Alasan Apindo Boyolali Berharap UMK 2024 Cuma Naik Rp 67 Ribu : Terdampak Ekonomi Global yang Sulit

"Perusahaan tetap jalan, karyawan tetap bisa bekerja. Karena memang banyak perusahaan yang mengalami penurunan permintaan, bahkan ada yang belum mendapatkan pesanan pada tahun 2024," tambahnya.

Dia mengaku dari 43 perusahaan yang tergabung di Apindo, 10 diantara mengalami kondisi tak menentu. Salah satu perusahaan dengan jumlah karyawan 18 ribuan.

"Mereka mengalami drop order," katanya.

Baca juga: Besaran UMK Boyolali Dari Tahun 2019 Sampai 2023, Pernah Naik Rp 10.299, Bahasan Gaji 2024 Deadlock

Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (FKSPN), Wahono menyebut kenaikan upah dengan nilai indeks tertentu hanya 0,10 itu hanya akal-akalan pengusaha saja.

Sebab, upah buruh itu bukan menjadi hal yang utama dalam sektor Industri.

"Kita pernah melakukan penelitian. cost perusahaan untuk menggaji karyawan itu termasuk rangkingnya di bawah. Bukan salah satu yang menggangu kelangsungan perusahaan. Terutama di industri padat karya seperti garmen," kata Wahono.

Dia pun menyandingkan perusahaan yang sama di Jabodetabek. Perusahaan di sana tak keberatan memberikan upah karyawan dengan diatas Rp 5 juta.

Namun saat di Boyolali, mengganti karyawan dengan Rp 2 juta saja masih ditawar.

Perusahaan masih otak-atik untuk bisa mengaji karyawan dengan upah murah. Padahal, jenis pekerjaannya sama.

"Yang membikin sulit perusahaan itu bukan dari upah," tegasnya.