yang Belum Dibayar Rp150 Juta Pasca Garap Masjid Raya Sheikh Zayed Ingin Ketemu Gibran

Ahmad Mustaqim mengaku belum dibayar upah jasanya oleh beberapa rekan bengkel yang berada di Sukoharjo dan Yogyakarta.

Tribunsolo.com/Ahmad Syarifudin
Ilustrasi suasana di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Selasa (2/5/2023) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Polemik rekanan yang mengerjakan Masjid Raya Sheikh Zayed masih terus berlanjut.

Terkini, subkontraktor yang mengaku belum mendapatkan upah saat pengerjaan di masjid tersebut berharap bisa bertemu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Subkontraktor tersebut adalah Ahmad Mustaqim (24).

Ahmad Mustaqim mengaku belum dibayar upah jasanya oleh beberapa rekan bengkel yang berada di Sukoharjo dan Yogyakarta.

Dia bersama rekan-rekannya ingin bertemu dengan Wali Kota Solo agar permasalahannya dengan PT Galang Insan Nusantara (GIN) segera selesai.

"Saya bersama teman-teman ingin sekali bertemu dengan Mas Wali Kota Solo (Gibran Rakabuming Raka) biar ada titik terangnya dan ada pihak yang netral tidak saling membela siapapun," ucapnya, kepada TribunSolo.com, Sabtu (10/6/2023).

Pihaknya pun menegaskan akan siap bertemu dengan PT GIN bila nantinya dipertemukan.

Baca juga: Rekanan Proyek Masjid Sheikh Zayed Ungkap Tagihan Rp150 Juta ke PT GIN, Asalnya dari 3 BengkelĀ 

Baca juga: Alasan Sub-Kontraktor Masjid Raya Sheikh Zayed Ogah Bayar Rekanan, Pekerjaan Tak Sesuai SpesifikasiĀ 

Di sisi lain, keberaniannya untuk berbicara saat ini disebut Ahmad Mustaqim karena hanya ingin memperjuangkan haknya saja.

"Sebetulnya saya tidak mau diperpanjang permasalahannya, saya ingin hak saya dan teman-teman saja," ujarnya.

Perlu diketahui, Ahmad Mustaqim sempat mendatangi kantor PT GIN untuk menanyakan upah kekurangannya.

Namun sesampai di lokasi, Ahmad menyebut selalu diberi alasan.

Selang beberapa waktu, yang muncul menemui Ahmad Mustaqim hanya kuasa hukum dan bukan pihak PT GIN.

Padahal apa yang dilakukan Ahmad Mustaqim bersama rekannya ingin bertemu langsung dan membahas kekurangan upah tersebut.

"Saya juga pernah menemui PT GIN namun juga tidak ada respon," tandasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved