Kasus DBD di Sragen
Ratapan Pilu Ibu di Sragen, Sang Putra Meninggal karena DBD : Demam Tinggi, Sempat Dilarikan ke RS
Saat disemayamkan di rumah duka, nampak sang ibu, yakni Ika hanya bisa memandang pilu peti jenazah sang anak.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Seorang anak berusia 5 tahun warga Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, yakni HAA meninggal dunia karena diduga terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD), Senin (5/2/2024).
Kepergian anak baik ini membuat keluarga terutama kedua orang tuanya sangat terpukul.
Saat disemayamkan di rumah duka, nampak sang ibu, yakni Ika hanya bisa memandang pilu peti jenazah sang anak.
Ika pun hanya terduduk lemas dengan mata yang sudah sembap.
Nampak, keluarga lain yang juga masih berduka menguatkan Ika agar lebih tegar.
Sedangkan sang ayah, yakni Dwi juga tak kuasa menahan tangis, melihat jagoannya yang biasa ceria sudah terbujur kaku.
Dengan menahan tangis, sang ayah pun berusaha kuat menyambut pelayat yang datang.
Baca juga: Dinas Kesehatan Sebut Lonjakan Kasus DBD Selama 2024 di Sragen Merupakan Siklus 5 Tahunan
Sesekali, Dwi juga menyeka air matanya yang tiba-tiba jatuh.
Ika pun nampak tidak ikut mengantar jenazah sang anak ke peristirahatan terakhir.
Sang ayah meski dengan langkah lemas, berjalan menuju mobil jenazah untuk mengantarkan anak keduanya itu ke pemakaman.
Diceritakan nenek HAA, Wahyu (52) mengatakan HAA dibawa ke rumah sakit pada Rabu (31/1/2024).
Saat itu, menurut Wahyu kondisi cucunya itu tiba-tiba mengalami panas tinggi.
Melihat kondisi sang anak, Dwi yang bekerja sebagai petugas keamanan di salah satu rumah sakit langsung membawa sang anak untuk dirawat di rumah sakit.
"Disini dibawa ke rumah sakitnya tidak terlambat, karena panas seketika langsung dibawa ke rumah sakit, waktu itu panasnya sudah 40 derajat, sudah kejang anaknya," kata Wahyu kepada TribunSolo.com.
Lalu, setelah hari keempat dirawat di rumah sakit, menurut Wahyu cucunya itu dinyatakan positif DBD.
"Selama dirawat itu dia nggak mau makan, lalu dia akhirnya mau makan, kulitnya sudah keluar bintik merah," jelasnya.
"Senin pagi kondisinya ngedrop, keluar darah dari hidung dan duburnya, akhirnya langsung dirujuk ke RSUD," ucap Wahyu sembari sesekali mengusap air mata yang terus menetes.
Lanjutnya, di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, HAA masuk ke IGD.
HAA disarankan untuk menjalani perawatan intensif di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU).
Baca juga: Baru 2 Bulan, Sudah Ada 48 Warga Sragen yang Terjangkit DBD, 2 Meninggal Dunia
Namun, sebelum dirawat di PICU, HAA sudah menghembuskan napas terakhirnya.
"Saya ikut ke rumah sakit, saya pesimis, karena mulutnya keluar darah terus, duburnya keluar darah terus," kata dia.
Menurutnya, HAA dikenal sebagai anak yang pintar dan menggemaskan.
HAA pun juga sering bermain ke rumah Wahyu yang masih dalam satu lingkungan yang sama.
"Anaknya lucu, pintar, dia juga sering ke rumah saya," pungkasnya.
(*)
Cuaca Masih Tak Menentu, Warga Sragen Tetap Diminta Waspadai Penyakit DBD |
![]() |
---|
Hingga April 2025, Tercatat Ada 102 Kasus DBD di Sragen, Terbanyak di Sumberlawang |
![]() |
---|
2025 Baru Berjalan 9 Hari, Sudah Ada 7 Warga Sragen Terjangkit Demam Berdarah Dengue |
![]() |
---|
Dinas Kesehatan Sebut Lonjakan Kasus DBD Selama 2024 di Sragen Merupakan Siklus 5 Tahunan |
![]() |
---|
Kasus DBD di Sragen Makin Menjadi-jadi Hingga 2 Orang Meninggal, Dinkes Sragen Lakukan Hal Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.