SD Negeri 2 Bero Trucuk Jadi Percontohan Sekolah Interaktif Terpadu, Ada Program Pengembangan Budaya

Program SIT menawarkan sejumlah pengembangan untuk siswa diantaranya pengembangan budaya religius, pengembangan pembiasaan bahasa jawa dan budaya jawa

Penulis: Ibnu DT | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM/Ibnu DT
Program SIT SD Negeri 2 Bero Trucuk, menawarkan sejumlah pengembangan untuk siswa diantaranya pengembangan budaya religius, pengembangan pembiasaan bahasa jawa dan budaya jawa. 

Ketika tiba waktu dzuhur dilakukan shalat berjamaah kemudian dilanjutkan dengan kegiatan ekstrakurikuler.

Selain itu program SIT menawarkan sejumlah pengembangan untuk siswa diantaranya pengembangan budaya religius, pengembangan pembiasaan bahasa jawa dan budaya jawa.

Hal itu dilakukan untuk meningkatkan daya saing dengan sekolah swasta sekaligus menguatkan karakter siswa yang religius dan berbudaya.

Sejumlah siswa SD Negeri 2 Bero Trucuk bersama Kepala Sekolah, Lanjar Sri Widodo
Sejumlah siswa SD Negeri 2 Bero Trucuk bersama Kepala Sekolah, Lanjar Sri Widodo (TRIBUNSOLO.COM/Ibnu DT)

"Jadi selain menonjolkan sisi agamanya kita juga menonjolkan sisi budaya dengan adanya ekstrakurikuler bahasa jawa,"

"Jadi selain karakter (sebagai orang jawa), siswa juga dapat berkomunikasi dengan bahasa jawa," jawabnya.

Baca juga: Wapub Klaten Yoga Hardaya Harapkan Sinergitas Semua Elemen Sukseskan TMMD di Desa Gununggajah Bayat

Menurutnya, kepribadian jawa dan berbahasa jawa menjadi penting bagi anak, ditengah pergeseran budaya yang terjadi dimasyarakat.

"Karena bahasa jawa sebagai bahasa ibu sudah menghawatirkan sekali, karena saat ini sudah mulai ditinggalkan," paparnya.

Lanjar mengungkapkan selain budaya, religi atau agama juga menjadi sorotan dalam pembelajaran.

Hal itu terlihat dari keseharian siswa yang melakukan salat dhuha dan dzuhur berjamaah di sekolah.

"Kita juga ada di ekstrakurikuler tahfiz, target kita sampai kelas 6 mereka bisa hafal juz 30."

"Karena siswa kita banyak lulusan TK ABA, jadi orang tua pengen hafalan anaknya jangan sampai hilang, jadi kita fasilitasi dan ternyata orang tua dan siswa sangat antusias," jelasnya.

Selain Tahfiz dan Bahasa Jawa sekolah tersebut juga menggelar ekstrakulikuler Teknologi Informasi (TI), Drumband, Karawitan hingga Seni Tari.

Terakhir ia menegaskan, salah satu kelebihan sekolah negeri dibandingkan dengan sekolah swasta dapat dilihat dari sisi pembiayaan, yakni di SD Negeri bebas biaya pendidikan alias gratis.

Sementara itu, Kepala Disdik Kabupaten Klaten, Titin Windiyarsih menjelaskan jika SIT merupakan program yang dilakukan di 26 kecamatan se-Kabupaten Klaten.

"Jadi ini dilakukan di 26 Kecamatan se-Kabupaten Klaten, jadi satu kecamatan 1 sekolah."

"Konsepnya akademis, ekstrakulikuler, religius, dan nasionalisme ada, konsepnya seperti itu," jelasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved